❄ lima

253 23 0
                                    

Wanita paru baya yang terlihat masih sangat cantik di usia nya itu menatap dua orang di hadapan nya dengan serius. Semua pertanyaan berkecamuk di kepalanya. Begitu juga dengan pria paru baya ber jas yang tengah duduk di samping nya. Menatap dua remaja di hadapan mereka yang kini tertunduk tak berani mengangkat wajah mereka.

"Ver jelasin ke mami, kamu gak mungkin kan.... ". Menatap vernon penuh tanya namun tetap tenang. 

"Papi harap kamu gak ngecewain mami dan papi". Ujar sanjaya papi vernon menatap lekat putra nya.

Vernon diam mencerna ucapan kedua orang tuanya. Namun ia berusaha tenang untuk bisa menghadapi apapun yang terjadi karena ia memang salah. Sangat salah.

"Maafin vernon mi, pi". Menunduk tak berani menatap kedua orang tua nya.

"Maksud kamu apa? Minta maaf ke mami dan papi". Maria menoleh menatap suaminya. Bingung dan juga takut kecurigaannya benar.

" Ver?". Maria meneguk ludahnya susah payah menjeda ucapan nya. Tak sanggup mengetahui kebenaran dari bibir vernon sendiri.

Vernon lagi-lagi menunduk tak sanggup menatap kedua nya. Sementara tangan nya menggenggam erat tangan inge menguatkan dirinya dan juga gadis di samping nya itu. Tiba-tiba saja keberaniannya  hilang saat menatap mata kedua orang tuanya. Entalah apa yang membuat vernon ragu untuk mengatakan semuanya. Ia sendiri pun bingung pada dirinya.

"Bilang ke mami kalau inge hamil itu bukan karena kamu, iya kan?".

"Jawab mami ver, jawab!". Bentak maria frustasi atas diam nya vernon.

"Mi, tenang dengerin vernon dulu. Kalaupun inge hamil itu belum tentu perbuatan vernon". Ujar sanjaya berusaha menenangkan istrinya.

Gak pi, mami benar. Batin vernon lirih dari suara hatinya.

"Maafin vernon mi, pi". Lagi-lagi vernon meminta maaf.

" Vernon salah, Inge emang hamil anak vernon". Menghambur ke hadapan kedua orang tuanya bersujud mengakui kesalahan nya. Tak berani menatap kedua orang tuanya takut akan reaksi mereka.

Bersujud dan meminta maaf adalah hal yang pantas dilakukan vernon mengingat kesalahannya terlalu besar untuk dimaklumi. Apa kata orang jika tahu anak seorang pengusaha terkenal telah menghamili anak orang.

"Ja-di Be-nar? Inge ha-mil a-nak ka-mu?". Tanya maria dengan suara bergetar. Tak menyangka anak yang tak luput dari puji nya setiap saat bisa melakukan hal sekotor itu. 

Menghamili anak orang.

Pakk

Sebuah tamparan berhasil mendarat di pipi kiri vernon.
Inge membekap mulutnya, kaget melihat vernon ditampar papi nya. Begitu juga dengan maria ia tak menyangka sanjaya akan menampar vernon. Tangan sanjaya yang tak pernah sekalipun digunakan nya untuk menyakiti anak nya kali ini berakhir di dapatkan vernon.

"Papi kecewa sama kamu". Menatap vernon kecewa yang tengah memegang pipi kirinya yang sedikit memerah.
"Papi dan mami nyekolahin kamu bukan untuk hamilin anak orang, mau ditaroh dimana muka papi dan mami kalau orang sampai kamu hamilin anak orang diluar nikah huh!".

Ucapan ayahnya yang menohok membuat hati vernon sakit dan juga kecewa apalagi sebelumnya ia mendapatkan tamparan keras dari ayahnya. Yang sebelumnya tak pernah melakukan itu apalagi mendapat bentakan.

Tidak sekalipun dialami vernon.

Vernon tahu ia salah dan berhak mendapatkan semua itu bahkan hukuman apapun dari orang tuanya namun bukan itu yang ia harapakan.

Apakah kedua orang tuanya tidak menanyakan kenapa vernon bisa bertindak sejauh itu. Kesalahan yang dilakukan manusia tak luput dari sebuah alasan dan vernon memiliki alsan itu. Ia tidak pernah mengharapkan kejadian itu terjadi padanya. Apakah rasa malu orang tuanya lebih penting dari alasannya?.

"Gak, om dan tante gak bisa ngelakuin ini sama vernon. Vernon gak sepenuhnya salah aku juga berhak mendapatkan hal yang sama. Aku mohon maafin vernon". Inge ikut bersujud di samping vernon sambil menangis tak tahu harus melakukan apa.

"Kalau om dan tante mau nyalahin seseorang itu bukan vernon tapi aku". 

"Gak, ini salah vernon bukan salah inge". Selak vernon. "Inge hamil karena kesalahan vernon, mami dan papi berhak ngehukum vernon". Mencoba menjadi cowok bertanggung jawab di depan kedua orang tua nya.

"Kalau papi dan mami gak sudi punya anak seperti vernon karena malu.... ". Menjeda ucapan nya menatap mami nya sendu. Maria menangis menggelengkan kepala nya tak mau mendengar ucapan vernon.

"... Vernon bakal pergi dari rumah dan apartemen ini".

Inge menggelengkan kepala nya. Tak mau vernon melakukan itu

"Hentikan! Kamu pikir anak seusia kamu bisa hidup di luar sana tanpa orang tua huh". Lagi-lagi sanjaya membentak vernon hendak melayangkan tamparan untuk vernon. Namun dengan cepat maria menahannya.

"Pi cukup, tuhan ngasih vernon untuk disayangi bukan untuk disakiti, aku tahu vernon salah tapi aku yakib vernon pasti punya alasan. Aku tahu itu karena aku ibunya". Tegas maria meneteskan air mata tak sanggup melihat vernon ditampar sanjaya.

"Papi harus ketemu sama orang tua inge secepat nya". Berlalu begitu saja. Raut kekecewaan tak juga hilang dari wajahnya.

Takan ada orang tua yang tega menyakiti anaknya hanya karena sebuah kesalahan fatal sebesar apapun itu. Jika orang tua tega melakukan itu mereka tak pernah menghargai pemberian tuhan yang telah mengirim kebahagian lewat sebuah titipan yang berharga yaitu anak.

To be continue

Oiiii... Gak jadi2 author nulisx. Maklum lagi banyak tugas tapi kok makin kesini ide cerita lain makin numpuk dikepala aku 😂😂😂😂

Jadi hancur semua

Semoga feelx dapat. Author sendiri gak yakin.

Jgn lupa vomet ya 🙌

Verin (vernon & inge) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang