aku berada didalam hiruk pikuk terminal, saat suara bus dan banyak orang berlarian kesana kemari.
aku menatap kedalam layar kecil yg dari tadi ku genggam, menanti kabar.Aku memilih menghilang dalam waktu lama setelah ini, saat bus membawaku pergi menjauh dari kuta raja, aku akan melawan kenyataan tentang lukaku yang belum sembuh benar.
Dalam perjalanan menuju bus, aku mengingat percakapanku dengan dia yg ku anggap sebagai obat.
"Bahwa aku bukanlah tempat untuk menyembuhkan lukamu, bukan juga tempatmu berpulang, aku bukan tempatmu untuk lari dari kenyataan, tapi aku ada untuk membantumu memperbaiki diri, kau tidak pernah sendirian"
kata yg terus memasuki seisi kepalaku, kubiarkan mereda sesaat, aku akan kembali saat september nanti, membersihkan luka dan kembali sebagai diri yang baru.
aku duduk dipinggiran jendela dan menikmari hujan di akhir juni, seperti kata supardi, hujan bulan juni adalah hujan yang tabah, dan aku meninggalkan kuta raja dengan dua ketabahan.
Merelakan hati dan cintaku tertinggal untuk Perempuan yg meninggalkanku, dan meninggalkan obatku yg mulai menghilang.
tanah melayu tunggulah, aku pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Distorsi Rasa " Hujan Bulan September"
Non-FictionCerita tentang Menemukan dan Mengiklaskan yang saya alami selama periode 2011 - 2016 tentang kisah cinta, kebodohan, kebahagiaan, senda tawa, penghianatan dan berakhir pada pengiklasan pada hujan di bulan september tahun 2016. cerita terdiri dari il...