Pertama-tama aku mau ngucapin makasih buat semua orang yang udah mau baca cerita aku yang masih sangat-sangat nggak beraturan, tapi aku tetap bangga sama karyaku ini
Makasih banyak sudah mau meluangkan waktu hanya untuk baca karyaku ini, karena kalian aku jadi makin semangat buat berkarya
Makasih banyak pokoknya buat kalian, tanpa kalian aku nggak tau bagaimana jadinya karyaku ini
Kedua aku bener-bener minta maaf kalau ada kesalahan seperti nama, tempat, atau kejadian, tapi semua ini fix hasil imajinasi aku
Terus aku juga minta maaf kalau ada comment yang nggak dibalas atau emang kelewat dan nggak kebalas, maaf banget pokoknya
Dan yang terakhir jangan bosan-bosan baca karyaku, karena tanpa kalian aku nggak akan punya semangat buat berkarya
Pokoknya Thank you buat para readers semua, i love you lah pokoknya
Happy reading....
♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣
Zidane menatap Shevanya yang sedang mengerang di depannya dengan tidak tega. Sungguh ini bukan yang pertama kali untuknya melihat Shevanya seperti ini, tapi entah kenapa dia tetap tidak tega.
"Gimana kalau caesar aja? Aku takut kamu kenapa-napa sayang" kata Zidane seraya mengecupi puncak kepala Shevanya.
Shevanya menggeleng dan tangannya mencoba menggapai wajah Zidane hingga akhirnya tangannya itu mengusap lembut pipi suami tercintanya.
"Aku ingin menjadi wanita yang sesungguhnya, biarkan aku berjuang untuk buah hati kita, Kak" kata Shevanya sebelum kembali menarik nafasnya dan mengerang.
"Tapi aku nggak tega" kata Zidane yang sudah hampir menangis.
Shevanya menggeleng dengan menampilkan senyum lembutnya sebelum kembali mengerang, membuat Zidane menutup matanya rapat-rapat.
"Sedikit lagi" teriakan itu membuat Shevanya menarik nafasnya dalam-dalam dan menghembuskannya dengan kencang.
Oekkk... oekkk... oekkk...
Shevanya dan Zidane menghela nafas mereka lega saat suara buah hati mereka terdengar merdu di telinga mereka.
"Akhirnya. Terima kasih sayang, sudah memberiku malaikat kecil lagi" bisik Zidane seraya menciumi pelipis Shevanya yang bersimbah keringat.
"Sama-sama. Aku mencintaimu, Mr. Viazco" bisik Shevanya sebelum menutup matanya.
"Aku juga mencintaimu, Mrs. Viazco" balas Zidane membuat Shevanya kembali membuka matanya dan tersenyum hangat kepada Zidane.
"Selamat, Pak. Anak bapak laki-laki, normal dan sehat" kata dokter yang menangani Shevanya membuat Zidane menoleh.
Zidane mengambil buah hatinya dari tangan sang dokter lalu mendekatkannya ke arah Shevanya.
"Tampan, seperti kamu, Kak" kata Shevanya seraya membelai lembut pipi gembil buah hatinya yang masih nampak memerah.
"Aku memang ayahnya. Tapi lihat, matanya hitam, seperti kamu" kata Zidane saat putranya membuka matanya sebelum menutupnya kembali.
"Ck, aku hanya mewarisi matanya?!" decak Shevanya sebal dengan bibir mengerucut.
"Itu lebih baik daripada Adel, semuanya milikku" kata Zidane membuat Shevanya mendengus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Accident With Mr. Viazco✔ (SUDAH TERBIT)
RomantikAccident With Mr. Viazco *** Shevanya Doum, gadis 17 tahun yang harus kehilangan kasih sayang orang tuanya dan laki-laki yang sangat ia cintai karena terlibat sebuah accident dengan seorang Zidane Avicena Viazco. Awalnya Shevanya membenci Zidane, na...