Misi!

135 15 0
                                    


"Aku akan berusaha untuk mengubah diri Jackson bu.. Percayalah padaku."

Kalimat itu membuat Shopia terpaku, "A..Apa?"

Bambam menatap lekat manik Shopia, terlihat jelas keyakinan yang kuat di sana. Shopia terdiam cukup lama sampai ia membalas genggaman tangan Bambam seraya memeluk tubuhnya erat.

"Terima kasih sudah mengatakannya nak,"

Bambam agak kaget dengan respon Shopia yang tiba-tiba memeluknya, namun Bambam membalas pelukan itu.

"Siapa namamu?" Shopia melepas pelukannya lalu mengusap bekas air matanya.

"Bambam," jawab Bambam singkat. Menurutnya akan terlalu sulit di eja jika ia menyebutkan nama lengkapnya.

Shopia tersenyum, "Nama yang manis, seperti wajah pemiliknya,"

Bambam tersipu, "Ibu bisa saja, A-Ah maksudku Nyonya.." Bambam baru sadar dengan cara panggilnya pada Shopia, wanita paruh baya di depannya ini adalah sosok pemilik rumah yang terkemuka dan sangat di sanjung, sangat tidak sopan jika Bambam memanggilnya dengan panggilan demikian.

"Panggil saja 'Ibu' Bamie-ya.." ujar Shopia lembut, Bambam hanya bisa tersenyum kikuk.

"Kau serius dengan yang kau katakan?"

Bambam mengangguk yakin, "Ne."

"Ku harap usahamu di mudahkan," ujar Shopia. Bambam mengangguk dan tersenyum.

Shopia bertepuk dua kali, "Pelayan siapkan dua gelas teh untuk kami berdua," perintahnya pada beberapa pelayan yang datang menghampirinya lalu akan beranjak pergi memenuhi perintah tuannya, namun ucapan Bambam menghentikan langkah mereka.

"A-Ani, tidak usah.. aku ingin segera pulang,"

"Kenapa buru-buru, kita belum banyak mengobrol," terpasang raut kecewa di wajah Shopia.

"Aku sangat minta maaf bu, ada seseorang yang sudah menantiku dengan cemas, aku tidak memberitahukan padanya jika aku pergi mengantar Jackson," Bambam berucap sopan, ia ingat masih ada Youngjae yang menantinya. Dirinya juga tidak memberitahu jika ia sedang pergi, secuek apapun sejak dulu Youngjae masih tetap mencemaskannya.

Shopia menghela napas pelan, "Baiklah, supirku akan mengantarmu pulang. Ini sudah hampir larut malam dan berbahaya bagi seorang gadis pulang sendirian, dan kau tidak boleh menolaknya." titahnya.

Bambam hanya mengangguk pelan, dan menyunggingkan senyum. Kebetulan sekali uangnya habis karena ongkos taksi, Bambam yang semula khawatir tidak bisa pulang jadi agak lega karena Shopia dengan senang hati menawarkan supir pribadinya untuk mengantarkan dirinya pulang.

Mereka berdua berdiri, Shopia kembali memeluk Bambam. Entah kenapa Shopia menyukai sosok gadis yang di peluknya ini walaupun baru mengenalnya setengah jam yang lalu, rasanya ingin sekali dirinya memiliki seorang anak perempuan.

"Kau gadis yang baik, menolong orang asing yang sama sekali belum kau kenal," ujar Shopia melepaskan pelukannya.

"Ani.. anda seperti ibuku,"

"Ibumu beruntung memiliki seorang anak sepertimu.." ujar Shopia. Bambam tersenyum.

---

"Gamsahamnida ahjussi.." Bambam berterima kasih atas tumpangan yang di terimanya.

"Ya." sahut supir singkat lalu pergi dari pandangan Bambam.

Bambam berjalan masuk ke wilayah apartement yang sebagian lampu kamar di setiap tingkat sudah mati, sudah hampir larut malam jadi wajar jika keadaan apartement terasa sepi. Bambam masuk kedalam dan menaiki anak tangga, kemudian mencari kamarnya yang bernomor 2.

BAD BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang