Chapter 13

23 7 4
                                    

Hanya hangat pada orang tertentu saja itulah Arsen. Dan hari ini Arsen melakukan sesuatu yang jarang dia lakukan. Tersenyum dan banyak berbicara. Sangat berbanding terbalik saat dia berjalan menyusuri lorong sekolah dengan wajah datar dan menyeramkannya. Hanya topeng.

Berada di gazebo bersama Shakira seharian rasanya seperti membunuh waktu. Bahkan langit jingga beberapa menit yang lalu sudah berubah menjadi awan pekat berwarna hitam yang berhias bintang. Sudah malam, rasanya cepat sekali padahal kebersamaan mereka seperti baru semenit saja.

Arsen masih menikmati detik dan menitnya dengan memandang wajah cantik sahabatnya itu. Sesekali dirinya ikut menyunggingkan senyum saat melihat Shakira yang tertawa karena lelucon recehnya. Semua bahkan sudah cukup untuk membuat lapisan luka di hatinya perlahan tertutupi.

Arsen dan Shakira memang sahabat semasa kecil, bahkan mereka selalu bersama semenjak taman kanak-kanak. Menghabiskan banyak waktu bersama dan bersekolah di tempat yang sama. Namun, kebersamaannya bersama gadis itu sudah menjadi hal yang langka. Ia merasa jika Shakira selalu berusaha menjauhinya. Bahkan Shakira pindah sekolah agar bisa jauh dari jangkauannya. Dan mungkin Arsen tahu semua alasan dibalik sikap Shakira, hanya saja ia berpura-pura bodoh dengan mengacuhkan semua itu. Meski nyatanya semua itu mampu menghancurkannya secara perlahan.

Dan untuk berbagai alasan, Arsen tidak mau moment itu hilang begitu saja.

"Siapa pacar lo?" Shakira bertanya untuk kesekian kalinya karena Arsen sama sekali tidak bergeming saat dirinya melontarkan pertanyaan yang sama tadi.

Arsen menatap Shakira heran, "Apasih kepo banget jadi orang. Itu privasi tau."

"Ihh, Arsen. Kasih tahu dong kali aja kita bisa main bareng gitu," ucap Shakira setengah kesal.

"Jadi siapa?" imbuhnya.

"Banyak tanya lo, kek petugas sensus yang mau bagi-bagi sembako aja."

"Gak lucu ah." Shakira memutar mata malas. Apa susahnya sih tinggal kasih tahu nama doang?!

"Elah, gitu doang ngambek."

Shakira mencebik sambil melipat tangannya didada.

"Yakin nih mau tahu banget?"

Shakira mengangguk antusias, "Iya lah."

"Namanya Gea." jawabnya singkat. Manik hitam Arsen menatap mata cokelat hangat bersinar didepan sana. Sebenarnya malas membicarakan tentang semua ini. Namun, sepertinya dia tidak punya pilihan lain. Arsen tidak mau dijauhi oleh Shakira lagi.

"Dari tadi kek bilangnya. Gitu aja pake belibet banget timbang sebut nama doang."

Shakira menatap Arsen penasaran, "Temen sekolah lo juga?" tanyanya.

"Hmm."

Shakira lagi-lagi mengangguk. Kemudian terlihat semakin girang, "Kenalin sama gue dong." pintanya.

"Enggak ah."

"Kenapa?"

"Entar lo iri. Dia lebih cantik dari lo, soalnya." ejek Arsen.

Banyak kebohongan yang harus Arsen ucapkan. Hanya saja dia tidak mau membuat Shakira kembali menjauh.

"Biarin. Pokoknya gue mau ketemu sama dia titik."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 05, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Serendipity Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang