****
"jadi Han bagaimana hasilnya? Apakah ada yang bermasalah Dengan rahim istri saya? ". Fatar membuka obrolan saat melihat ekspressi istrinya yang Gelisah menanti jawaban dokter hana yang tak lain teman fatar jaman kuliah dulu.
"Bagini...",Dokter Hana menutup dokument berisi riwayat kesehatan Farah, "jika dilihat dari hasil pemeriksaan dari berkas ini, tidak ada masalah sama sekali. justru untuk tahun pertama dan kedua adalah masa subur istrimu fat". Dok Hana menjelaskan hasil analisnya. Farah tampak tak Terima, jika benar rahim nya tidak bermasalah mengapa sampai limatahun dia tak 'isi'???. batinnya menyela.
"apa dokter yakin?". Farah menyampaikan keraguannya.
Dokter itu tampak menghela nafasnya, hal itu membuat farah tidak enakan karena seolah tak percaya omongon dokter Hana.Dokter itu menautkan kedua jari jari tangannya membentuk sebuah lipatan, dia ingin menyampaikan sesuatu namun merasa tidak enak hati karena akan menyinggung perasaan sahabatnya itu, "baikalah begini saja jika kalian masih ragu kita bisa melakukan pemeriksaan ulang."
"baiklah kalo begitu han, Lakukan kembali pemeriksaannya secara mendetail". Fatar menyetujui pendapat dokter Hana, "tapi disini bukan cuma istrimu saja diperiksa tar, kamu juga".
"ap.. apa maksud dokter? Suami saya tidak bermasalah dok, yang bernasalah disini itu saya ".
"biarkan hasilnya yang Akan menjawabnya Bu, dan tar..aku harap kau tidak berfikir negatif dulu karena ini masih kemungkinan kecil". Akhirnya Hana menyampaikan pemikirannya. Fatar Nampak kaget mendengar ucapannya sahabatnya itu.
Maksudnya ada kemungkinan jika dirinya yang bermasalah?
"Lakukan apapun yang terbaik han." Hana tersenyum kecil ganti jawaban pertanyaan Fatar.
💔💔💔💔
Perjalan menuju rumah serasa sunyi, baru kali ini Suasana seperti ini terjadi membuat Farah bingung.
Sejak selesai melakukan pemeriksaan ulang suaminya, fatar tampak diam tak membuka Suara. farah khawatir suaminya itu memikirkan hal hal negative tentang kemungkinan yang dikatakan dokter Hana." never mind, everything it's okay right? ". Farah menggenggam tangan Fatar yang terbebas, suaminya itu hanya tersenyum kecil membawa kepala Farah bersender didada bidanganya. Ketika Farah tak lagi menatap fatar karena terhanyut Akan kehangatan yang didapat dari Dada bidang fatar, senyum fatar memudar. Sungguh dia tak bisa berbohong bahwa dirinya khawatir. Khawatir jika dirinya yang bermasalah disini, diakan ditinggal oleh istrinya. Jika farah yang bermasalah tentu dia tak akan keberatan Sama sekali.
Tak terasa mereka sudah sampai dirumah, ternyata fajar telah menunggu didepan teras rumah. Saat fatar dan farah berjalan mendekat fajar menunduk tanda hormatnya.
"sayang bisakah aku minta tolong?". Farah menatap fajar sekilas Kali menatap kembali suaminya. Fatar hanya mengangkat alisnya sebagai pengganti jawaban apa?
"bisakah kau menyuruh supir kesayanganmu ini berhenti memanggil aku nyonya Dan berhenti menunduk hormat? Aku merasa durhaka membuat orang yang lebih tua dariku menunduk hormat seperti itu". Gerutu farah jengkel, yang disindir farah hanya menunduk tanpa ekspressi.
"kau dapatkan yang kau mau yang mulia..", fatar mengacak rambut istrinya itu. "kau dengar itukan fajar? Berhenti membuat yang mulia ratu kita jengkel, ikuti saja maunya jika kau tak mau dihukum pancung olehnya". Fatar menasehati fajar, sambil menggoda farah.
Lihatlah.. Kini Farah menatap nyalang kearah fatar, beraninya kau!.
Jengkel karena merasa diledek oleh fatar dan fajar, farah pergi meninggalkan kedua lelaki itu dengan menghentakkan kakinya.