Plasylist di atas: Feels like home-Ost Notebook's Movie
Happy reading⏳
God ... jantungnya ingin lepas sekarang juga. Dengan jarak sedekat ini Livy bisa mencium aroma wangi tubuh lelaki itu yang memabukkan akal sehat. Livy masih terpaku memandangi lelaki di sebelahnya. Tubuhnya terasa kaku ketika dirinya semakin dekat dengan lelaki itu. Waktu serasa berhenti sesaat. Tidak kah lelaki itu berfikir jika dia telah membuatnya semakin jatuh ke dalam mimpi yang indah? Livy harap tidak akan ada hempasan ke dalam lubang kelam setelah keindahan ini.
"Namamu Livy kan?" tanya lelaki itu masih dengan senyumnya.
Oh tuhan, kenapa aku tidak menemukan lelaki seperti ini sewaktu tinggal di Jakarta?
Livy mendongakkan kepalanya dan melihat lelaki itu mengukir senyum tulus di bibir. Ia mengangguk pelan menanggapi pertanyaan lelaki itu. Lantas lelaki itu mendekatkan bibirnya pada telinga Livy yang membuatnya semakin tidak mampu bergerak.
"Lain kali jika kau ingin memperhatikanku bermain biola, ketuk saja pintunya. Aku akan menujukkan kelihaianku padamu dengan senang hati." bisik lelaki itu. Suara lembutnya benar-benar membuat Livy merinding seperti tersetrum listrik.
Ucapannya memperjelas kalau lelaki itu adalah sang pemain biola yang sempat Livy perhatikan. Oh god! Lelaki itu melepas rangkulannya dan meninggalkan penuh tanya saat pergi berlalu dengan senyum simpulnya.
Dia ... siapa?
Dari jauh Arthur tersenyum melihatnya. Ku rasa kehadiran Livy bisa membawa warna yang baru disini.
Cindy berjalan mendekati Livy. "Jangan berlarian lagi Liv, aku takut kau terjatuh. Lebih baik sekarang kita ke ruang keluarga. Ada yang ingin kami beritahu." ajak Cindy sembari merangkulnya.
Livy mengangguk dan akhirnya ia pergi berlalu menuju ruang keluarga bersama Cindy yang di ikuti Arthur di belakang.
Di sebuah ruang keluarga yang mewah. Tidak, bukan sekedar mewah, tetapi interiornya sangat amat luar biasa. Livy seperti tinggal dalam istana kerajaan. Semua yang ia lihat bagai cerita kerjaan dalam negeri dongeng.
Cindy menepuk jarak kursi kosong di sampingnya. "Liv, duduk lah disampingku." suruh Cindy.
Livy tersenyum mengangguk dan duduk di samping Cindy yang bersebelahan dengan suaminya.
"Kami ingin memperkenalkanmu kepada ketiga anak lelaki kami." jelas Cindy seraya menggenggam tangan Livy.
"Ah ... baiklah Tante Cindy." balas Livy.
Dalam hatinya, Livy merasa senang. Entah kenapa firasatnya mengatakan kalau perkenalan ini menjadi awal yang baik. Sepertinya dia akan melihat pangeran tampan seperti khayalannya sewaktu kecil. Sebelumnya ia memang sudah melihat ketiga lelaki itu dari foto keluarga, satu di antara mereka sudah ia lihat tadi secara langsung, dan memang wajahnya sangat tampan! Ia jadi penasaran seperti apa wajah yang lainnya. Apa lebih tampan dari foto seperti lelaki yang ia temui tadi, atau biasa saja?
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Man Standing (TAMAT)
Romansa#1 LastStandingNation Ketika kebangkrutan melanda keluarganya, Livy terpaksa tinggal bersama teman ayahnya, keluarga Ackles. Arthur Ackles yang kaya raya menyambut kehadiran Livy dengan senang hati. Karena senang dengan kehadiran Livy dalam kelua...