Part 1

216 6 0
                                    

Ini sudah dua hari setelah pernikahanku. Ya, kalian benar, aku memilih menerima pernikahan ini. Ku pikir tak ada salahnya untuk menerima permintaan kedua orang tuaku.

Aku sama sekali belum berbicara kepada laki laki yang sekarang berstatus 'suami' ku  sejak malam pernikahan kami. Dia memang seperti sengaja tidak ingin berbicara padaku. Mengapa? Aku pun tak tahu.

Bagaimana ingin berbicara, sejak hari pertama kami bertemu, dia telah menunjukan sikap dinginnya padaku.

Aku bertanya tanya kepada diriku sendiri. Mengapa? Mengapa dia bersikap seperti itu? Apa salah ku?

Dua hari ini aku tinggal dirumah yang sudah disiapkan Alvin sebelum kami menikah. Ya aku, bukan kami, karena suami ku itu entah kemana sejak malam pernikahan kami.

Membayangkan malam pertama yang indah?
Ciuman kasih sayang?
Hari penuh cinta?
Hari penuh kebahahagian?
Suasana kekeluargaan?

Come on berhenti bermimpi gadis cantik.

Tidak ada malam pertama yang indah.
Tidak ada ciuman kasih sayang.
Tidak ada hari penuh cinta.
Tidak ada hari penuh kebahagiaan.
Tidak sama sekali ada suasana kekeluargaan.

Kemana laki laki yang berstatus 'suami' ku dua hari ini?

Cih kalian tak akan percaya.

Setelah malam resepsi pernikahan kami dia langsung pergi untuk mengurus cabang perusahaan nya di benua Eropa sana.

Aku? Pulang kerumah 'kami' diantar oleh supir suruhannya. Bagaimana aku tahu dia pergi mengurus perusaanya? No, jangan harap dia meminta maaf padaku harus pergi di malam pernikahan kami. Jangan bermimpi dia yang mengatakan bahwa ia mengurus perusaannya yang lain. Nyatanya, aku tahu semua itu dari adiknya.

Sudah kubilang bukan? Dia seperti enggan berbicara padaku, apalagi berurusan denganku.

Sungguh menyedihkan bukan pernikahan ku?

Aku tidak tahu akan seperti apa kedepannya pernikahan kami, namun aku akan terus mencoba memperbaiki pernikahan kami yang memang dari awal tidak baik.

Aku Ziya, tidak ada kata menyerah dalam kamus hidup ku.

Our MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang