Chapter 26

1.4K 43 5
                                    

Ejo Jo bergerak gelisah. Seluruh tubuhnya terluka parah akibat serangan Yaya.

"Sialan!" desisnya. Ia bangkit lalu kembali menyerap kekuatan para makluk Immortal. Tubuhnya lembali terasa segar walaupun beberapa luka masih terlihat di tubuhnya.

Ia menggumamkan sebuah mantra, tak lama kemudian, sebuah pedang berwarna hitam dengan aura merah tergenggam ditangan kirinya.

Dari kejauhan Thorn melihat apa yang dilakukan penyihir itu. Manik hijau Thorn menyipit melihat senjata apa yang digenggam oleh Ejo Jo.

Ia me-Mindlink Tarung untuk mengawasi Ejo Jo agar tidak menganggu pertarungan antara Kakaknya, Halilintar dan Yaya.

'Laksamana, bisa kau menghalangi Ejo Jo? Aku merasa ia sekarang masih mengincar Kak Yaya. Beberapa makluk Immortal tenaganya kembali diserap oleh si Penyihir sialan itu!'

Tarung mengangguk tegas, 'Oke. Kau jaga dirimu. Aku akan mengacaukannya sebentar, pastikan Halilintar berhasil menandai Ratu Yaya.'

Tarung segera menahan Ejo Jo dengan menggunakan pedang sihir miliknya, Tarung tersenyum sinis melihat wajah kesal Ejo Jo.

"Pergilah Tarung! Aku tak ada urusan denganmu!" decak Ejo Jo.

Tarung tertawa keras, "Hahaha! Apa kau takut hm? Menyerahlah Ejo Jo! Kau tidak akan pernah menang dari Ratu Yaya dan Ratu Ochobot,"

Ejo Jo mendesis marah melihat Tarung yang kini menyeringai sinis. mata merahnya berkilat lalu segera menyerang Tarung membabi-buta. Tarung dengan penuh semangat membalas semua serangan yang dilancarkan Ejo Jo. 

Sementara Solar, Fellysia dan Blaze meringis ketika melihat Halilintar yang terlempar cukup jauh akibat pukulan Yaya. Mata mereka memejam saat tubuh Halilintar terlempar lagi hingga menabrak pohon dan membuatnya tumbang saat itu juga. 

Halilintar mendesis kesal, dengan kesal ia melemparkan banyak Pedang Petir kearah Yaya yang dapat ditangkisnya dengan mudah.

"Yak! Yaya sadarlah! Kau menjadi menyebalkan disaat tak terkontrol!" dengus Halilintar.

Kaizo terkekeh didalam pikiran Halilintar.

"Kau masih sempat-sempatnya tertawa? Wolf gila!" sinis Halilintar kesal.

"Yap! Kau-pfftt!"

Halilintar kembali melompat saat Yaya menyerangnya, "Sialan kau Kaizo!" desisnya. Entah karena kesal atau apa, ia menyerang Yaya membabi-buta.

Keadaan Yaya yang lengah membuat Halilintar dengan mudah berada dibelakang Yaya tanpa disadarinya. Ia segera memegang erat kedua tangan Yaya.

Yaya kembali memberontak keras.

"Lepaskan aku sialan!" desis Yaya. Halilintar menghiraukan itu semua, ia mengeluarkan taringnya dan mulai mencari titik yang tepat dileher Yaya.

"LEPASKAN AKU SIALAN! GRRR!"

Dan 5 detik setelah Yaya berteriak, Halilintar segera menancapkan taringnya dan menghisap sedikit darah Yaya.

"Apa yang kau-AAARRRRGGGHHHHH! Ssshhh! Sa-sakitt!"

Setelah menandai Yaya, ia mengusap dan mengecup pelan tanda yang telah ia buat. Berangsur-angsur, tubuh Yaya melemah, dan akhirnya jatuh namun sebelum tubuhnya menyentuh tanahn Halilintar sudah terlebih dahulu menariknya.

"Kita berhasil! Yey!" sorak Kaizo dalam pikiran Halilintar. Halilintar mendengus. "Kau hanya diam saja sedari tadi, Paizo," gerutu Halilintar.

"Hei!"

Yaya perlahan-lahan menggeliat tak nyaman. Matanya terbuka menampilkan sepasang iris hazel yang membuat Halilintar tersenyum dan Kaizo mengaum didalam pikirannya.

You're MinE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang