Distance

12.9K 1.2K 17
                                    

Di dalam mobil Mr. Jhonson menyuruh anak buahnya mencari dimana putri semata wayangnya, dia harus menyelesaikan semuanya.
Mungkin putrinya tidak bahagia sehingga kabur, Rose memang pemberontak tapi dia selalu menjadi anak yang baik dan penurut.
"Urus surat cerai mereka...".
….......…...........................................................

Helikopter mendarat di helipad yang terletak di halaman hotel, Rose turun saat dia akan berjalan lagi-lagi William mengangkat tubuhnya dan menggendongnya.

"Aku bisa jalan sendiri" protes Rose.

William menatap wajah cantik Rose, "Dengan kaki yang terluka?, Tidak!".

Rose mendengus kesal, tapi William ada benarnya jika dia terlalu banyak bergerak luka-luka itu akan lama sembuh.

Mr. Jhonson melihat kearah William dan Rose dari lantai dua restoran hotel, pernikahan mereka memang murni untuk bisnis.
Setelah menikahi Rose, William menandatangani investasi seharga jutaan dollar untuk pembangunan kilang minyak di kawasan asia tenggara. Tetapi dia tidak mau putri semata wayangnya hanya di anggap sebagai boneka hidup.

Dia sudah melihat rekaman CCTV hotel, laki-laki itu berani bermain dengan wanita lain di hari pernikahannya.

"Ayah!" Panggil Rose yang masih dalam gendongan William.

Mr. Jhonson menaikkan sebelah alisnya, dia menatap kedua telapak kaki Rose yang di perban dan beberapa guratan luka di betis Rose.
Darahnya seakan mendidih, ayah mana yang tidak marah melihat putrinya terluka.
"Biar aku yang menggendongnya!" Pintanya dengan penuh harga diri.

William terkejut, pria tua ini ingin menggendong Rose?.
William menyerahkan Rose ke dalam lengan Mr. Jhonson, untung William belum menyerahkan sepenuhnya saat tubuh Mr. Jhonson terhuyung menahan berat Rose.

"Apa aku seberat itu Ayah?" Protes Rose yang memancing tawa William.

Sementara Mr. Jhonson menegakkan kembali tubuhnya, Rose bukanlah gadis kecil yang dulu bisa dia gendong hanya dengan satu lengannya saja.

William meletakkan Rose di kursi dengan hati-hati, "Jangan gerakkan kaki mu!".

"Iya... Aku tahu!" Rose mencibir, dia menatap Mr. Jhonson yang dari tadi diam menatapnya.

Saat William berdiri tegak dihadapannya, Mr. Jhonson langsung menyuruh Albert sekertaris pribadinya untuk membawa Rose pergi.

"Ayah ada apa?" Tanya Rose, dia tidak mengerti saat Albert membawa masuk kursi roda untuk dirinya.

"Ayah ingin kau bercerai dari laki-laki ini!" Jawaban Mr. Jhonson membuat Rose kaget.

Ada apa dengan Ayah?, Dulu dia yang memaksa Rose menikah sekarang dia juga yang menyuruh Rose bercerai.

Wajah William menegang tapi dia tetap tenang, "Maaf Mr. Jhonson, saya tidak bisa menceraikan Rose".

"Albert!" Teriak Mr. Jhonson saat sekertarisnya itu belum memindahkan Rose ke kursi roda yang di bawanya.

Saat Albert hendak mengangkat Rose, tangan William menggenggam pundak Albert seperti ingin meremukkan, "Jauhkan tanganmu dari istriku!".

"Pengawal!" Teriak Mr. Jhonson.

Hampir lima puluh pengawal memakai jas hitam masuk kedalam restoran, membuat wajah Rose pucat kenapa ayah semarah ini?!.

"Kevin!" Teriak William tidak mau kalah, sama seperti tadi kali ini pengawal yang masuk lebih banyak.

Kedua pria itu saling berhadapan dengan pandangan membunuh, "Hentikan!" Teriak Rose.

Semua tamu dan pelayan hotel bergidik, seakan perang dunia ketiga akan terjadi di tempat ini.

Faith (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang