Satu : Sedikit tentangmu tentangku.

12.3K 774 71
                                    

Satu - Sedikit tentangmu tentangku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu - Sedikit tentangmu tentangku.
Maafkan aku yang telah membawa perasaanku dalam pertemanan kita.

[]

Lorong itu sepi kali ini. Aku jadi tidak perlu berjalan menunduk ke bawah. Anak-anak yang lain sudah pulang, harus menunggu satu jam lebih untuk menunggu waktu yang tepat. Menunggu waktu agar aku bisa pulang ke rumah.

Aku masih setia berjalan sambil menenteng beberapa buku paket tebal yang kubawa bersama goodie bag berwarna putih.

Namun, langkah kakiku mendadak gemetar, tatapan mataku, juga perasaanku tak lagi terarah kedepan. Kini aku kembali menunduk, melihat urutan-urutan lantai yang kusam.

Di depanku, baru saja ada kamu. Kamu yang mendadak melintas di depanku. Kamu yang selalu saja membuatku tidak mampu untuk berlama-lama di sini. Ku beranikan mataku untuk sedikit menatap sweater hitammu yang melapisi punggung kokohmu itu.

Untuk sekali saja dalam hari ini melihat air wajahmu yang menenangkan itu.

Lalu saat kamu melihat ke arahku, aku mungkin berusaha untuk merapikan tentenganku atau membenarkan kaca mataku. Tapi, sayangnya kamu tidak melihat ke arahku saat ini. Kamu melihat ke arah yang lain.

Saat itu, mungkin hanya aku yang setia menatapmu dari dekat. Ku perhatikan rambut hitam yang teracak namun tetap terlihat menawan. Ku perhatikan bagaimana caramu berbicara dengan orang lain. Ku perhatikan bagaimana kau membentuk senyum indahmu yang terbit meskipun bukan untukku.

Tapi, aku senang jika kau melakukan itu.

Kini, aku tidak bisa memperhatikanmu sedekat waktu itu. Kini tercipta jarak yang cukup jauh untuk bisa melihatmu. Kini dengan wajah tertunduk, aku masih bersyukur kalau sepasang mata teduhmu bertabrakan dengan iris mataku. Mungkin itu sebuah kesalahan.

Kini, sudah banyak orang yang memperhatikanmu. Dekat denganmu, berbicara dengan mudah padamu. Bertukar senyum padamu. Hingga aku terseret sampai ke belakang. Hingga aku menjadi tidak terlihat. Hingga aku menjadi hilang kesempatan untuk bisa mencipta obrolan denganmu.

Hingga aku jarang melihatmu membentuk lengkung senyum indahmu dari dekat lagi.

Meskipun aku harus sadar, senyummu itu bukanlah untukku.

Tapi,

Aku selalu berharap agar kamu bisa sedikit melihat ke arahku lagi. Bisa memberikan senyum terbaikmu untukku. Agar aku dapat berbincang walau sebentar bersamamu. Agar aku bisa merasakan betapa bahagianya orang-orang yang berada di dekatmu. Meskipun aku tahu, itu hal yang mustahil terjadi.

Apa aku salah jika berharap seperti itu?

Yang Tak TerlihatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang