12 BYE

1.4K 77 0
                                    

"Mianhe" aku langsung memeluknya saat langkahku tepat didepannya.

"Mwo?" (apa)

»»»»

"Mianheyo" ku ulang lagi permintaan maafku.

Kurasakan dia beegerak untuk melepaskan pelukanku.

"Nuguseo?"(kau siapa?) Kerlingan matanya membuatku semakin kacau.

Aku membuka maskerku perlahan.

"Mwo!" Reflek tangan voya menutup mulutnya yang terngaga melihatku.

"Anyeong, taehyungie mida" (halo,aku adalah taehyung)

Ku ulurkan tanganku untuk memperjelas bahwa aku memperkenalkan diriku barusan.

"Ne,anyeong" masih terlihat gugup,memandang mataku saja dia belum berani.

"Aku melihat semuanya" reflek bibirku tidak bisa di rem, tahu sendiri aku orangnya selalu jujur.

"Se..semuanya mwo?" Kali ini dia kubuat lebih kebingungan lagi.

"Dari apartemen sampai kau diantar jimin" tegasku agar dia lebih paham.

"Em... Kau jahat!"

Cup..

Itu hadiah pelanggaran dariku karena telah mengejekku.

"Ya!"

Cup..

Itu hadiah pelanggaran lagi dariku karena telah membentakku.

"Temanmu juga jahat!"

Cup..

Itu hadiah pelanggaran dariku karena telah mengejek temanku juga.

Kulihat wajahnya mulai memerah karena ku berikan tiga kali kecupan pada bibirnya dengan gesit.

Aku hanya tertawa geli saat wajahnya memerah lalu menunduk dan tidak berani lagi berbicara apapun.

Rttttt...
Tlinggg...

From : bantet
Hei! Cepat kembali,kau ini menyusulku atau maalah tersesat?

Shhhh...
Aku berdesis malas saat membaca pesannya.

"Aku pergi dulu, jaga dirimu" uncapku sembari kembali memeluknya.

"Em... Ne" jawabnya tanpa mencoba untuk melepaskan pelukanku sedikitpun.

"Maafkan aku dan temanku juga"
Kini aku memegang bahunya dan menatap matanya.

"Ne,kau hati hati" sekali lagi dia menunduk kebawah dan tidak berani menatapku.

"Kau juga,aku akan berkunjung jika ada waktu" sekarang aku mengelus poninya dengan lembut dan memberikan senyumku.

"Ku tunggu" kali ini dia sudah berani beralih menatap kedua bola mataku dan membalas senyumanku.

"Berjanjilah padaku--" aku menatapnya tajam.

"Jangan pernah bersedih,tetaplah bahagia!" Kulanjutkan perkataanku disusul dengan senyuman yang membuat gigi putihku terlihat.

"Aku akan merindukanmu" uncapku sekali lagi padanya.

Cup...

Tubuhku beku seketika saat voya mengecup bibirku tiba tiba tanpa melepaskan bibirnya dari bibirku.

Tanpa menunggu lama aku membalas ciummannya menjadi lumatan yang lembut.







Bagaimana?
Terlalu sedikit ya?
Kulanjutin chap selanjutnya deh ceritanya.
Yang penting stay aja.
Jangan lupa VOTE and COMMENT
Aku tunggu😳

maybe byuntae? Bts Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang