lihat? dia yang disana?

60 23 29
                                    

"Ketika aku mulai menjauh kenapa kamu justru malah mendekat?"

             »aaron blenda«

                         ***
"Hei bego! Lihat? Dia yang disana?."

Aaron menunjuk ke suatu tempat.

celia pun memandang ke arah yang ditunjukkan Aaron.

hatinya berkata bahwa ini seperti de javu.
Celia spontan teringat kepada pria kecil yang selalu menunjuk nujuk senja ketika mereka masih kecil, lebih tepatnya saat kenangan dulu.

Teringat bagaimana pria kecil itu menunjukan indahnya senja untuk yang pertama kalinya kepada gadis kecil yang tak lain adalah Celia itu sendiri.

Sementara di tempat yang Aaron tunjukan terlihat ada seorang pria di dalam sebuah mobil sport yang sangat mewah sedang melambai sambil tersenyum ke arah mereka.

"Dia bakal ninggalin gue kalo gue ada disini lebih dari 5 menit. Dia itu orang yang ga sabaran. Ga bisa juga nunggu lama lama. tadi dia udah mau pergi dari sini, rumah gue dari pantai ini jauh gue juga baru baru ini balik lagi ke Indonesia gue belum tau jalan jadi terpaksa gue harus bergantung ke orang disana itu. waktu 5 menit gue buat disini kebuang cuma gara gara cewek bego kaya lu" cerocos Aaron

"Makanya gue lari tadi karena gue liat dia tadi udah ngendarain mobilnya buat ninggalin gue" sambung Aaron

"Ehh?!" Ucap Celia heran.

"Tapi buat apa lo sengaja ke pantai cuma buat waktu 5 menit? Pantai berarti banget ya buat lo?".
Sambung Celia bertanya pada pria dihadapannya yang kini sudah mulai berdiri.

Tanpa menjawab pertanyaan dari celia, Aaron malah berlari kecil menghampiri mobil sport mewah itu. Dan dengan cepat pria itu melesat dengan mobil yang dinaiki nya.

"Makasih" ucap Celia sembari tersenyum tipis.

                          ***

"Hallo Cel!"
"Hai perfect human!"
"Pagi Celly!"

Begitulah awal pagi dari seorang Celia di sekolahnya, diawal dari pintu gerbang bahkan sampai di dalam kelasnya pun banyak sekali pria yang menyapanya.
Dan tentu saja Celia akan membalas sapaan pria pria di sekolahnya itu.

"Wih most wanted school kita udah dateng nih!" Cibir Kinta sahabat baiknya.

Kinta adala sahabat baik Celia. Kinta dan Celia sudah berteman sekitar 4 tahun yang lalu, atau lebih tepatnya ketika mereka menduduki kelas 1 SMP. Sampai kini pun, Celia dan Kinta masih berteman dengan baik.

"Ih apaan banget deh!" Balas Celia.

Celia tidak pernah berbangga atau pun menyombongkan kecantikan dan kepopulerannya ia justru malah risih mendengar kata kata yang bertujuan memuji dirinya itu.

"Cell"

"Paan" balas Celia jutek tanpa menoleh ke arah sahabat baiknya itu.

"Cel, katanya nih ya sekolah kita bakal kedatengan murid baru loh! Dan yang lebih hebatnya lagi nih ya, lo tau ga?"

"Engga ah engga ga tau guee" ucap Celia memotong pembicaraan Kinta, karena Celia sendiri kini sedang asyik membaca novel.

"Murid baru di sekolah kita ini, blasteran Indo - Korea juga loh! Sama kaya lu Cel!" Kinta tampak antusias.

Celia yang tadinya sedang membaca novel, kini mulai tertarik gosip Kinta sahabatnya itu.

Celia tertarik, karena ia mengingat kejadian sore kemarin,ketika ia juga bertemu dengan seseorang yang juga sama seperti dirinya blasteran Indonesia dan Korea.

Celia berpikir mungkin murid baru itu adalah orang yang ia temui pada saat senja kemarin itu.

"Dulu tuh kan waktu lu baru masuk SMP aja udah booming gosip tentang lu Cel, ya karena lu blasteran gitu plus nya lagi lu tuh cantik banget! Makanya pas masuk SMP lu jadi cepet populer" Kinta tanpa henti berbicara sembari badannya menghadap ke arah Celia.

"Apaan sih emang gue ini kicing apa, blasteran blasteran ih!" Celia memperbaiki posisi duduknya kini yang mulai kembali serius membaca novel.

"Et dah elu mah begitu, kali kali ni ya cel, lu itu harus nerima satu dari ribuan cowok yang ngantri buat jadi pacar lu buat dijadiin pacar cel"

"Lu cari deh pengganti yang sering elu sebut sebagai "senjaku" itu"

"Kebanyakan drama sih idup lu cel!" Kinta masih tetap bicara.

"Engga! Gue pastiin "senja ku" ini dia bakal balik lagi ke gue, cepet atau lambat yang pasti gue tetep bakal nunggu dia, gue percaya sama dia, dia bakal balik lagi ke gue kin" Celia masih tetap membaca novelnya.

"Ah kebanyakan micin lu mah," Ucap Kinta jutek

"Gue belum liat murid baru nya itu sih, tapi kayanya dia ganteng deh" sambung Kinta tampak percaya.

SenjakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang