Tercantik

5.4K 281 0
                                    

---7 tahun kemudian---

Selena melewati hari-hari dengan berat hati sejak kepergian Svana. Pada awalnya, Selena menghabiskan sebagian besar waktunya untuk terus menunggu Svana di pantai, menatap Pulau Kayee, berharap Svana akan datang. Namun sejalan dengan waktu dan pertambahan umurnya, perlahan-lahan Selena mengerti bahwa Svana tidak akan datang. Bibi Lou merawat dan menyayangi Selena seperti anaknya sendiri meskipun awalnya Bibi Lou heran, mengapa Selena bisa sampai di Pulau Mala dan mengapa dia tidak mengenal siapapun selain ibunya. Bagi Bibi Lou, Selena adalah pemberian Tuhan. Anak yang tidak pernah dia dapatkan.

Selena tidak pandai bergaul, kebanyakan waktunya digunakan untuk belajar memasak dan berenang. Meskipun beberapa kali anak-anak sebayanya datang untuk mengajaknya bermain, Selena lebih suka dan memang sudah terbiasa sendirian. Banyaknya orang akan membuatnya bingung dan takut. Selain itu, ada seorang laki-laki bernama Shea yang sangat kukuh mendekatinya, membuat Selena merasa tidak nyaman. Shea sering kali menghampiri Selena saat Selena berada di pantai atau laut sendirian untuk mengajaknya berbincang. Di satu sisi kehadiran Shea sedikit membantu, karena Shea adalah anak dari orang yang dihormati di Pulau Mala, maka setiap kali Shea bersamanya, tidak ada orang lain yang berani mendekati atau mengganggunya. Selena sangat merindukan kehidupan lamanya, ibu dan Ermene yang selalu menjaganya.

Baginya laut adalah satu-satunya teman dan tempat untuk mengenang Svana. Meskipun tidak punya banyak teman, Selena populer di Pulau Mala sebagai gadis tercantik. Karena itulah, Bibi Lou khawatir saat Selena memutuskan untuk bekerja membantu Bibi Lou. Bibi Lou bekerja sebagai penyedia makanan bagi orang-orang kulit putih yang sudah ada disana bahkan sebelum Selena tiba di Pulau Mala. Orang-orang kulit putih yang berhasil membuat penduduk Pulau Mala sejahtera.

Bibi Lou memasak dan mengantarkan makanan-makanan tersebut dengan gerobak ke tambang yang ada di tengah pulau, tempat orang-orang kulit putih bekerja. Di mata Selena, Bibi Lou sudah terlalu tua untuk mendorong gerobak makanan yang lumayan berat itu. Hingga suatu hari, Selena memaksa Bibi Lou untuk mengijinkannya mengantarkan gerobak makanan itu.

Setibanya di perkemahan kerja orang kulit putih, Selena memperkenalkan dirinya pada penjaga yang ada disana sebagai putri dari Bibi Lou dan menyerahkan makanan mereka. Perkemahan yang mayoritas berisikan pria tersebut menjadi ricuh saat melihat kecantikan Selena, hingga kabar kecantikan Selena terdengar oleh pimpinan mereka Leif. Leif adalah pemimpin sekaligus pemilik tambang di Pulau Mala. Kegaduhan yang berhasil diciptakan Selena di kemah kerjanya membangkitkan rasa penasaran Leif. Di umurnya yang sudah matang, Leif masih belum memiliki pasangan. Dia tidak pernah memiliki kesempatan untuk mencari dan meskipun wanita di Pulau Mala tergila-gila padanya, sejauh ini dia belum pernah bertemu dengan wanita yang dapat menarik perhatiannya.

Keesokan harinya, Leif sengaja menunggu kedatangan Selena di luar perkemahan. Dan saat dia melihat Selena, dia terpukau. Tidak pernah dia melihat wanita Pulau Mala dengan wajah seanggun itu. Dipadukan dengan mata biru nya yang memancarkan kewaspadaan, kerapuhan dan kelembutannya, membuat insting kelelakian siapapun ingin melindunginya. Termasuk Leif. Sudah lama hatinya tidak berdebar seperti ini. Dengan sabar Leif menahan dirinya untuk menghampiri Selena dan menunggu Selena mendekat agar dia tidak menakuti gadis malang itu. Semakin jarak mereka dekat, semakin kencang debaran hati Leif. Ketika Selena tiba di hadapan Leif, dengan lembut Leif memperkenalkan dirinya.

"Selamat siang nona Selena. Perkenalkan, saya Leif. Pemilik perkemahan ini. Maaf kami sudah merepotkanmu dan ibumu selama ini. Kalian adalah penyelamat bagi kami. Masakan ibumu tidak ada duanya." Sapa Leif dengan ramah sambil mengulurkan tangannya pada Selena

[COMPLETED] Menjadi Putri DuyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang