delapan

1.9K 251 12
                                    

"gila tuh cowok. Main tarik aja. Padahal tadi ada kak jihoon." cibir Jaerim setelah sampai di kelas dan duduk di bangkunya.

Ketiga sahabatnya yang melihat itu bingung terhadap jaerim. Perasaan tadi jaerim pergi dengan guanlin biasa saja, walaupun tadi di paksa.

"kenapa lo? Kusut amat mukanya?" tanya hanbyul lalu duduk disebelah jaerim sedangkan eunbi dan minji duduk di depan jaerim.

"lo tau gak?..."

"gk tau." jawab hanbyul.

"ih... Gue belum jelasin." kata jaerim kesal.

"iya iya. Maaf... Yaudah lanjutlah." balas hanbyul

"jadi gini, tadi itu gue kan sama guanlin ke kantin.  Terus tiba-tiba kak jihoon datang terus duduk disamping gue. Ehhh, si guanlin bilang udah siap makan padahal makanannya masih banyak. Terus dia main narik tangan gue aja. Kan gue sebelll..." cerita jaerim panjang lebar

"kan lumayan gue bisa dejat sama kak jihoon. Kapan lagi coba?"

Sahabat jaerim yang mendengar ceritanya hanya tertawa malu saja.

"mungkin si guanlin suka sama lo!" sentak minji tiba-tiba

"iya. Bisa jadi itu. Dia gak mau lo dekat sama orang lain." argumen hanbyul.

Sementara eunbi terdiam melihat ketiga sahabatnya.

Ada perasaan lega ketika dia mendengar bahwa guanlin suka dengan jaerim.

Mungkin saja dia tidak akan lagi mengejar jihoon.

"woi bi, diam aja lo." sentak minji.

"bi bi bi... Lo kira babi?" kata eunbi sebal.

"astagfirullah... Gak boleh bilang kayak gitu." ceramah hanbyul.

"maafin eunbi ya Allah." kata hanbyul sambil menengadahkan tangannya.

Jaerim hanya tertawa melihat kelakuan sahabatnya.

---

Kringgg....

Bel pulang sekolahpun berbunyi. Jaerim dan ke empat sahabatnya sedang membereskan peralatan dan memasukkannya ke dalam tas.

Sementara di depan kelas mereka sudah ada guanlin yang sedang menunggu.

"jae...jaerim!!! Guanlin tuh di depan." bisik hanbyul.

"bodo. Gue pulang sendiri aja hari ini."

"ihh... Kasihan udah nunggu dari tadi." balas eunbi.

"siapa yang nyuruh dia nunggu?" balas jaerim

"tapi kan..." sebelum eunbi berbicara lebih lanjut, jaerim sudah memotongnya.

"kalian sebenarnya sahabat gue gak sih? Lo lagi eunbi, katanya lo mau bantuin gue dekat sama kak jihoon. Tapi buktinya?" sentak jaerim kepada sahabatnya.

'gue bukannya gak may bantu lo jae, gue gak mungkin liat lo terluka.' batin eunbi

Semuanya diam mendengar perkataan jaerim.

Jaerim pun keluar kelas dengan menghentakkan kakinya. Dan berjalan melewati guanlin

"ehh.... Tunggu dulu." panggil guanlin sambil memegang tangan jaerim.

"lo apaan sih? Main pegang pegang aja." kata jaerim lalu menyentak tangan guanlin dan membuat tautan mereka terputus.

"ihh... Lo kenapa?" tanya guanlin.

"gue kenapa? Lo yabg kenapa!" balas jaerim lalu berlalu pergi meninggalkan guanlin.

"gue belum selesai ngomong." kata guanlin lalu memegang tangan jaerim lagi.

"kenapa lagi sih? Mulai sekarang lo gak usah dekat dekat gue lagi deh!"

"lo kenapa rim?" tanya guanlin.

"lo gak ngerti? Jangan deketin gue lagi."

"tapi kan gue mau jadi teman lo"

'Walaupun gue berharap lebih' batin guanlin

"yaudah kita teman. Tapi jangan terlalu dekat sama gue." jelas jaerim

"katanya teman. Masaan teman gak boleh dekatan?" tanya guanlin.

"gue risih dekat sama lo."

"kalau gue buat lo nyaman gimana?" tanya guanlin.

"ada hati yang harus gue jaga sekarang." balas jaerim lalu pergi meninggalkan guanlin yang terdiam.


Maaf ya,  disini gak ada jihoonnya.  Mungkin di part selanjutnya ada jihoon.  Jangan lupa vote dan comment ya. Thanks...

ketua osis; park jihoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang