"Maudy!" Seorang wanita paruh baya dengan celemek biru muda di depan kompor itu berteriak memanggil anak perempuannya yang sedari tadi belum terlihat turun dari lantai atas.Wanita itu mematikan kompornya lalu membuka ikatan celemek tersebut sebelum menutup bekal putrinya.
Maudy Kafael bergerak menuruni tangga dengan tas punggung pink tergantung di bahu kanannya, tangan kanan gadis itu memegang sebuah buku kecil yang sedang ia baca dengan teliti—ia sudah menghafalkannya semalaman tapi ia tetap melakukanya untuk berjaga-jaga sebelum mendengar teriakan ibunya dari arah dapur.
"Taruh bukumu, Maudy. Perhatikan langkahmu, kau bisa terjatuh di tangga."
Maudy tersenyum—memasukkan buku kecil itu ke dalam saku jaketnya, disusul dengan gerakan tangannya yang melambai ke arah seorang lelaki muda yang sudah menunggunya sambil menyandarkan badan di kerangka pintu utama.
Risyad—mentor piano gadis berumur sembilan belas tahun itu membalas lambaian tangannya singkat lalu menegakkan badan.
Maudy mengambil kotak makan yang ibunya berikan sebelum mencium telapak tangan wanita itu.
"Hai," sapa Maudy hangat ketika ia sudah berada di depan Risyad yang tersenyum padanya.
Kedekatan mereka adalah sesuatu yang langka, tidak pernah tercatat seorang mentor akan bersikap sangat baik dan ramah seperti Risyad memperlakukan Maudy.
"Pergi sekarang?" tanya Maudy.
Risyad mengangguk kemudian mengambil kunci mobil dari saku celana formalnya.
>>>>
"Kau akan menginap di mana?"
Arjuna membuang bungkus kaleng minuman yang telah habis ia tenggak. "Aku akan menemui Randy," jawab Arjuna.
Zavier menyandarkan badannya. "Itu bukan jawaban dari pertanyaanku."
Arjuna menaikkan bahunya. "Mungkin di hotel. Aku diundang untuk menghadiri acara musik tahunan."
"Kapan?"
"Besok pagi."
Zavier mengangguk. "Kau tidak menjual apartemenmu yang di Indonesia, bukan?"
Arjuna menggeleng. "Tidak."
Pria yang beberapa hari lagi berusia genap dua puluh tujuh tahun itu menoleh ke arah kaca ruangan yang langsung mengarah ke parkiran gedung. Sebelum berdiri ketika melihat Tesla S hitamnya memasuki parkiran.
"Aku pamit."
Zavier mengangguk. "Akan ada acara makan malam dengan keluarga William beberapa hari lagi. Kau harus menyempatkan diri untuk hadir," perintah Zavier ketika melihat punggung Arjuna nyaris hilang di balik pintu.
Arjuna mengangguk kecil sebagai jawaban, walau belum tahu pasti apakah ia akan menghadirinya atau tidak.
Arjuna mengetukkan sepatu pantofelnya di lantai lift yang membawanya turun ke lantai dasar. Beberapa pasang mata tidak bisa mengalihkan perhatiannya dari Arjuna, bukan hanya karena parasnya tetapi juga karena kehadirannya yang tiba-tiba. Biasanya semua orang akan melihat Arjuna Kendrick di pertemuan virtual berbasis video yang biasanya dilakukan pada meeting antar direksi Indonesia dan Berlin.
Tapi sekarang pria itu benar-benar menampakkan batang hidungnya di Indonesia.
Arjuna disajikan wajah Anson ketika sampai di lantai dasar, asisten pria itu memberikannya kunci mobil dan mengambil jas yang Arjuna berikan padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart Stealing ♤
RomanceArjuna bertemu dengan Maudy tepat ketika pria itu kembali ke negara kelahirannya. Perjodohannya dengan wanita lain membuat Arjuna berperang dengan obsesinya terhadap gadis mungil itu. *** Arjuna Kendrick baru menunjukkan batang hidungnya setelah beb...
Wattpad Original
Ada 6 bab gratis lagi