Chapter 4: Squader United (Calling)

23 0 0
                                    

Pagi Hari di kampung dibawah kaki gunung kerinci. Angin pagi menghembus ke desa hingga mencapai rumah Satya. Matahari sudah berada di atas dengan Sinar paginya yang belum memekik mata.

Satya mulai mempersiapkan peralatan berburunya berupa sebuah tombak. Pamannya sudah tidak bisa membantu dia lagi karena fisiknya yang sudah tua. Ia mengajak anak - anak di sekitar rumah untuk pergi hutan bersama untuk berburu.

"Abang Satya mau berburu ?" Tanya anak kecil dengan senyum

"Iya. Kamu mau ikut berburu, adik kecil ?" Jawab Satya dengan senyum sambil melihat anak itu

"Aku mau. Aku mau" jawab anak kecil itu dengan senyum sambil melompat - lompat

"Ok. Tapi jangan lupa pada pegangan tangan ya. Jangan sampai kepisah ya dek" satya tersenyum.

Lalu Satya bersama keempat anak itu pergi ke hutan dengan seorang teman berburunya. Saat perjalanan, anak anak itu bernyanyi sambil bercanda. Hingga sampai di hutan bawah kaki gunung , Satya meminta anak anak untuk diam dan tetap berada di belakang mereka.

Setelah sampai di titik perburuan babi hutan, satya mengambil tombak nya yang digantung di belakang. Ia memberitahu anak - anak itu untuk tetap di situ dan tidak mengikuti dia dengan temannya. Kemudian, Dia berjalan dengan pelan sambil membungkukkan badannya di dalam semak - semak agar suara agar tidak diketahui oleh hewan disekitar. Setelah melihat disekeliling, Dia melihat seekor babi hutan yang lewat di depannya. Ia mulai melakukan ancang - ancang dengan tombak nya mengarah ke babi hutan itu.

Di saat waktu yang tepat, Satya melemparkan tombaknya ke babi hutan itu. Dan hap! Tombak itu menusuk babi hutan itu hingga tersungkur. Anak - anak tersebut kemudian terkagum waahh aambil membuka matanya di belakang Satya.

"whoaa... bang Satya hebat!!" teriak salah satu anak dengan girangnya
"keren keren" teriak anak lainnya

Lalu Satya mengambil tombak keduanya dan memulai ancang - ancang kembali. Satya berjalan membungkuk lagi dan mencari 'mangsa' babi hutannya. Ia menengok ke kanan dan ke kiri sebentar, dan menemukan babi hutan kembali yang sedang berlari. Ia mulai ancang ancang untuk melempar tombak nya dan matanya mengikuti arah babi itu berlari. Dan tombak tersebut mengenai bagian belakang babi hutan.

Anak - anak tercengang kagum kembali melihat kemampuan satya. Dan salah satu anak datang ke Satya

"bang satya, boleh coba ikutan?" tanya anak itu sengan ramah

"boleh. Tapi hati - hati ya sama ujung tombak nya dek. Kalau kena bisa terluka." jawab satya dengan senyum

Dia memberikan satu tombak ke anak itu. Dan anak itu mencoba berburu dengan tombak tersebut.

"coba pegang tombaknya kayak gini" satya mengarahkan anak itu untuk memegang tombak dalam bentuk ancang - ancang berburu

"lalu lihat di sekitar kau. Jika melihat seekor babi, fokus ke dia. Kaki nya sedikit jongkok ke bawah semak2 agar tak terlihat"

Lalu anak itu memulai ancang ancang berburunya dan kemudian ia melihat seperti babi sedang lewat di samping.

"coba fokus ke babi itu. Dan jika kau merasa sudah fokus dan sesuai arah tombaknya, lemparkan dengan tanganmu sekuat mungkin agar lemparannya jauh. "

Saat ia mengarahkan anak itu, tiba-tiba ada suara geraman terdengar. seekor harimau datang di samping kiri. dia berjalan pelan menuju Satya dengan kaki empatnya yang berbulu loreng hitam putih.

"Mengapa kau disini ?? Ini adalah wilayahku dan kau tak berhak ada disini. " Ucap Harimau itu yang terdengar oleh Satya saja

"Hehehe Maaf. Biasanya kami sudah biasa disini untuk berburu " Jawab Satya dengan tersenyum dan matanya menyipit

The Squader Bros: The AlternateVerseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang