"Bagaimana keadaannya?" tanya Arjuna dingin yang sedang duduk di depan dokter yang menangani Maudy.
"Ia baik-baik saja, kakinya sedikit cedera dan lecet," jawab dokter itu.
"Penanganan apa yang bisa dilakukan?" tanya Arjuna lagi.
"Kakinya harus di bebat untuk beberapa saat agar dengan cepat pulih." Dokter tersebut menyatukan tangannya. "Ada sedikit pergeseran di area tulang kakinya."
"Oh ya, Pak. Jika saya diizinkan untuk bertanya. Apakah ia kekasihmu?"
Arjuna diam sebentar. "Bukan, dia—"
Arjuna tidak melanjutkan ucapannya ketika seseorang wanita memekik ketika memasuki ruangan.
"Maudy! Kau baik-baik saja?" pekik nyaring ibu Maudy yang tiba-tiba datang memasuki ruang perawatan.
Disusul Randy yang sedari tadi tidak masuk ke ruang perawatan. Ibu Maudy berlari kecil ke arah ranjang Maudy.
Sedangkan Randy berjalan ke arah Arjuna.
"Kau dari mana saja?" Arjuna bangkit dari duduknya—bertanya pada Randy.
"Aku ingin menyusulmu, tetapi aku melihat ibu Maudy kebingungan maka aku menawarkan tumpangan." Randy menaikkan bahu. "Walau aku harus meminjam mobil Carolline terlebih dulu."
Arjuna mengangguk-anggukan kepala—melirik ibu Maudy yang masih berbincang dengan dokter dan disusul dengan kepergian dokter tersebut meninggalkan ruangan. Ibu Maudy membalikkan badan—melihat ke arah Arjuna. Wanita itu tahu putrinya diselamatkan oleh Arjuna—Randy mengatakannya ketika mereka di perjalanan menuju rumah sakit.
Ibu Maudy tersenyum, menjulurkan tangan dengan ramah. "Diana Kafael," ujarnya memperkenalkan diri.
Arjuna meraihnya. "Arjuna Kendrick," balasnya.
Diana—ibu Maudy mengangguk. "Semua orang mengetahuimu."
Arjuna tersenyum. "Itu sedikit berlebihan," balasnya.
"Bagaimana caraku membalasmu, Arjuna? Kau telah telah menyelamatkan Maudy-ku secara tidak langsung."
Arjuna menggeleng, memasukkan tangan ke dalam saku celana formalnya. "Itu tidak perlu. Aku melakukannya karena gerakan refleks."
Arjuna melirik ke arah Maudy. "Kau sudah jauh merasa baikan?"
Maudy mengangguk. "Aku sudah mengatakan sejak awal bahwa aku baik-baik saja." Maudy jawab dengan anggukan singkat oleh Arjuna.
Ibu Maudy tersenyum kepada Arjuna. "Aku akan keluar sebentar untuk membelikan cemilan untuk kalian," ujarnya yang dibalas anggukan oleh Maudy dan Arjuna, sedangkan wanita itu keluar bersama Randy.
Ruangan itu terasa begitu hening—menyisakan Maudy dan Arjuna yang tidak saling menyapa.
Arjuna mengalihkan perhatiannya ke arah Maudy yang juga sedang menatap Arjuna dari samping.
Mengetahui Arjuna sedang menatapnya, Maudy secara cepat mengalihkan perhatiannya.
Arjuna merasakan pedih di punggungnya setiap pria itu sedikit bergerak, gesekan kemeja hitamnya terasa begitu menyakitkan. Arjuna berjalan ke arah kamar mandi sebelum membuka kancing kemeja secara perlahan.
Maudy masih bisa melihat Arjuna yang masih belum masuk sempurna ke dalam kamar mandi, gadis mungil itu nyaris berteriak karena Arjuna tiba-tiba membuka baju di hadapannya namun ucapannya tertahan ketika melihat luka lecet cukup besar di punggung pria itu—tampak seperti goresan panjang.
Maudy menebak Arjuna baru menyadarinya sekarang melihat ada sedikit darah yang sudah mengering di sekitar lukanya.
"Arjuna." Maudy memanggil parau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart Stealing ♤
Roman d'amourArjuna bertemu dengan Maudy tepat ketika pria itu kembali ke negara kelahirannya. Perjodohannya dengan wanita lain membuat Arjuna berperang dengan obsesinya terhadap gadis mungil itu. *** Arjuna Kendrick baru menunjukkan batang hidungnya setelah beb...
Wattpad Original
Ada 1 bab gratis lagi