Wattpad Original
Ini bab cerita gratis terakhir

Part 8

190K 9.5K 228
Penulis: Rain-Jay oleh Rain-Jay
                                    

Terdengar suara ketukan pintu tiga kali hingga pintu rumah itu terbuka perlahan.

"Kak Ris—" Pintu itu dibuka oleh gadis kecil berbaju ungu, Maudy.

"Hai," sapa Arjuna yang pagi ini tampak menawan.

Maudy terdiam sebentar—melihat pria yang menjulang tinggi di depannya. Dan mengakui bahwa tampaknya Tuhan sedang berbahagia ketika membuat sosoknya.

Maudy mengerjap—mengembalikan kesadarannya.

"Untuk apa kau di sini?" Maudy bertanya.

"Apa ada yang melarangku?" jawab Arjuna santai.

"Arjuna?!" seru ibu Maudy dari belakang dapur ketika menyadari kehadiran Arjuna di depan anak perempuannya itu. Tinggi Arjuna yang jauh di atas Maudy tentu saja membuat badan Maudy tak mampu menutupi tubuh Arjuna dari penglihatan ibunya.

"Masuklah, Arjuna. Mari sarapan bersama." Diana Kafael terdengar mengundang Arjuna untuk masuk.

Maudy mengerutkan keningnya entah kenapa sekarang keluarganya tampak sudah sangat akrab dengan lelaki yang Maudy masih anggap cukup asing.

"Apa aku diperbolehkan untuk masuk, Nona Maudy? Ibumu baru saja mengundangku untuk sarapan."

Maudy cepat-cepat menggeserkan badannya agar Arjuna bisa masuk.

Beberapa menit kemudian Maudy sudah duduk di meja makan, Arjuna Kendrick duduk di hadapannya. Sedangkan ibunya sedang menuangkan pasta ke dalam piring pria tersebut.

Maudy sendiri sudah lebih dulu mulai melahap makanannya.

"Makanlah lebih pelan." Arjuna berkomentar ketika melihat gadis di depannya melahap makan dengan terburu-buru. "Jangan lupa bernapas."

Maudy melotot. "Aku sudah mati daritadi jika lupa bernapas." Diana yang mendengarnya hanya sedikit terkekeh.

"Bagaimana keadaan kakimu?" Arjuna mengalihkan topik.

"Sudah baik-baik saja, itu hanya terkilir sedikit," jawab Maudy.

Arjuna seraya menoleh pada ibu Maudy yang sedang menuangkan teh. "Bolehkah aku meminta izinmu, Tante?"

Diana tersenyum. "Ada apa, Arjuna?"

"Aku mempunyai rencana untuk membawa Maudy ke acara makan malam, jika Anda berkenan dan mengizinkannya."

Sungguh Maudy tersedak mendengar kata-kata yang dilontarkan Arjuna dengan santainya itu.

Arjuna mendorong segelas air putih kehadapan Maudy. "Aku sudah mengatakan untuk makan lebih pelan."

Maudy mengambil gelas yang Arjuna berikan lalu meneguknya hingga tandas. Sebelum melirik bagian meja Arjuna. "Bukankah ini gelasmu?"

Arjuna melirik gelasnya yang menghilang. "Sepertinya begitu."

"Mengapa kau tidak mengatakannya sejak awal?"

"Kau tidak akan mati karena minum di gelas yang sama denganku, Maudy."

"Apa kau serius, Arjuna?" Kali ini Diana yang menyela.

Pria itu tersenyum ke arah ibu Maudy. "Saya serius."

"Jangan khawatir, semuanya akan saya yang urus, mulai dari tiket pesawat, penginapan dan semua kebutuhan Maudy nanti," sambung Arjuna menyakinkan.

"Apa maksudmu? Apakah acara itu berada di luar kota?"

Arjuna menggeleng. "Acara tersebut diselenggarakan di Singapura."

Maudy terasa ingin mati konyol di duduknya.

icon lock

Tunjukkan dukunganmu kepada 𝗥𝗮𝗶𝗻, dan lanjutkan membaca cerita ini

oleh 𝗥𝗮𝗶𝗻
@Rain-Jay
Arjuna bertemu dengan Maudy tepat ketika pria itu kembali ke negara k...
Beli bab baru cerita atau seluruh cerita. Yang mana pun itu, Koinmu untuk cerita yang kamu sukai dapat mendukung penulis secara finansial.

Cerita ini memiliki 35 bab yang tersisa

Lihat bagaimana Koin mendukung penulis favoritmu seperti @Rain-Jay.
Heart Stealing ♤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang