One (gs)

2.1K 172 10
                                    

Seoul, Spring 2013

Kring,, kring,, kring,,

Suara alarm menyebalkan kembali membuatku tersadar akan pergantian hari, bukankah hari ini awal musim semi? Hahh,, sudah 4 tahun yang lalu.

Baiklah sekarang saatnya aku bergegas mandi dan membangunkan permata hati ku. Karena jam sudah menunjukkan pukul 06.00 KST, aku tidak mau terlambat ke kantor.

Setelah mandi kurapihkan tempat tidur kemudian beralih ke lemari memilih baju, dasi, dan jas yang akan kugunakan. Ayolah aku seorang CEO dari perusahaan ternama. Dan penampilan juga merupakan penilaian bukan?

Oh tidak sudah setengah jam. Saatnya mengurus My lil princess, dengan senyum kubuka pintu kamarnya perlahan. Sehingga terlihatlah malaikatku, permataku. Masih tertidur pulas. Kulangkahkan kaki mendekatinya dan mengusap perlahan wajahnya.

"Baby. ayo bangun, nanti kita bisa terlambat." Kulihat dia mulai membuka matanya. Kemudian ia mengerjap ngerjap lucu, oh kebiasaan ini kembali mengingatkanku kepada sosok yang takkan pernah ku lupa.

"Daddy? daddy sudah bangun?" tanya malaikatku. Ya Lee Jihoon, permataku yang paling berharga. Aku sangat menyayanginya melebihi apapun di dunia ini. Begitupun mommy-nya, walau kutahu itu sudah terlambat.

Each time I open my eyes,
I make sure you're by my side
The words I couldn't say back then overflow now...
It hurts

.

.

.

Seoul, Spring 2008

Ponsel pintar ku bergetar disaat aku sedang memeriksa berkas-berkas penting perusahaan. Kulihat id caller dari ibu? ada apa ibu menelepon ku disaat jam kerja begini? tidak biasanya.

"Halo."

"Halo. Seokmin-ah, apa kau sedang sibuk?" tsk, pertanyaan macam apa itu? tentu saja saat ini aku sedang sibuk. Tidak akan mungkin aku berkata seperti itu terhadap ibuku, bisa dibunuhnya aku nanti.

"Iya, ada apa memangnya ibu?"

"Jadi kau sedang sibuk? sayang sekali." ada apa sebenarnya dengan ibu ku ini, kata-katanya berbelit sekali.

"Sayang sekali kenapa bu?"

"Sayang sekali kau harus meninggalkan pekerjaanmu itu, karena kau harus pulang sekarang Seokmin-ah!" Apa? apa katanya barusan? Ibu menyuruhku pulang disaat pekerjaanku masih menggunung?

"Tidak bisa bu a-"

"No buts honey. Kau harus segera sampai dirumah kalau tidak, jangan salahkan ibu jika nanti ibu datang dan menyeretmu pulang. Kau pilih yang mana hm?" Apa salahku tuhan sehingga mempunyai ibu sepertinya? Aish bagaimanapun wanita cantik diseberang telepon ini tetaplah ibuku dan lagi aku sangat menyayanginya, jadi sulit untuk menolak permintaanya.

"Baiklah. Aku pulang sekarang." Dengan lemas aku berkata begitu. Mau bagaimana lagi, ibu menyuruhku pulang dan begitulah yang harus kulakukan sekarang kalau tidak mau diseret olehnya.

"Good boy, ibu tunggu dirumah ne." Tanpa mendengar jawabanku, ibu memutuskan sambungan secara sepihak. Benar-benar ibuku ini, ah lebih baik aku cepat pulang daripada aku terkena amukan dari ibu.

Kini mobilku sudah mencapai parkiran depan rumah, eh itu mobil siapa? apa ibu beli mobil baru dan hendak memamerkannya padaku? dengan cepat kumasuki rumah dan mencari ibu.

Saat sampai di ruang tamu, aku melihat ibu dan ayah bersama sebuah keluarga dengan seorang gadis duduk diantara kedua orang tuanya. Ada apa ini sebenarnya?

Fallen Leaves • Seoksoo ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang