Pertemuan tadi pagi, membuat ku kepikiran tentang Gus Adam tersebut. Bagaimana tidak. Gus Adam adalah Tipe pria idamanku.
Tapi dalam hati kecilku berbicara bahwa aku tidak bisa memilikinya, ia jauh di atasku. Sedangkan aku hanyalah wanita yang masih belajar tentang ilmu agama, dibandingkan dia yang sudah berpendidikan ilmu agama yang tinggi.
saat ini aku dengan shinta dan teman yang lain seangkatanku, sedang masuk kelas mempelajari kitab yang tak ku tau apa namanya. Aku sama sekali tidak memperhatikan ustadzah di depan yang sedang menjelaskan apa maksud dari tulisan di kitab ini. Pikiranku melayang memikirkan Gus Adam.
"Ust. Dit,kamu dilihatin tuh sama ustadzah silvi", bisik shinta di telinga sambil menyenggol lengan kananku.
Aku menoleh ke ustadzah silvi. Yang benar saja, Sekarang posisi bola mata ustadzah silvi tepat menatapku intens.
"Coba kamu ulangi apa yang saya katakan tadi?", ucap ustadzah itu.
Kan ini gara gara Gus Adam sialan itu. Lihatlah sekarang aku disuruh ulangi pembicaraan ustadzah itu, mana aku gak dengerin apa yang dia katakan. Bagaimana ini?
"Hum.. Apa ya?",gumamku menggaruk tekukku.
"Dita. Saya beritahu, kalau kamu sedang belajar dengan saya. Tolong perhatikan dan dengarkan secara teliti apa yang saya ucapkan. Bukan melamun seperti tadi?", kata ustadzah silvi menatapku.
Aku menundukkan kepalaku sambil memainkan ujung jilbab yang ku pakai.
"Iya ustadzah saya mengerti",jawabku bersalah."Jangan Ulangi Lagi", jawabnya menghembuskan nafas lelah.
"Saya ulangi perkataan saya tadi dan untuk yang lainnya dengarkan baik baik", sambung ustadzah silvi mengulangi perkataannya.Kali ini aku sungguh sungguh memperhatikan dan mendengarkan apa yang ia katakan.
****
"Kamu kenapa tadi melamun",tanya shinta setelah kami selesai membahas arti kitab tadi.
"Tidak ada",jawabku singkat,karena kalau aku jawab jujur kalau aku sedang memikirkan Gus Adam,mungkin shinta bakalan menggodaku seperti tadi.
"Hufff.. Dit, aku mau bicara sesuatu?", ucap shinta serius.
"Bicara saja. Kan gak ada yang larang",jawabku tersenyum.
"Iya sih. Hehe. Aku cuma mau bilang kalau Ustadzah silvi sudah lama menyukai Gus Adam. ",sahut shinta tiba tiba sambil menghembuskan nafas lelah.
Aku sama sekali tidak terkejut mendengarnya , karena menurutku itu sudah biasa. Tidak mungkin kan pria seperti Gus Adam tidak di idolakan dan di sukai kaum hawa?. Pria yang tampan dan juga berpendidikan ilmu agama yang tinggi, uhh. Sungguh idaman bukan.
"Terus",kataku sambil menyerngitkan dahi. Bukannya itu cocok ya. Ustadzah silvi cantik dan juga sama sama berpendidikan islam. Kalaupun mereka berjodoh, mereka akan menjadi jodoh yang cocok.
"Ustadzah silvi selalu mengirim surat untuk Kak adam denganku. Tapi.. Semua surat yang ku berikan dengan kak Adam selalu di buang. Aku harus berkata apa dengan Ustadzah Silvi, dia pasti kecewa. 10 surat yang ia kasih selalu berakhir ke tong sampah. Kak adam memang membuatku kesal,apa dia tidak mempunyai sedikit saja kasihan kepada fens fensnya yang sudah berbaik hati mengirimi surat untuknya.Apa salahnya Coba membaca sekilas saja",kata shinta panjang lebar.
Benar juga sih yang dikatakan shinta,bagaimana kalau itu terjadi denganku. Oh.. No, mungkin aku akan membatalkan misi ku untuk mecari 'CALON' di pesantren ini.
Kalau pun dipikir pikir, apa yang dilakukan Gus Adam itu sungguh sadis.
Aku turut kasihan dengan wanita yang di tolaknya. Terutama ustdzah silvi yang menyukainya sejak lama.Bagaimana ya.. Perasaannya kalau tau surat yang ia berikan selalu berakhir ke tong sampah seperti yang dikatakan shinta tadi, Pasti sakit. Sungguh malangnya nasibmu ustadzah silvi.
![](https://img.wattpad.com/cover/123046813-288-k279309.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat Hujan Dipesantren
Teen FictionCara Kepincut sama Seseorang itu ternyata susah banget ya? Tapi.. Ketika ia muncul dihadapanku, ia malah mengajarkan ku sebuah Arti Cinta yang sesungguhnya. (Adam Hernata Kusuma) "Ternyata manusia juga bisa kemakan omongannya sendiri ya? Ketika di...