#7

26 5 0
                                    

Suara dari arah belakang membuat Dania melihat ke arah tersebut, mata Dania membulat ketika sang wanita menarik tangan yang menutup hidungnya,

"Apa apaan si lo liat tuh baju cowo gue jadi kena darah lo jorok banget si!"

"Maaf,maaf banget gak sengaja"

"Halah lo bego ya? jelas jelas lo nabrak dia pake bilang gak sengaja!"

"Maaf, Denis pakai jaket gue aja ya buat nutupin baju lo, nanti gue cuciin"

"Ihh cewe kampung lo gak usah minjemin jaket kotor lo sama Denis jijik tau gak?!, lagipula baju Denis itu di laundry di tempat mahal, bukan di cuci tangan sama cewe kampung kaya lo!" ucap Alicia yang membuat Dania ingin meneteskan air matanya, penghinaan Alicia amat sangat menusuk hatinya.

"Gue tau gue cuma cewe kampung yang masuk kampus elite karena beasiswa, bukan seperti kalian yang masuk kampus ini dengan uang orang tua kalian, gue tau gue cuma cewe miskin dan rendahan di mata kalian, tapi haruskah kalian ngehina gue? Oke terserah kalian mau bilang apa permisi" ucap Dania dengan mata yang berkaca-kaca lalu berlalu meninggalkan kedua orang itu.

Denis menatap Dania yang mulai menjauh darinya dengan rasa bersalah, sebelumnya ia tak pernah merasa bersalah seperti ini kepada orang lain, tapi mengapa kali ini ia merasakan hal itu? Itulah yang membuat Denis terus bertanya dalam hatinya saat ini.

Ia menatap Alicia yang tertawa puas dengan aksinya tadi membuat Denis naik pitam.

"Keterlaluan!!" bentaknya pada Alicia yang membuat gadis itu terdiam seketika, Denis pun berlari mengejar Dania.

"Denis?! Kamu mau kemana?! Ih Denis!!" teriak Alicia ketika Denis berlari meninggalkannya.

Denis tak sengaja melihat Dania sedang berada di taman belakang kampus tempat Dania sering membaca buku, ia melihat gadis itu menangis sambil memenahan hidungnya yang terus mengeluarkan darah.

Denis berlari lagi mencari sesuatu ke arah kantin dengan tergesa-gesa, dan kembali ke taman itu menemui Dania.

"Denis? Ngapain lo disini? Belom puas ngehina gue?" tanya Dania yang membuang wajahnya dari hadapan Denis.

"Ck, gue beda" jawab Denis singkat lalu berjongkok di hadapan Dania yang membuat gadis itu agak salah tingkah.

"Lo ngapain jongkok?" tanya Dania.

"Pegel"

"Kan ada bangku, duduk disini aja lah, oiya lupa lo gak mau ya duduk sama cewe kampung kaya gue"

"Gue mau obatin lo" ujar Denis yang membuat Dania kaget tak percaya.

"Apa? Serius?" Denis mengangguk.

Denis membawa sekantung es batu yang tadi ia beli di kantin untuk menahan pendarahan Dania.

Tangan Denis meraih wajah Dania yang mulai pucat, lalu Denis melapisi es batu itu dengan sapu tangan miliknya dan meletakan es batu itu secara perlahan di hidung Dania.

"Ehm.. Denis makasih" air mata Dania jatuh di pipinya yang putih, Denis melihat ke arah Dania dan terdiam sambil berkonsentrasi pada hidung Dania yang pendarahannya mulai berhenti

"Maaf ya Nis"

"Gak papa" Denis menatapnya dengan mata tajam miliknya,

"Lo baik" mata Dania membulat ketika mendengar pernyataan Denis tentang dirinya,

'Baik? Denis bilang gue baik? Denis aneh cepet banget si berubah sikapnya' gumam Dania dalam hati.

"Denis soal baju lo-" ucapan Dania terputus.

Raindrop(Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang