Tolong.......

28 1 0
                                    

Tubuhku masih berada di pelukan June.
"Senior........ " ujarku ketakutan. Tanganku meremas bajuku karena aku sangat ketakutan.
"Mina~~'maafkan aku.... " ujar June sambil memegang tanganku dan kepalanya agak ditundukkan.

Tiba-tiba June memelukku dan berkata
"Jangan sakit lagi kumohon Mina, aku sangat takut. Aku takut kehilanganmu Mina ~~~" ucapnya.
"Senior........ "

Tanpa berkata-kata lagi June membantuku berdiri dan menuntunku ke tempat tidurku. Lalu mengambilkan ku segelas air putih hangat.  Lalu pergi tanpa sepatah kata.

"Mina~~~ Mina~~~........." teriak Sendy.
"Ohh ada apa?? " tanyaku.
"Eh eh eh, Kenapa senior June cabut gitu aja hah? " tanya Sendy penasaran.
"Ohh, tadi dia bilang ada urusan jadi  harus pulang katanya" elak ku.
"Ohh begitu" singkat Sendy.

Malam itu aku habiskan dengan curhat kepada Sendy dan juga bercanda. Karena besok adalah hari libur maka malam ini Sendy menginap disini bukan hanya karena besok libur, juga akhir-akhir ini banyak orang aneh yang berkeliaran di daerah Incheon.

Pagi ini aku merasa sudah baikan. Karena sudah minum obat dan merasa bahagia karena ada sahabat sejati ku yang selalu menemaniku. Setelah Sendy pulang rumahku serasa sepi. Aku kesepian sendiri lagi. Ku keluarkan Hp ku dari saku celanaku. Scroll ke atas bawah atas bawah.

"Ahhh bosan banget ahhhhhhhhhhhh!!" teriakku.

Tok tok tok......
Suara pintu rumahku diketuk. 
"Siapa ya? " tanyaku.
*Tidak ada jawaban

Ku buka pintu itu. Terkejut bukan main diriku setelah melihat orang yang ada didepan pintuku.
"Doo Young..... "
"Ohh hai Mina.. " sapa Doo Young.
"Ohh hai,  ada apa kau kemari? " tanyaku.
"Emm itu begini, aku dengar kau kemarin dibawa kerumah sakit. Apa kau sudah baikan? " tanya Doo Young jujur.

"Emmm, ya itu lihat aja. Aku sudah baikan kok aku sudah baik-baik aja. " jelasku.
"Ahh syukurlah kalau begitu. Ini aku bawakan bubur kesukaanmu." tawar Doo Young.
"Wa terima Kasih Doo Young. Terima Kasih banyak,  akan aku makan. " ucapku.

Namun aku lupa satu hal tentang Doo Young, pria bajingan sialan.......

Tiba-tiba

Doo Young terus melangkah mendekat, otomatis kakiku berjalan mundur kebelakang untuk menghindarinya.
"Aku ingat ini ,tatapan buas itu, mengingatkanku pada ......  Oh My God aku harus melakukan apa ini tolong seseorang tolong aku please.... " rintihku dalam hati.

"Doo Young kau kenapa ? Kenapa kau ? " tanyaku.
Doo Young tak merespon pertanyaanku ia malah semakin mendekat.

Doo Young..........
Doo Young................
Doo Young..........................

"Mina~"

Suara itu..... Itu suaranya...."

"Senior!" teriakku mengagetkan Doo Young. Seolah mengerti aku butuh bantuan June langsung datang.

"Ada apa Mina~" tanya June.
"Mina aku pergi dulu, setelah melihat kau baikan aku merasa lega, bye sampai jumpa. " ucap Doo Young.

June masuk kedalam rumah dan Doo Young pergi. Mereka sempat bertatap mata langsung cukup lama. Namun June menghiraukannya dan masuk kerumah kemudian mendekatiku.
"Ada apa Mina kenapa kau berteriak tadi. " tanya June.

Sebelum aku menjawab tubuhku sudah terlebih dahulu menjawabnya. Aku merasa hilang kendali atas tubuhku , kaki serasa lemas.

"Mina~~ kau kenapa?  Apa kau baik-baik saja? " tanya June khawatir.
"Ah syukurlah ada senior.... Ahh hehe terima Kasih senior, aku baik-baik saja kok." ucapku.
"Ahhhh syukurlah aku kira kau--, " sebelum June menyelesaikan perkataannya....
Air mataku keluar.......

June heran kenapa aku bisa tiba-tiba menangis.
"Mina~ kenapa kau menangis? Bukannya kau tadi bilang tidak apa-apa?, " tanya June heran.
"Aku... Tttttaddi ssanggat tttakuttt ssseniorr aakku ttttidakk tttahu aaapa yang aaakan ttterjadi nanttinyaa......... " ucapku sambil menangis.

June memelukku dan mengusap air mataku, "Tidak apa-apa sekarang tenanglah , sudah tidak apa-apa.... sudah jangan menangis lagi..... " tenang June. Setelah mendengar ucapan June perasaanku terasa tenang dan terlindungi.

June membantuku berdiri dan mendudukkanku di bangku samping tempat tidurku. Setelah itu dia menuju ke arah dapur sambil membawa beberapa kantung kresek yang penuh akan barang.
"Bagaimana bisa seorang calon ahli gizi keracunan makanan, apakah benar kau belajar? " tanya June meledek. Ternyata kresek besar itu berisi makan dan minuman yang dibeli oleh June.

"Senior kau membawakan semua itu untukku? " tanya ku heran.
"Emmm" jawab June singkat.
"Kenapa kau membawa semua itu, aku merasa tidak enak dengan senior? " tanyaku panjang.
"Emmm" jawabnya singkat lagi.
"Kau tidak usah repot-repot membawa itu semua , aku tadi baru mau belajan bersama Sendy. " jelasku kini dia terdiam.

Aku merasa tidak enak karena telah merepotkannya.
"Senior.... ~"
"Emmmm" jawab June.
"Bagaimana ini June senior sepertinya marah." ujarku dalam hati.
"Senior apa kau marah? "
Tidak menjawab
"Senior kau sangat marah ya... "
Masih sama saja, aku memberanikan diri untuk mendekatinya

"Senior maaf , bukannya aku mau menyinggung perasaanmu tapi, sungguh aku tidak mau merepotkanmu kau tidak usah membawakan semua ini untukku , senior.... Senior apa kau sangat mar--, "

Sebelum aku selesai berbicara, bibir June menyentuh bibirku . Aku sangat terkejut, walau hanya sebentar namun itu tetap sebuah ciuman yang mendadak.

"Kau cerewet sekali ya..... " ucap June sambil mencubit pipiku.
"Pokoknya ini semua untukmu, jangan kau tolak pemberian ku, kau mengerti? " jelasnya. Aku hanya terdiam, mulutku tak bisa mengcapkan kata-kata. Pipiku memerah.

"Ahh sebaiknya pergi dulu,  jika aku terus disini bisa berbahaya, aku pulang dulu ya. " ucapnya. Aku hanya menganggukkan kepala. June berjalan keluar rumah namun tiba-tiba

💏

Dia kembali mencium keningku, namun kali ini cukup lama. Lalu setelah itu ia berjalan keluar dan melambaikan tangannya.

Setelah June keluar aku segera lari ke kamar mandi, terlihat jelas diwajahku pipiku memerah lalu aku melihat ke bibirku dan menyentuhnya lembut. Aku mencoba mengingat kejadian yang barusan terjadi.

Sekarang aku sedang sangat bahagia sampai aku senyam senyum sendiri lalu menghentikan segala aksiku.  Lalu keluar dari kamar mandi dan melemparkan diri ke tempat tidur.

LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang