FIRST : BITTERSWEET AND LOVE

96 10 2
                                    

KEYSHA

Sinar mentari mulai menghiasi bumi, menerobos celah-celah jendela kamar memancarkan sinarnya membuatku menggeliat kecil. Mataku mengerjap-ngerjap pelan berusaha menormalkan pandangaku menatap ke seluruh penjuru ruangan. Dimana Reno? Itulah pertanyaan yang ada dalam benakku kini. Aku coba mengingat-ingat kembali apa yang terjadi kemarin. Aku menepuk dahiku pelan namun sedetik kemudian aku meringis kecil. Dasar bodoh! Aku jatuh pingsan karena kelaparan kemarin. Ya, memang sejak aku duduk di bangku SMA, aku mengidap penyakit maag karena sering meninggalkan jadwal makanku. Jadi aku ini sensitif sekali dan tak bisa sedikit saja telat makan.

Aku bangun dari ranjang dan berniat untuk mencari sesosok laki-laki yang kini sudah sah menjadi suamiku. "Kak Reno! Kak.. Kamu dimana?" Langkahku terhenti ketika aku berdiri di pantulan kaca menampilkan tubuhku yang sedikit terlihat kacau. Aku tertawa cengengesan. Jelek sekali diriku ini. Tawaku terhenti ketika ku lihat bajuku sedikit terlihat berbeda atau yang lebih tepatnya telah diganti baju lain. Fantasi liar mulai memenuhi benakku. Apa mungkin Reno yang.. Hahaha. Aku tersipu malu. Ada sedikit perasaan malu dan senang jika membayangkan Reno menggantikan pakaianku. Atau mungkin dia sudah melakukan yang lebih. Ah gila saja aku ini!

"Apanya yang lucu? Dasar aneh dari tadi senyum sendiri." Lamunanku buyar ketika ku lihat Reno hanya memakai celana boxer dan sedang mengeringkan rambut basahnya dengan handuk. Aku sontak menutup mataku. Hampir saja aku berteriak kalau saja aku tidak ingat bahwa dia adalah suamiku. Ku lirik dirinya yang masih asik pada kegiatannya. Wangi maskulin menyerbak hidungku. Dia terlihat tampan dan err sexy. Tubuh jangkung ditambah badan kekarnya itu menambah rasa kagum pada diriku. Benarkah ini suamiku? Aku terkekeh geli.

"Kak Ren."

"Hm?" hanya deheman kecil yang ia respon untukku.

"Bajuku.."

"Aku minta Mama yang menggantikannya." Aku terdiam mendengar jawabannya. Tersirat rasa kecewa dalam hatiku yang berharap bahwa dialah yang menggantikan pakaianku. Mungkin kalian berfikir bahwa aku ini mesum. Tapi, ayo berfikir lagi. Dia suamiku. Bukankah seharusnya dia sudah halal melakukan itu padaku.

"Makan sana. Biar nggak pingsan lagi, nggak nyusahin orang lain lagi." Ucapan Reno sedikit mencelos hatiku. Aku tahu dia sedang mengkhawatirkanku, tapi entah mengapa rasanya omongan yang barusan sedikit memperlihatkan bahwa aku sudah menyusahkannya semalam. Aku menyunggingkan senyuman lebarku, lalu berkata "Aku nggak bisa masak." Reno melirikku datar lalu menghela nafas.

"Masak mie aja kalau gitu yang sedikit lebih gampang dimasak. Lagian juga Mama udah masak tadi." Ucapnya santai seraya meninggalkanku. Aku memajukan bibirku cemberut melihat kepergiannya.

Ku langkahkan kakiku keluar kamar menuju ruang makan. Dapat ku lihat Mama mertuaku sedang menyiapkan sarapan pagi. Rasa malu sedikit menjalar diriku. Aku ini kan menantunya, harusnya aku yang menyiapkan sarapan untuk keluarga baruku. Aku berjalan mendekati Mama,

"Pagi, Ma." Sapaku tersenyum kecil.

"Kamu udah bangun? Masih sakit badannya? Duh, kamu bikin panik semua orang tadi malem." Mama berceloteh panjang lebar menampilkan rasa khawatirnya yang tinggi padaku. Disinilah aku jadi merindukan sosok Mamaku yang tentu kini ada di rumah lamaku. Aku tertawa cengengesan. Membantu Mama menyiapkan menu-menu makanan yang sudah dibuat oleh beliau.

"Aku cuma kelaperan aja, Ma. Sebentar lagi juga perutku akan terasa kenyang memakan masakan Mama yang keliatan enak ini." Aku mengacungkan jempol pada Mama dan dibalas oleh senyuman cantik dari wajahnya yang sudah mulai tua mengerut.

"Reno mana? Masih belum bangun?" tanya Mama mencari sosok Reno yang dari tadi belum nampak batang hidungnya.

"Tadi habis mandi, Ma. Mungkin lagi ganti baju." Jawabku usai menaruh semua makanan pada meja makan. Tak lama Papa datang menuruni anak tangga dan langsung duduk.

"Udah bangun, nak? Renonya mana?" sapa Papa lembut menatapku ramah. Untuk ke dua kalinya aku disuguhi dua pertanyaan yang sama. Aku duduk mengambil kursi yang ada disamping Mama.

"Tadi Kak Reno lagi..." ucapanku terputus ketika sosok Reno yang sedari tadi dicari orang tuanya muncul seraya duduk berhadapan denganku. Reno menggunakan kemeja abu-abu dengan celana bahan berwarna hitam lekat ditambah jas yang ia gendong dengan tangan kanannya. Jujur saja, dia terlihat lebih berwibawa jika seperti ini.

"Pagi, Ma. Pagi, Pa." Sapa Reno mengambil sarapannya. Wajahnya selalu datar, dingin, dan tetap terlihat tampan bagiku. Hahaha.

"Kamu mau kemana, Ren?" tanya Mama melirik penampilan Reno merasa aneh padanya.

" Ke kantor, Ma. Kerja."

Astaga. Bahkan dengan orang tuanya pun, ia masih tetap bersikap kaku. Aku diam tak berani mengeluarkan suara. Hey ayolah! Bukankah seharusnya ini adalah waktu untuk kami honeymoon? Malam pertama ku lalui begitu saja dengan kejadian pingsannya diriku. Lalu sekarang? Reno bilang ia mau kerja? Aku frustasi mendengarnya.

"Papa sudah mengambil alih pekerjaanmu sementara waktu. Jadi habiskan masa cutimu selama satu minggu untuk bulan madu dengan istrimu."

Ya Tuhan!! Thanks too much Papa. Kau menyelamatkan impianku. Ku lihat riak wajah Reno yang tak enak untuk dipandang. Tak ada rasa senang melainkan muram yang ada.

"Tapi, Pa.. Papa sudah semestinya untuk beristirahat. Biar Reno saja yang mengurus semua urusan pekerjaan." Bela Reno berusaha menolak tawaran Papa.

"Mau dikata apa, Ren? Kamu baru menikah kemarin. Apa yang akan orang fikirkan jika kamu langsung bekerja? Semua orang akan berfikir bahwa selama ini Papa yang memaksamu menikah? Papa tidak mau tahu. Pokoknya kamu harus ambil cuti dan pergilah berbulan madu bersama istrimu."Intonasi pengucapan Papa sedikit tinggi. Dapat aku rasakan Papa tengah menahan emosinya. Reno terhenyak diam. Ia segera bangun dari tempat duduknya dan pergi tanpa meneyelesaikan sarapannya. Papa menghela nafas panjang, di sampingnya Mama tengah mengusap punggung Papa berusaha menenangkan emosi Papa.

"Biar Keysha yang bicara sama Kak Reno, Ma."

MercyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang