#15

11 3 0
                                    

Seorang penata rias datang dengan membawa alat make up nya, ia mendandani wanita cantik di hadapannya dengan telaten.

Di hiasnya bibir wanita itu dengan lipstik berwarna pink,rambutnya yang terurai di kesampingkan dan di beri beberapa aksesoris yang membuat wanita itu terlihat sangat manis serta anggun.

Setelah selesai wanita itu mengenakan short dress berwarna biru langit serta sepatu yang melengkapi busananya.

Seorang pria masuk dengan mengenakan jas hitam dan dasi berwarna merah sambil merapikan lengan jasnya, lalu ia terdiam dan tersenyum tipis melihat seorang wanita cantik di hadapannya.

Sang penata rias pun mohon pamit pada Denis, Denis mengangguk dan membenarkan posisi jam tangannya.

"Denis?" panggilnya pada pria yang ada di depan pintu ruang apartemen.

"Apa?"

"Bajunya pendek dan ngetat banget, gue gak nyaman" Denis menepuk jidatnya pelan dan berjalan ke arah Dania.

Ia menarik Dania menuju kaca untuk melihat dirinya sendiri, Dania kaget dan tertawa melihat dirinya begitu berbeda hari ini.

"Hahaha, ya ampun gue beda banget ya"

'Gue rasa dia rada gila' Ucap Denis dalam hati.

"Lo jadi orang jangan bego banget kenapa?jelas jelas lo udah cantik begini"

"Uhhh Denis bilang gue cantik? Jarang banget nih, bilang lagi dong" Dania mencolek dagu Denis dengan centil.

"Gak cowonya gak cewenya demen banget nyolek dagu gue" Dania tertawa lepas, tapi seketika ia terdiam saat merasakan kepalanya sangat berat, wajahnya memucat keringat dingin mengalir lalu ia mencoba mengingat ingat sesuatu.

'Ya Allah aku belum minum obat'

Ia mencoba berjalan untuk mengambil tasnya yang ada di kasur, namun kaki Dania belum terbiasa mengenakan sepatu ber-hak tinggi membuat ia terjatuh karena tak bisa menjaga keseimbangan tubuh, namun untunglah Denis dengan cepat meraih tubuh Dania dan mendekapnya di dalam pelukan Denis agar tak terjatuh.

"Hooh ya Allah hampir aja,gue gak bisa jalan pake sepatu ini Denis"

"Lo mau ngambil apa?"

"Tas gue"

Denis mengambil tas berwarna pink itu dan ia berikan pada Dania, lalu Dania mencari cari sebuah kotak obat miliknya,

"Denis" Denis menengok ke arah Dania.

"Anterin gue ke kamar mandi dong" wajah Denis memerah seketika.

"Mau ngapain lo?!" hentaknya.

"Gue gak bisa jalan pake sepatu ini gue buka dulu ya"

"Jangan, biar gue yang anter"

Denis memegangi tangan Dania dan menuntunnya hingga ke kamar mandi,

"Udah lo tunggu situ ok?"

"Serasa babu" ucap Denis dan di sambut kekehan Dania.

Dania menutup pintu kamar mandi, lalu ia mengambil kotak obat dan air minum yang selalu ia bawa di tasnya, ia meneguk obat serta minumannya.

"Nah, ok gue siap sekarang"

Dania mencoba berjalan perlahan ke arah pintu saat membuka pintu lagi lagi kakinya terpelatuk oleh dirinya sendiri, dan Denis yang di hadapannya langsung menahan tubuh Dania dengan tangannya.

"Boyo banget lo"

"Sepatunya tinggi ish gue gak biasa"

Denis menuntun Dania hingga ke tangga lalu ia sampai di taman yang sudah di dekorasi dengan indahnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 04, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Raindrop(Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang