Chapter 12

15 8 13
                                    

Arsen pulang dengan wajah kusut. Tidak tahu kenapa, seharian tanpa Gea membuatnya sedikit berbeda. Tidak ada umpatan, teriakan, bahkan kemarahan Gea akibat kejahilannya hari ini. Terasa hambar, begitulah kira-kira apa yang ia tengah rasakan.

Arsen berbaring di sofa ruang tamu dengan malas. Mendongak, ia menatap langit-langit ruangan sambil terus berpikir. Sejak tadi pikirannya terus bergelut hingga membuatnya menjadi lebih banyak diam disekolah tadi.

Apa tidak sebaiknya Arsen menjenguk Gea? Hitung-hitung sebagai tanda permintaan maaf. Tapi, bagaimana kalau Gea mengusirnya? Bahkan kemarin pun saat ia berinisiatif mengantarkannya masuk kedalam rumah Gea menolak.

Arsen beringsut, kemudian ia mengusap wajahnya dengan kasar. Rasanya suntuk.

"Muka Kak Arsen kenapa kusut gitu?" tanya Kiara menatap wajah sang Kakak heran.

"Oh, aku tau. Pasti pacar Kakak yang jahat itu gak masuk sekolah gegara kemarin itu '
kan?" ujar Kiara sebal.

"Lagi suntuk aja. Anak kecil gak boleh sok tau." Arsen mengacak-acak rambut Kiara dengan gemas membuat sang adik meronta sambil berteriak.

"Ishh, Ara udah gede kali."

Arsen tertawa mencemooh, "Gede badan doang."

"Kak Arsen bilang apa?!" Kiara berteriak sebal.

"Enggak! Gak bilang apa-apa. Salah denger kali." kekeh Arsen sambil meleletkan lidahkan pada Kiara yang masih tampak cemberut.

Arsen tertawa saat Kiara menggembungkan pipinya marah. Namun, ia mengernyit bingung, sedetik setelah sayup-sayup mendengar suara tawa sang Mami yang menggelegar.

"Mami ketawa ama siapa Dek? Perasaan kalo masak sama Mbok Lastri gak segirang itu deh."

Kiara menyahut malas, "Ketawa sama Kak Shakira mungkin."

"Shakira kesini?"

Kiara mengangguk dua kali.

"Hah? Sejak kapan?"

"Udah dari tadi."

"Kenapa gak bilang?"

Kiara melirik malas, "Kak Arsen gak tanya."

Arsen beringsut dari duduknya. Senyuman lebar mengembang perlahan dibibirnya, kemudian bergegas mencari keberadaan Shakira meninggalkan sang adik yang masih sebal itu.

"Tuhkan!" sebal Kiara.

⚫⚫⚫

"Shakira." baritone itu menyapanya dengan lembut.

Lantas Shakira menoleh dan disana Arsen tampak terburu-buru ingin segara menemuinya sambil terus menyunggingkan senyuman menawan yang jarang cowok itu tampakkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lantas Shakira menoleh dan disana Arsen tampak terburu-buru ingin segara menemuinya sambil terus menyunggingkan senyuman menawan yang jarang cowok itu tampakkan. Selalu seperti itu. Arsen memang tidak pernah berubah walaupun ia sudah mengecewakannya berulang kali.

Serendipity Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang