Mengakhiri Agustus

24 3 0
                                    


Agustus 2011

" Hai, apa kabar"

sebuah kata yang membuatku menyesal kembali berlayar di tautan facebook, aku menghilang hampir berpuluh hari untuk terbangun dan menata hidupku, menurutku cara utamanya adalah dengan kembali ke dunia sosial yang fana, mempersiapkan diri untuk yang lebih nyata.

kupikir saat itu aku sudah kuat bertemu dengan masa depan sebentar lagi, merangkum mereka dalam ketenangan dan membungkam mereka atas setiap perkataan yang tak mampu aku kendalikan.

Nyata-nyatanya sebuah boneka hujan asal jepang, akun kedua dari perempuan malam muncul di hadapanku malam itu, pasca aku mencoba kembali berlayar di dunia facebook, dia datang dengan mengembalikan seluruh rasa sesal dan masa lalu yang masih terngiang jelas di kepalaku.

menyoal kehadiran dan kepergiaannya begitu saja, seketika menyiksa kepalaku untuk membanyangkan segala hal tentangnya menyerang isi kepalaku, seperti diserbu sepasukan German yang siap menguasai isi kepala.

Ku ingat percakapan pertama kami juga dimulai dari facebook, dan bertemu di kampus setelah itu, dari sana kemudian berpindah ke percakapan via Sms dan suara setiap malamnya, kedekatan yang tidak bisa di bendung, dari seorang anak laki-laki yang berusaha mencari rumah dan anak perempuan yang menawarkannya.

" aku sudah tidak mampu menahan ini, aku ingin menjadi rumahmu, dan kau yang mendiaminya"

hanya saja sebuah hubungan yang  disembunyikan dari lingkungan yang massal adalah kesulitan, kau bisa melihatnya di depan matamu, tersenyum hangat, tertawa bahagia. kau hanya bisa membalasanya dengan mengangkat segelas kopi dan berpura-pura tidak tau sambil tersenyum menertawakan keadaan. kau tidak bisa tertawa bersamanya, karena dunia menolakmu.

" Senyummu mengganggu sekali, jangan membuatku serba salah"

sesuatu yang disembunyikan terkadang membutuhkan sebuah pertemuan, dan sebuah pertemuan yang tersembunyi begitu sulit dilakukan. Terkadang kita hanya berada di depan kost biawak sambil tertawa dan sesekali bersentuhan bibir, kemudian berbisik di telinga masing-masing dan berkata kita saling memiliki. barangkali hanya itu hayalan kebahagiaan yang paling ku ingat.

"berani sekali adik leting sepertimu menyentuhkan bibir padaku ?" dan jawabku adalah melakukannya lebih lembut tak henti ditengah bulan yang diam.

selain kisah bahagia itu, yang lainnya kuingat adalah menyoal pilihanmu meninggalkanku, menyembunyikan hubungan kita sebagai sebuah kenyataan bahwa kau sudah memiliki laki-laki lain yang nyata-nyata baru hadir setelah aku berusaha menjadi kekasih yang nyata untukmu. kau akhirnya memintaku untuk pergi dan melupakan semua yg terjadi sebagai sebuah kesalahan.

baik mari lupakan kisah ini karena semuanya hanya pengantar. setelah begitu banyak hal yang kami lakukan bersama, dan aku memilih untuk mengiklaskan perasaanku, dan lewat pesan singkat di facebook, malam itu sang perempuan datang dengan mengucapkan kata tanpa dosa dan masalah.

baginya menyapaku adalah adalah kewajaran, menanyakan kabarku adalah keingintahuan, sedangkan bagiku malam itu adalah keruntuhan tembok berlin terhadap perjuanganku melupakannya, lewat tulisan ini aku ingin mengatakan harapan selalu datang kapanpun dan diamanpun kau berada, tapi berharaplah yang membuatmu menjadi bodoh dan serta merta tak bisa lagi berfikir dengan benar, apa yang kau harapkan sebenarnya.

Malam itu, dengan harapan yang mulai membodohi, isi kepala yang tidak lagi bisa di ajak bicara, dan perasaan dalam diri yang kupersiapakan untuk mati bahkan bisa membunuh diri, ku ucapkan bahwa aku akan pergi, dan kita tidak akan punya ruang lagi untuk bertemu dalam diskusi diri, memilih membencinya sebagai masa lalu adalah jalan, walaupun nantinya aku sadar bahwa itu adalah kesalahan.

"Aku akan pergi, terimakasih sudah memberiku izin untuk mencinta, sayangnya itu tak cukup untuk membuatmu sadar tentang hati yang kuberi"

aku kemudian menuju menu, dan kembali menonaktifkan akunku entah sampai kapan, besok september akan datang, rasanya aku ingin melompat langsung ke Oktober, sayangnya tidak, aku tidak mampu, dan akhirnya aku menghabiskan agustus dengan merengkuh perasaan dan air mata yang kususun menjadi penyesalan terbesarku

"Mengapa aku harus mencintaimu kak"


Distorsi Rasa " Hujan Bulan September"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang