Maaf saya lama updatenya, lagi ngerevisi ZEVINA juga lagi nulis ekstra partnya ZEVINA supaya cepat selesai dan bisa fokus ke cerita ini
Jangan lupa vote dan commentnya ditunggu
Selamat membaca
🌸🌸🌸
Shevanya turun dan langsung menuju ke dapur, dia akan membantu Mamanya memasak menu kesukaan Abby.
Shevanya menatap Abby yang sedang mengganggu kakak perempuannya, Melanie yang sedang mendesain busana.
Ya Melanie adalah seorang desainer pakaian.
"Aku akan menjelaskan semuanya, saat kamu menerima aku apa adanya aku akan melanjutkan hubungan ini, tapi saat kamu menolak dan membuangku, aku akan dengan besar hati menjauh darimu. Terdengar egois memang, tapi aku harus melakukannya semua ini" kata batin Shevanya menatap Abby dengan senyum kecut.
"Kenapa ngelihatin Abby terus?" tanya Erica membuat Shevanya tersentak.
Abby dan Melanie pun menoleh lalu terkikik melihat wajah memerah milik Shevanya yang terlihat sangat lucu.
"Ayo bantuin Mama masak, jangan cuma ngelamun lihatin Abby" kata Erica membuat wajah Shevanya semakin memerah.
"Aku aja yang bantuin, Vanya temenin Abby aja" kata Melanie seraya bangkit dari duduknya dan berlalu menyusul sang Mama.
Abby bangkit dari duduknya, berjalan mendekati Shevanya lalu memeluk tubuh mungil itu dengan erat.
"Aku kangen banget sama kamu" bisik Abby membuat Shevanya tersenyum kecil.
"Aku jauh lebih kangen sama kamu" balas Shevanya seraya membalas pelukan Abby tak kalah erat.
Abby lalu menarik tubuh Shevanya hingga duduk di sofa yang berada di ruang tengah itu dan Abby duduk di karpet yang berada di sana.
Abby merebahkan kepalanya di pangkuan Shevanya dengan kedua tangan yang melingkar di pinggang Shevanya.
"Kamu tau, teman kuliah aku di Jerman ternyata udah nikah dan punya anak" kata Abby membuat Shevanya mengerutkan keningnya tak mengerti.
"Ya dia masih muda, masih 19 tahun, tapi dia udah nikah dan dia juga udah punya anak, umurnya baru 4 bulan" kata Abby membuat Shevanya semakin tak mengerti.
"Terus?" tanya Shevanya bertanya-tanya.
"Aku juga mau" kata Abby membuat Shevanya terdiam dengan tubuh menegang.
Abby yang merasakan ketegangan Shevanya pun dengan segera menggenggam tangan Shevanya erat.
"Aku mau kita menikah, saat kamu lulus aku mau kita menikah" kata Abby seraya menatap wajah datar Shevanya.
"Waktu 5 tahun udah cukup buat kita, Van, aku mau status hubungan kita naik, seenggaknya kalau kamu nggak mau menikah ya kita tunangan dulu" kata Abby semakin menohok perasaan Shevanya.
"Kamu boleh berfikir kalau aku egois, aku nggak mikirin kamu, tapi kamu harus percaya kalau aku melakukan ini semua juga buat kita, buat hubungan kita. Aku nggak mau kehilangan kamu" kata Abby membuat bulir air mata itu mengalir dari mata indah Shevanya.
"Hey, apa aku menyakiti kamu? Kenapa kamu nangis?" tanya Abby dan Shevanya langsung memeluk Abby erat.
"Seharusnya aku yang bilang begitu, Kak. Aku nggak mau kehilangan kamu" kata batin Shevanya lirih.
"Aku sayang kamu" bisik Shevanya membuat Abby tersenyum kecil.
"Tapi aku udah nggak pantas menyayangi kamu" lanjut batin Shevanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Accident With Mr. Viazco✔ (SUDAH TERBIT)
RomansaAccident With Mr. Viazco *** Shevanya Doum, gadis 17 tahun yang harus kehilangan kasih sayang orang tuanya dan laki-laki yang sangat ia cintai karena terlibat sebuah accident dengan seorang Zidane Avicena Viazco. Awalnya Shevanya membenci Zidane, na...