Rasa

119 13 0
                                    

Jackson membolak-balik lembar bukunya dengan menopang dagu. Ia menghela napas dengan berat melirik bangku didepannya. Bangku Bambam.

Sudah tiga hari Jackson tidak bertemu dengan Bambam. Larangan Youngjae untuk tidak menemuinya membuat Jackson hanya bisa pasrah menunggu Bambam masuk sekolah lagi.

"Haaah..." Jackson menjatuhkan dagunya diatas meja. Ia sangat ingin bertemu Bambam.

Bel sekolah untuk makan siang berdentang. Dengan malas Jackson mengangkat dagunya kemudian bangkit berdiri pergi ke kantin.

Jackson tak peduli sama sekali dengan lingkungan sekitarnya. Ia hanya berjalan lurus dengan kepalanya yang hanya penuh dengan Bambam. Saking tak konsentrasinya, tubuhnya tak sengaja menabrak seseorang diujung lorong.

"Aduh!" pekik seseorang yang ditabraknya.

"A-Ah, maaf... permisi." Tanpa melihat sosok yang baru saja ditabraknya, Jackson langsung berjalan pergi begitu saja.

Sosok yang ditabrak Jackson hanya memandang tubuh yang berjalan dengan lesu itu semakin menjauh. Sosok itu adalah Jaebum. Melihat Jackson yang lesu sampai tak fokus dengan sekitarnya seperti itu tentu membuat Jaebum heran. Harusnya Jackson tak terima dan mengancam akan menghajar dirinya. Namun tadi itu tidak. Jackson sama sekali tak tahu jika orang yang ditabraknya adalah Lim Jaebum.

"Pasti ada hubungannya dengan Bambam." tebak Jaebum. Entah inisiatif darimana, ia tak jadi kembali ke kelasnya dan malah mengekori kemana perginya Jackson.

Jackson berjalan dengan gelisah. Gelisah karena memikirkan bagaimana keadaan Bambam. Walaupun Youngjae mengatakan padanya bahwa Bambam baik-baik saja, ia masih tak bisa tenang jika tidak melihatnya dengan mata kepalanya sendiri.

Terlalu bergelut dengan pemikirannya, Jackson tak melihat sekitarnya.

BUGH

"Oww..." ringis seorang siswi yang ditabrak Jackson.

"M-Maaf." tanpa melihat siswi yang ditabraknya, Jackson langsung pergi ke pasmanan kantin. Meninggalkan siswi yang baru saja ditabraknya, siswi itu memandang punggung Jackson dengan pandangan nanar. Ia meremas bungkus roti yang digenggamnya.

Ya, siswi itu Jinyoung.

Jinyoung meremas bungkus rotinya dengan sangat kuat, merasakan rasa sesak dihatinya. Memang dia yang memutuskan hubungannya dengan Jackson lebih dulu. Dia yang menolak mentah-mentah penjelasan Jackson. Dia yang menyingkirkan Jackson dari hidupnya tanpa memberi kesempatan lebih dulu.

Tapi kenapa saat Jackson menabraknya dan langsung pergi begitu saja seperti tadi membuat hati Jinyoung sakit? Jackson mungkin sudah berusaha melupakan dirinya, tapi kenapa Jinyoung merasa tak rela?

Sosok yang memperhatikan mereka dari jauh menyimak dengan bingung. Sosok itu benar Jaebum. Jaebum heran melihat Jackson dan Jinyoung tak menyapa atau berinteraksi seromantis saat itu. Sampai Jaebum baru sadar akan satu hal,

'mungkinkah hubungan mereka...' Jaebum memandang Jinyoung yang berjalan menjauh dari posisinya berdiri.

'...sudah berakhir?' batin Jaebum menebak. Ia merasa senang dan iba. Senang karena Jinyoung putus dengan Jackson dan iba melihat Jinyoung tersakiti.

"Jinyoung. Aku akan mengobati rasa sakitmu. Aku akan jadi sosok yang lebih baik dari Jackson untukmu. Karena yang pantas memiliki hatimu, hanyalah diriku." gumam Jaebum berikrar pada dirinya sendiri.

--

"Kau serius ingin pulang ke Busan?"

Dihalte bus Youngjae bertanya sekali lagi, memastikan apakah Bambam yakin dengan keinginannya. Bambam yang sedari awal hanya diam saja akhirnya menatap wajah pria disampingnya dengan yakin.

BAD BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang