FOUR : HARD TO DO

70 8 2
                                    

KEYSHA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


KEYSHA

Kau tahu apa hal tersulit selama hidupku?

Hanya ada satu hal yaitu mencintaimu

Entah sampai kapan, aku akan menantinya

Menanti kau mengucapkan itu

'Aku mencintaimu, Keysha'



Ini sudah hari ke tiga kami berdua berbulan madu. Tapi bahkan tak pernah sedikit pun ada yang terjadi pada kami. Aku tidak mengharapkan sesuatu apa pun darinya. Pernah aku mencoba untuk memeluknya, tapi ia segera menghindar jauh dariku. Aku tidak tahu. Apakah ini yang dinamakan cinta sepihak? Apa cinta sepihak pun ada dalam rumah tangga? Aku menghela nafas berat. Sikapnya terlalu acuh seolah tak memperdulikanku yang terus berusaha mendapat perhatian darinya.

Aku melahap sandwich sebagai sarapan pagiku ditambah susu cokelat yang selalu setia menemaniku. Sejak aku bangun tadi, ia sudah tidak ada. Entah kemana kali ini perginya, ia tak pernah berpamitan padaku. Aku segera mengganti pakaianku, ada niatan untuk berjalan-jalan. Aku suntuk di kamar ini sendirian. Naik sepeda mengitari perkotaan mungkin ide yang bagus.

Aku tersenyum riang. Kali ini aku menggunakan jumpsuit levis dengan kaus putih polos pendek sebagai baju dalamnya. Tak lupa sneakers putih menghiasi ke dua kaki ku. Ku ikat rambutku menggulung. Tak perlu kosmetik apa pun, aku memang lebih suka tampil natural. Saatnya bersepeda!

Aku mengayuh sepeda yang sudah ku pinjam pada hotel. Memang sepeda itu sendiri merupakan fasilitas yang tentu sudah disediakan oleh hotel yang kami tempati. Sepedaku terus berjalan mengelilingi perkotaan Bali yang dipadati oleh berbagai bule mancanegara. Tidak begitu buruk. Ini ide yang sempurna untuk menghilangkan rasa suntukku.

Dari kiri hingga kanan, banyak panorama yang begitu menyejukkan fikiranku. Budaya bali yang begitu kental hingga adat dan tarian dapat ku lihat hanya dengan menengokkan wajahku ke kanan dan kiri. AKu tersenyum senang. Bangga dengan warisan leluhur yang kaya akan budayanya.

Tak terasa aku terus mengayuh hingga tanpa ku sadari entah dimana kini aku berada. Aku berhenti mengayuhkan sepedaku. Bingung dengan daerah yang asing bagiku. Ah bagaimana ini? Bagaimana caranya supaya aku bisa pulang? Aku menggaruk rambutku frustasi. Ponselku saja tertinggal di kamar tadi. Aku memang sangat ceroboh.

"Excuse me. Are you okay?" seorang turis jangkung tampan menghampiriku seolah paham bahwa aku sedang kesulitan. Astaga! Aku ini kan tak pandai bercakap dengan bahasa inggris. Nilai di raportku saja sudah menandakan betapa bodohnya aku dalam pelajaran satu itu.Aduh, mati aku!

"Mmm.. anu, yeah. I lost my way. And.. i.. i.." Apa sih itu bahasa inggrisnya, ah bodohnya aku.

"You need some help?" tanyanya lagi.

"Your phone.. Mmm bolehkah i pinjam your ponsel?" Aku menepuk jidatku merutuki kebodohan yang melanda diriku ini. Ah apa dia paham dengan apa yang aku ucapkan? Apa dia tidak bisa berbahasa Indonesia? Apa harus kami terus yang mencoba untuk memahami bahasa kalian?

MercyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang