Sepasang lelaki dan wanita sedang berada di toko perhiasan. Tampaknya mereka sedang memilih cincin. Sesekali mereka bercekcok karena pilihan sang wanita yang tidak cocok dengan keinginan lelaki ataupun sebaliknya.
"Eum, yang ini sepertinya lebih cocok Seokmin-ah." Ucap wanita kepada pria yang berada disampingnya. Si pria menganggukkan kepalanya.
"Aku rasa ini juga lebih cocok. Lebih bagus. Sederhana tetapi tetap terlihat indah." Tutur Seokmin, si pria. "Kami akan ambil yang ini, tolong ukir namanya didalam cincinnya."
Setelah memberikan cincin yang ia lihat tadi. Seokmin mengalihkan pandangannya ke arah si wanita.
"Cincin sudah, setelah ini apa lagi Jisoo-ya?" Tanya pria itu kepada sang wanita yang ia panggil Jisoo.
"Selanjutnya fitting tuxedo dan gaunnya."
"Ayo cepat, ibuku ada disana bukan? Nanti kita bisa dimarahi jika terlambat sampai disana."
"Baiklah ayo."
...
Ketika mereka sampai di butik, tempat mereka untuk fitting, Seokmin dan Jisoo disambut oleh wanita paruh baya yang merupakan dari ibu Seokmin.
"Aigoo, kenapa kalian lama sekali." Tanya ibu Seokmin.
"Maafkan kami eomma, tadi kami lama memilih cincinnya." Seokmin memeluk ibunya untuk meminta maaf karena telah membuat ibunya menunggu lama.
"Sudahlah, cepat Seokmin kau ikuti dia untuk fitting tuxedo mu." Ibu Seokmin menunjuk kearah pegawai butik. "Dan kau Jisoo-ya, ayo ikut eomma."
"Eum,, baiklah eomma." Ucap Seokmin. Ia pergi meninggalkan Jisoo dan eomma nya dan mengikuti pegawai wanita tadi.
"Ayo Jisoo-ya, kau harus mencoba gaun pilihan eomma. Kau pasti menyukainya. Aku yakin kau akan terlihat cantik saat acara pernikahan nanti." Ibu Seokmin menggandeng Jisoo.
"Benarkah eomma? Aku pasti menyukainya. Pilihan eomma kan selalu bagus."
...
"Gedung untuk resepsi sudah, cincin sudah, undangan sudah, gaun dan tuxedo nya juga sudah."Seokmin memeriksa semua persiapan pernikahan. Minggu depan pernikahannya akan segera berlangsung. Setelah menjalin hubungan selama setahun akhirnya ia akan menikah.
Rasanya gugup sekali. Tetapi perasaan lega dan senang lebih mendominasi. Ia berharap semuanya berjalan dengan baik dan sesuai rencana.
"Ah,, tiket pesawat untuk berbulan madu pun sudah siap. Lebih baik sekarang aku beristirahat saja." Seokmin segera beranjak dari ruang tamu menuju kamarnya untuk beristirahat.
Seokmin membaringkan badannya di atas ranjang. Setelah beberapa menit ia menutup matanya, ia membuka matanya kembali dan mengambil ponsel pintarnya.
"Aku akan menelepon Jisoo saja, semoga ia belum tidur."
Beberapa menit menunggu, akhirnya Jisoo menjawab panggilannya.
"Halo Seokmin-ah. Ada apa menelepon malam-malam begini? kau merindukan ku ya?" Suara lembut Jisoo terdengar di seberang.
"Eum,, aku merindukanmu."
"Astaga, kau ini ada-ada saja. Katakan sebenarnya kenapa menelepon ku malam-malam begini."
"Aku gugup sekali Jisoo-ya. Padahal masih seminggu lagi."
"Hahahahaha, tenanglah Lee Seokmin. Hilangkan kegugupan mu itu. Bagaimana jika saat pemberkatan nanti kau salah berucap."
"Tidak, tidak akan, tenang saja Soo-ya."
"Baiklah, baiklah, tenangkan dirimu. Masih seminggu lagi. Tidak usah khawatir. Sudah malam, aku sudah mengantuk."
"Tidurlah, selamat malam, jangan lupa mimpikan aku."
"Rasanya aku tidak ingin tidur saja."
"Hahahahaha,, kau ini."
"Eum,, selamat malam Seokmin."
Panggilan singkat mereka berhenti karena Jisoo sudah mengantuk. Kegugupan Seokmin berkurang karena panggilan itu. Kini ia bisa tidur lebih nyenyak.
...
Tepat hari ini, pernikahan berlangsung. Pemberkatan berjalan dengan lancar. Seorang wanita berjalan kearah pasangan pengantin. Sang wanita memberikan pelukan kepada pengantin pria.
"Selamat Seokmin-ah atas pernikahanmu."
"Terima kasih Jisoo-ya, berkatmu pernikahanku dengan Jeonghan berjalan dengan lancar." Seokmin menepuk kepala Jisoo, sahabat sejak kecilnya itu.
Kini Jisoo memeluk pengantin wanita yang bernama Jeonghan tersebut. "Selamat Han-ah." Senyum dibibirnya semakin merekah ketika mengucapkan selamat kepada istri dari sahabatnya itu.
"Aku harus bagaimana mengucapkan terima kasih kepadamu Jisoo-ya. Kau mau menemani Seokmin untuk mencari cincin, gedung dan sebagainya. Seharusnya itu adalah tugasku."
Jeonghan merasa sedih karena membuat sahabat suaminya itu bekerja keras untuk mempersiapkan pernikahannya karena ia sendiri tidak bisa menemani Seokmin karena ada pemotretan diluar negri.
Jisoo mengibaskan tangannya. "Tidak apa Han-ah, aku senang membantu mu dan Seokmin." Ia sekali lagi memeluk Seokmin dan Jeonghan.
"Eum baiklah, aku akan pergi menemui ibumu Seokmin-ah." Ucap Jisoo. "Selamat sekali lagi untuk kalian." Sambungnya.
Jisoo segera pergi dari hadapan pasangan pengantin itu. Ia tidak menemui ibu Seokmin melainkan ia berjalan menuju pintu gereja.
Setelah sampai di luar gereja ia segera masuk kedalam mobilnya dan pergi dari tempat berlangsungnya pernikahan sahabatnya.
"Selamat Seokmin-ah. Selamat atas pernikahanmu. Semoga kau selalu bahagia dan semoga perasaan yang ku miliki untukmu ini akan segera menghilang."
"Aku mencintaimu Seokmin-ah."
Fin.
White room, 14-08-2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Fallen Leaves • Seoksoo ✅
Short Story[Random Private] Seoksoo oneshot collection bxb;gs