13

34 4 0
                                    

" kau bilang wanita itu tidak mengijinkan Brian mengejarmu?bagaimana bisa?siapa dia? Benar-benar keterlaluan, kau ini kekasihnya " emosi Joya memuncak melihat sahabatnya di sakiti.

" aku tidak tau harus bagaimana lagi sekarang, dia menelphone ku  dari tadi. Tapi aku tidak ingin mendengar suaranya, aku belum bisa menerimanya bahkan jika dia ingin menjelaskan sesuatu " Nana menangis di pelukan Joya, Joya menepuk nepuk punggung Nana berharap Nana sedikit tenang.

" kalau begitu aku yang akan menemuinya " Joya berkata dengan mantab

" apa yang akan kau lakukan?" Nana melepas pelukannya dari Joya

" menuntut penjelasan " Joya beranjak dari duduknya lalu pergi mencari Brian.

Joya sudah mengelilingi hampir seluruh sekolah tapi orang yang dia cari tidak kunjung ditemuinya. Joya semakin gusar karena memikirkan Nana yang sedang sedih.

Dari kejauhan matanya menangkap sosok yang sedari tadi di carinya. Dengan cepat Joya berlari kearah Brian.

" Brian " panggil Joya berusaha mengatur nafasnya karena kelelahan

" ada apa?"

" bisa kita bicara, sebentar saja "

Tanpa menjawab apapun, Brian pamit pada temannya lalu menjauh mengikuti langkah Joya yang tiba-tiba berhenti lalu berbalik menatap Brian.

" kenapa?" Tanya Brian terkejut

" bukankah seharusnya kau menjelaskan tentang sesuatu?"

" aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan"

" baiklah akan ku buat sederhana  saja, aku tidak suka bertele tele. Kau tadi malam kenapa tidak jadi menyusulku ke bioskop ?"

" wahh kau marah hanya karena aku tidak ikut menonton? Aku ada urusan tadi malam "

" ibumu sakit?"

" bagaimana....? Ohh Nana mengadu padamu? "

" sudahlah jangan menyalahkan Nana, kau tadi malam bersama wanita lain kan?kenapa kau lakukan itu pada Nana? Dia sangat menyukaimu, kau tau "

" itu hanya salah faham, wanita itu temanku lagipula apa yang salah ketika kau pergi makan dengan temanmu?" Brian berusaha mengelak dari kesalahannya.

" kau benar-benar. Kau bilang apa yang salah? Otakmu yang salah, semuanya salah. Pertama kau bohong pada Nana jika Ibumu sakit. Kalau ibumu benar benar sakit kenapa tidak kau katakan saja yang sebenarnya. Aku yakin Nana bisa menerimanya. Kedua kau pergi makan, tapi itu makan malam di restaurant romantis dan itu tidak wajar jika terjadi diantara teman. Dan yang ketiga kau tidak berusaha mengejar Nana kan tadi malam ?" Joya meluapkan kekesalannya tanpa sisa, Joya hampir gila dibuatnya. Brian benar benar seseorang yang menyebalkan.

" lalu apa urusannya denganmu? Kau siapa berani ikut campur masalahku? Kau itu hanya orang yang tidak penting, lagipula memangnya kenapa jika aku dengan wanita lain? Kau ingin tau wanita itu siapa? Dia adalah wanita yang sudah di jodohkan kepadaku "

" kau benar-benar busuk " Joya menampar wajah Brian dengan keras menyisakan  bekas merah di pipi Brian. Emosi Brian terpancing, wajahnya merah padam. Brian merasa tidak terima diperlakukan seperti itu. Brian berjalan mendekati Joya, Joya terlihat mundur dengan waspada.

" kau wanita sialan " Brian mengangkat tangannya untuk memukul Joya, Joya hanya bisa memejamkan mata sambil melindungi wajahnya. Joya pasrah jika harus kena pukul hari ini.

Bughh....

Suara pukulan terdengar tiba-tiba. Joya membuka mata, di depannya Brian sudah terjatuh sambil memegangi sudut bibirnya. Joya melotot melihat Veno sudah ada di dekatnya, ternyata Veno yang memukul Brian.

" beraninya kau " teriak Brian

" kenapa? Apa hobby mu memukul wanita?" ejek Veno

Brian berdiri berusaha membalas perbuatan Veno tetapi dihalangi oleh Joya, " heii hentikan kalian berdua. Jika kalian tidak mendengarkanku, akan aku adukan pada kepala sekolah "

Rupanya ancaman Joya masih mempan untuk kedua laki-laki yang bersitegang itu.

" sekali lagi kau berani menyentuh Joya, aku tidak akan pernah memaafkanmu " Veno menarik lengan Joya untuk pergi dari tempat itu menyisakan Brian dengan amarah yang memuncak.

..........

Dust in the wind 🌪️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang