Sejak aku mengenalmu, hanya satu harapan yang selalu kupanjatkan pada Tuhan.
Semoga kamu akan menjadi milikku Dan bahagia denganku.
Apa harapanku terlalu sulit?*****
Fatar membawa farah untuk bertemu tuan rumah yang mengadakan acara malam ini, mereke berjalan Bersisian dengan tangan fatar melingkari pinggang farah.
"bapak hermawan, saya benar-benar tersanjung atas waktu yang anda sisihkan untuk menghadiri acara kami ". Tuan rumah yang juga rekan bisnis fatar menyapa mereka.
" pak Adam terlalu berlebihan". Fatar tertertawa kecil membalas ucapan relasi kerjanya. Selanjutnya hanya perbincangan menyangkut pekerjaan yang dibahas fatar dan Adam.
Farah hanya ikut menambah pendapat fatar jika fatar menanyakan pendapatnya, karena sejujurnya dia memang kurang suka dengan acara pesta namun pekerjaan suaminya malah sering dikelilingi pesta pora apalagi jika salah satu relasi bisnisnya memenangkan tender besar makan akhirnya akan berujung pesta besar.
Pukul sepuluh malam mereka sampai dirumah, fatar sengaja pamit lebih awal karena kasihan melihat istrinya yang sudah kelelahan. Ditambah lagi fatar mendapat laporan dari fajar reenters istrinya sepulang mengajar mampir Kerumah mama, Pasti disana dia membantu beberes.
Farah membuka matanya ketika merasakan kendaraan mereka berhenti, "sudah sampai ya? " Tanya farah menguap tanpa mau repot-repot menutup mulutnya.
"capek heum?" Fatar mengelusi rambut hitam istrinya yang menampilkan raut lelahnya, Farah hanya mengangguk sembari merapatkan tubuhnya pada tubuh fatar.
Tak ingin mengganggu tidur wanitanya, fatar keluar dari Mobil lalu membuka pintu mobil farah lalu menggendong farah keluar dari mobil.
Farah menggeliat mencari kehangatan pada Dada bidang fatar membuat siempunya Dada berdesir, begitu sampai dikamar segera farah membaringkan istrinya keranjang mereka yang bernuansa putih.
Kamar mereka memang didominasi warna Putin-biru, Karena Farah sangat menyukai warna itu. Fatar yang tidak keberatan sama sekali dengan masalah itu membiarkan istrinya mendesain sesukanya.Angkasa raya dalam skala kecil didesain di langit kamar, agar ketika lampu dimatikan hanya ada lampu cahaya kecil yang berasal dari hiasan yang ditempelkan dilangit kamar.
Jangan tanya siapa yang menginginkan itu, tentu saja farah! Meski fatar juga suka.
Fatar mengecup kening istrinya yang sudah berada dalam alam mimpinya, setelah menganti pakaian nya fatar menyusul istrinya terbang kealam mimpinya.
💔💔💔💔
"selanat pagi sayang" farah tersenyum melihat Muka bantal suaminya, ia sudah sejak sejam yang lalu sudah bangun Namun farah memutuskan untuk menyiapkan sarapan dulu baru membangunkan fatar.
Apalagi farah mengingat bahwa semalam suaminya yang menggendong hingga sampai kamar, pastilah suaminya Lelah. Terlebih lagi tubuhya tidak bisa dibilang kurus.
"kamu sudah bangun?".
"sebenarnya aku sudah terjaga sejak satu Jam yang lalu tapi aku memasak dulu baru membangunkanmu". Fatar meraih tubuh farah yang duduk disebelah ranjang hingga jatuh diatas tubuh fatar, "kenapa tidak membangunkan aku? Kita kan mau pergi?".