Flen PoV
Haha! Aku tertawa terpingkal-pingkal saat temanku Irene membuat lelucon yang menurutku lucu.. Padahal kata orang Irene itu orangnya garing. Tapi mungkin aku yang selera humornya aja yang receh kalinya.. Tawaku berhenti ketika Irene temanku ditepuk oleh seorang cewek yang menurutku dia orangnya nyebelin.. Huft!! Irene itu orangnya kagetan.. Dan benarkan!! Cuma ditepuk pundaknya saja ia sampai mau nyungsep.. Aku melirik tajam orang yang menepuk pundak Irene itu. Dia menatap ku balik. Bedanya tatapan polos lah yang cewek itu keluarkan saat memandangku.
"Kamu itu kalau bercanda jangan keterlaluan donk!"
"Loh.. Perasaan aku cuma nepuk pundak Irene ajaa, iyakan?" Dia malah bertanya padaku. Sontak saja langsung membuatku naik darah.
"Kamu siapa sih, baru juga 2 hari selesai MOPD gayanya udah kayak senior aja!" Aku berteriak marah padanya, Irene yang berada di sebelahku mencoba meredakan amarahku.
"Apasih kamu GaJe banget.. Perasaan Irene aja biasa aja tuh! Kok kamu yang marah lagi PMS ya mba? Rine, coba tuh bilangin ke temen kamu, kalau PMS jangan aku yang jadi pelampiasan. Udah cukup Sam jadiin aku pelampiasan gara-gara si Varen. Hahahahaha!" Dia berkata panjang lebar setelah itu tertawa sumbang. Dasar cewek aneh.. Namun menurutku cewek di sebelahnya lebih aneh.. Gimana ya jelasinnya.. Mukanya flat tanpa ekspresi, lalu badannya juga TEPOS.. Dan dari tadi dia itu cuma diam menyaksikan pertengkaran aku dan temanya itu. Aneh bukan? Hish! Semoga aja aku gak akan pernah ketemu sama dia lagi. Dan setelah ini aku akan meminta penjelasan Irene soal cewek yang nepuk pundak dia tadi.
Aku berjalan menyusuri lorong, di sampingku ada Irene.. Oh ya aku hampir saja lupa....
"Rine sebenarnya cewek yang nepuk pundak kamu itu siapa sih? Kok kayaknya dia orangnya nyebelin banget sih."
"Namanya Dei Sagita, dia itu emang agak tengil. Tapi sebenarnya baik kok. Tadi itu dia nepuk pundak aku pelan kok, cuma aku kan emang orangnya kagetan. Lagipula tadi kaki aku itu nginjek tali sepatuku, makanya kesandung dan mau nyungsep. Jadi kamu juga tadi yang salah langsung nyemprot dia pake omongan kamu yang pedes."
"Ye.. Kamu kok jadi nyalahin aku sih! Udah bagus dibelaiin. Tapi ya dia itu tetap salah pokonya titik gak pake koma."
"Kamu PMS ya Len?" Tanya Irene padaku. Kok dia malah nanya itu sih ahhh nyebelin emang sih aku lagi datang bulan.. Eh benernya aku pikir-pikir emang dari tadi itu aku kerjaannya marah-marah terus.."
"Hmm"
"Pantes kamu lebih 'emosional'."
"Irene temenin aku yuk." aku mengalihkan pembicaraan karena teringat sesuatu yang sangaaaat penting.
"Kemana?"
"Udah, ayok temenin ajaa."
Aku dan Irene berjalan mendekati sebuah ruang kelas. Di atas pintu tersebut tertera tulisan 9A Grade. Aku masuk ke dalam kelas tersebut mancari sesuatu dan merogoh kantung sakuku, mengeluarkan sebatang cokelat yang sudah ku bungkus kertas kado yang di dalamnya ada sebuah surat.
"Len, kamu mau ngapain.. Oh aku tau pasti kamu mau ngasih cokelat lagikan ke ka Dion"
"Udah kamu diem aja, mending kamu bantuin aku cariin tasnya kak Dion!"
"Oh ok..ok"
"Uh!!! Tasnya kak Dion yang mana sih" Aku menggerutu karena bingung mencari tasnya kak Dion. Oh ya ngomong-ngomong kelas ini sepi lagi tidak ada orang soalnya kelas 9 lagi pada kumpul gak tau apaan yang penting itu sebuah keberuntungan buat aku.
"Len kayaknya yang ini deh tasnya kak Dion."
"Kamu tau dari mana?"
"Itu liat tasnya tengahnya di kasih nama 'Dion Permana'."
KAMU SEDANG MEMBACA
Nano-Nano
HumorKisah 4 cewe yang katanya sahabat. Gimana kisah cinta mereka yang abstrak, cara mereka ngejalanin kisah persahabatan mereka dengan karakter mereka yang berbeda-beda. Gimana kejailan yang mereka lakuin. Dan cara mereka ngelewatin berbagai macam mas...