7. Pure

72 6 0
                                    

2 tahun yang lalu

" Joya temani aku ke kantin sekolah, aku lapar "
Rengek seorang  gadis pada Joya, mungkin saja itu temannya. Mereka berdua terlihat begitu dekat.

Joya masih sibuk dengan novelnya, " satu lembar lagi ya "

" tidak ada satu lembar, aku bisa pingsan jika kau lamban seperti ini " gadis itu mulai mengomel karena Joya tidak menuruti permintaannya.

" baiklah baiklah ayo kita ke kantin " Joya tersenyum sambil mengalungkan lengannya ke bahu temannya. Joya tampak tersenyum hangat, dia tampak seperti gadis yang ceria dan ramah.

.........

Nana adalah satu-satunya sahabat yang Joya miliki, mereka sudah dekat sejak duduk dibangku sekolah dasar. Waktu itu Nana murid baru di kelas 3,  dia sangat pendiam. Jadi Joya mengajaknya berteman dan semakin dekat hingga sekarang mereka duduk di sekolah menengah atas.

Mereka berdua seperti orang yang kembar. Mereka saling berbagi antara satu dengan yang lain. Joya menyayangi sahabatnya seperti saudaranya sendiri.

Mereka berdua melakukan apapun bersama, jika ada Joya pasti ada Nana. Joya akan memberikan apapun untuk temannya, bahkan dia mengalah untuk hal apapun
Joya tidak pernah marah dengan hal itu.

........

" Nana kemarilah cepat " Joya yang sedang duduk di kursi   yang menghadap jendela segera memanggil Nana yang masih sibuk memilah-milah novel yang ingin dia baca.

" ada apa?"

" Brian datang "

Mereka berdua sedang berada di perpustakaan kota. Bukan tanpa alasan mereka berdua rajin menyambangi perpustakaan kota. Tentu saja tujuan mereka bukan untuk belajar, melainkan untuk stalking murid laki-laki yang bernama Brian.

Bukan Joya yang tertarik dengannya, tapi Nana. Sudah sejak awal masuk sekolah, Nana memang tertarik dengan senior yang bernama Brian itu.

Joya rela membantu Nana mencari tau apa saja tentang Brian.

" cepat sapa dia "

" baiklah, bagaimana penampilanku? "

" kau yang terbaik, cepat jangan buang kesempatan ini "

Tidak lama kemudian Brian masuk kedalam perpus bersama temannya. Dengan sigap Nana menyapa seniornya tersebut.

" hai kak Brian " Nana tersenyum malu-malu sambil menyisipkan beberapa helai rambutnya di belakang telinganya yang hampir memerah.

" siapa?" jawab Brian sedikit bingung

" aku adik kelasmu, apa kau lupa? Aku sering menyapamu di sekolah "

" ohh kau anak kelas 10 kan?aku ingat, maaf aku sempat tidak mengenalimu. Kalau begitu aku cari buku dulu ya? Selamat belajar " Brian berlalu sambil tersenyum, meninggalkan Nana yang sudah kepayahan menahan tubuhnya supaya tidak berjingkrak saking senangnya.

" senyuman yang manis " Nana memegang pipinya yang serasa terbakar.

" kau baik-baik saja kan?" Joya mengecek suhu tubuh Nana melalui keningnya.

" aku ingin pingsan rasanya, kau tidak dengar? Dia mengatakan selamat belajar lalu senyumnya?kau tidak lihat senyuman itu memabukkan "

Joya merasa Nana berlebihan sehingga dia dibuat heran karenanya, " aku tau Brian tampan, tapi apa kau tidak berlebihan?"

Nana tidak mendengar pertanyaan Joya karena terlalu senang dengan hal yang baru saja dialaminya. Dia memilih duduk di kursi sambil senyum-senyum tidak jelas.

..........

Dust in the wind 🌪️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang