Arina berjalan tergesa ke kamar mandi.
Dia merasa gerah, dan ingin segera melepas gaun ketatnya.
Pertama, ia mencoba membuka resleting di punggungnya yang memanjang ke pinggang.Tapi sial, resletingnya begitu kecil dan ia kesusahan.
Saat benar-benar kesabarannya habis ia mulai mencoba merobek gaun putihnnya."Aaaargh.."
"Ar kamu kenapa?" ujar suaminya di balik pintu.
"Diam kau Rich"
Dengan seluruh tenaganya ia mencoba merobek gaun dibagian belahan dadanya, namun mustahil. Kain itu seakan tidak bisa robek. Dan Arina mulai menggeliat antara kesal karena gaun itu tidak robek dan marah karena tidak bisa membebaskan tubuhnya dari belitan gaun pengantin yang berat itu.
"Sial! Gaun sialan."
Arina mulai meraung dengan tangan yang berusaha mencabik-cabik gaunnya."Biarkan aku masuk Arina"
" Pergi kau." Bentak Arina kesal.
Namun setelah dirasa tidak ada hasilnya, Arina berjalan ke arah pintu dengan kaki terhentak kesal.
Membuka kunci dan seakan belum ada habisnya, rasa kesal Arina bertambah dengan melihat tampang Richard yang sangat idiot.
"Rich! Cepat robek gaun sialan ini!"
Richard yang di bentak Arina hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah ajaib sang istri.
"Berbaliklah. Aku akan menurunkan resletingnya"
"Ia cepatlah" ujar Arina tidak sabar.
Setelah gaunnya longgar. Seakan kesurupan Arina segera merebut gaun di tangan Rich yang sudah terlepas dari tubuhnnya dan menarik sisi gaun kearah yang berlawanan sehingga menimbulkan bunyi 'krak' yang nyaring.
Arina terus mengumpat Sialan Sialan berulang kali sementara Richard hanya melongo antara bingung dan ingin tertawa keras, menonton Arina yang mencabik gaunnya yang sudah tidak terbentuk.
Tidak memperdulikan ketelanjangannya Arina segera menginjak gaun mengenaskan itu ditempat sampah.
"Hah!!" Arina mendesah puas, meninggalkan Richard yang tercengang ke kamar mandi.
----------
![](https://img.wattpad.com/cover/123163920-288-k776748.jpg)