Darah Campuran

4.8K 262 3
                                    

Selena merasakan kecupan di bibirnya, kecupan yang dengan perlahan berubah menjadi ciuman lembut, yang kemudian menjadi lebih kasar dan tergesa-gesa. Sentuhan tangan yang besar dan agak kasar terasa di leher dan tubuhnya. Paduan ciuman dan sentuhan tersebut memberikan sensasi luar biasa pada dirinya, membuatnya bersemangat, dia menyambut dan membalas ciuman pria tersebut. Tanpa terkontrol, Selena meraih pundak dan leher kekar pria tersebut. Tiba-tiba Selena kehabisan nafas dan mendorong pria tersebut menjauh dari tubuhnya agar dia dapat bernafas. Betapa terkejutnya saat dia melihat dan menyadari bahwa pria tersebut adalah Leif.

"Papa ?!"

Tok tok tok

Ketukan pintu kamar membangunkan Selena dari tidurnya. Jantungnya berdegup dengan cepat, kepalanya terasa berat, nafasnya pun tersengal-sengal. Sudah seminggu terakhir ini Selena memimpikan hal yang sama, mimpi yang terasa sangat nyata dan melekat kuat di ingatannya. Berhari-hari dia meyakinkan dirinya bahwa itu hanyalah mimpi, tapi lama-kelamaan mimpi tersebut sangat mengganggunya. Selena mulai merasa semua ini dimulai sejak dia bermimpi tentang si penyihir laut.

"Selena... Apakah kau sudah bangun? Bibi akan menyiapkan sarapanmu. " Tanya Bibi Lou dibalik pintu

"Sudah Bi.. Selena akan turun sebentar lagi." Jawab Selena setelah berhasil mengatur nafas dan menenangkan dirinya

"Baiklah..." Jawab Bibi Lou lalu pergi meninggalkan kamar Selena

.
.

"Bibiiiii... Selamat pagiiii... " Sapa Selena dengan ceria seperti biasanya

"Pagi sayang.. Duduklah, sarapanmu sudah siap." Jawab Bibi Lou sambil membawakan sarapan Selena

"Terima kasih Bibi.." Kata Selena sambil bersiap menyantap sarapannya

"Bi... Selena mau tanya.." Ucap Selena sambil melahap makanannya

"Ada apa sayang?" Tanya Bibi Lou

"Di laut kita, apakah Bibi pernah mendengar atau melihat makhluk aneh?" Tanya Selena

"Makhluk aneh seperti apa maksudmu? Bibi tidak pernah menemukan ada yang aneh di laut." Jawab Bibi Lou

"Hmm.. Tidak jadi deh.. Bukan apa-apa.. Hehehe..." Ucap Selena, mengurungkan niatnya untuk bertanya tentang penyihir laut pada Bibi Lou

Setelah selesai dengan sarapannya, seperti biasa Selena mengantarkan makan siang ke tempat Leif, papa nya.

Sesampainya di area pertambangan, tiba-tiba Selena merasakan perasaan yang tidak asing baginya, perasaan putus asa, kesedihan dan kemarahan yang mendalam. Dan perlahan, kilasan-kilasan saat dia bercinta dengan Leif muncul, begitu pula ingatan tentang Nix. Selena terkejut, dia langsung meninggalkan gerobaknya dan terburu-buru meninggalkan tempat itu. Selena setengah berlari menuju laut, dia ingin mencari Nix dan meminta penjelasannya, kenapa ingatan buruknya datang kembali. Padahal dia sudah berhasil melalui hari-hari yang menyenangkan dengan seorang ayah. Tanpa disadari Selena, Leif yang khawatir karena Selena tidak menemuinya seperti biasa, mengikuti Selena dari belakang .

"Nix...!" Teriak Selena begitu tiba di karang tempatnya bertemu dengan Nix

"NIX...!" Panggilnya lagi dengan putus asa

Tidak lama kemudian Nix menghampiri Selena

"Hai gadis cantik.. Bagaimana bisa kau mengingat namaku?" Sapa Nix

"Itu yang harus kutanyakan padamu Nix.. Bagaimana bisa ingatanku kembali?" Tuntut Selena

"Ingatanmu kembali? Ini aneh... Seharusnya sihirku tidak pernah gagal, kecuali terhadap suku Moa." Jawab Nix dengan bingung

[COMPLETED] Menjadi Putri DuyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang