Sejak kejadian kemarin, mingyu segera memberitahu jeonghan, dan juga ibu dari wonwoo.
Sekarang ini wonwoo dan mingyu izin untuk tidak masuk sekolah, mereka mau checkup keadaan kehamilan wonwoo.
dan juga jeonghan, dan ibu wonwoo akan datang untuk mengurus wonwoo.
"Huft~" Wonwoo menghela nafasnya, ia bosan. Sedaritadi hanya menatap kearah kotak yang menyala, dan menampilkan gambar-gambar dan juga suara. Sebut saja, televisi.
"Mingyu?" Wonwoo memanggil mingyu yang berada di sampingnya.
"Hm?" Mingyu hanya berdehem untuk jawaban nya, ia sedang memainkan game diponselnya.
"Bisakah lihat aku? aku ingin berbicara dengan mu."
"Sebentar sayang, sedikit lagi sele- AH SIALAN! KENAPA DIA MENGHANCURKAN TOWER KU!"
Wonwoo memandang sebal kearah mingyu. Mingyu adalah alasan pertama kenapa hari ini dia benar-benar bete dan bosan.
Bayangkan saja, sudah 5 jam mingyu menatap handphone nya tanpa memperdulikan wonwoo, sudah berbusah mulut wonwoo memanggil-manggil nama sang suami, tapi jawabanya selalu "hm" "ya sebentar"
Wonwoo berjalan kearah kamar, ia tutup pintu kamar itu keras-keras. Ia menenggelamkan kepalanya dengan selimut. Oh ayolah,wonwoo sedang hamil, dirinya butuh perhatian, tapi lihat? Suaminya?
Bahkan sampai sekarang makhluk hitam itu tidak mengejarnya.
Sialan!
Wonwoo masih terus terisak. Menurutnya mingyu keterlaluan, main game sih boleh, tapi jangan sampai 5 jam juga!
Wonwoo menyumpahi manusia itu dengan sumpah serapah. Tak peduli sekarang sejahat apa diri wonwoo, intinya dia butuh dimanjakan.
××××
Cklek..
"Wonie sayang, jeonghan noona dan ibu tidak bisa datang hari ini. Mereka sedang mengurus keperluan perusahaan dibusan"
Mingyu melangkah mendekati wonwoo yang tengah membaca novel.
Tangan kekar mingyu memeluk pinggang wonwoo pelan. Takut kalau calon bayi nya kenapa-napa.
"Won~ Sedang baca apa sih? Kok aku datang dicuekin? Kamu gamau manja-manjaan sama aku?"
Mingyu berkata dengan nada yang dibuat-buat. Membuat wonwoo enek dan ingin muntah sekarang juga.
"Liat ga, lagi ngapain aku? gausah ganggu, pergi sana, emang ada yang suruh kamu masuk sini?" Jawab wonwoo dingin tanpa menengok kearah mingyu sedikitpun.
"Loh, ini kan kamar aku juga. Kamu kenapa sih, hm? tadi pagi kayaknya baik-baik aja~" Mingyu mencium pipi kanan wonwoo, dengan tangan nya yang setia memeluk pinggang wonwoo.
Wonwoo tak suka. Ia membanting novelnya kenakas cokelat muda disamping ranjang tidurnya, melepas kacamatanya kasar dan segera melepaskan pelukan mingyu.
"Won?" Mingyu bingung dengan sikap wonwoo.
"Bisa pergi?" Kata wonwoo lagi.
Fyi, wonwoo sedang sakit, ditambah dia sedang hamil, dan mingyu sama sekali tidak memperdulikan dia dari kemarin. Ia hanya sibuk dengan game nya, dan wonwoo ditinggal sendirian.
"Pergi? Kenapa memangnya?" Tanya mingyu,
"Kau membuatku tak nyaman."
"Maksudmu?"
"Kau terlalu banyak bertanya, kim bodoh. Kubilang, pergi." Jawab wonwoo lagi.
Oke mingyu semakin kesal karna semakin lama kata-kata wonwoo tak ia rem sedikitpun. Mingyu tipikal orang yang tak suka perempuan melawan dia, atau memaki dia dengan kata-kata kasar dan menyuruhnya untuk pergi seperti sekarang ini.
"Beri aku alasan, kenapa aku harus pergi." Jawab mingyu,
"Pikir! kau punya otak tidak sih?"
Wonwoo menatap mata mingyu dalam.
"Aku tak mau."
"Cih egois."
"Kau mendiamiku tadi, kau malah membaca novel saat aku masuk. Lalu sekarang aku di usir, apa maksudmu?"
Satu lagi, mingyu ini egois tingkat atas. Apa dia tak sadar kalau dia juga meninggalkan wonwoo?
"Jeon Wonwoo. Aku tak suka kau berbicara seperti itu padaku."
Rahang mingyu mengeras. Memang dasarnya otak mingyu berisi hal-hal tidak berfaedah, jadi dia tak memikirkan kesalahan nya sama sekali. Justru dia berfikir kalau dia sedang di pojoki oleh wonwoo.
"Yasudah, kalau tak suka, aku tidur di kamar sebelah." Wonwoo beranjak, membawa bukunya,
Mingyu segera menarik tangan wonwoo,
"Jelaskan dulu! Kau ini kenapa sih? aku datang tiba-tiba kena omelan mu! Padahal aku tak berbuat salah apa-apa! Terus sekarang? ingin tidur dikamar lain?! bisakah kau berenti merepoti orang lain, sayang? aku juga capek!" Mingyu menatap wonwoo dalam.
Wonwoo hanya tertawa renyah,
"Masih belum sadar juga ya. Lebih baik aku tidur dulu malam ini dikamar lain, kalau aku masih diam disini aku akan membuatmu lelah. Istirahatlah, berani menyusul ku dikamar sebelah aku pulang kerumah ibu." Jawab wonwoo final. ia segera melangkahkan kakinya keluar dari kamar itu. Dan melangkah masuk kekamar yang lain.
Mingyu terdiam. Wonwoo sangat tidak jelas hari ini. Emosi mingyu masih naik-turun dibuatnya, jujur saja dia tak suka dengan sikap wonwoo yang seperti itu, jadi dia menelfon Sehun, teman jeonghan.
"Halo hyung?"
"....."
"Aku ingin datang ke club mu"
"....."
"Baiklah, aku berangkat."
Mingyu menutup telfon nya. Ia segera mengambil mantelnya, dan pergi beranjak keluar tak memperdulikan wonwoo. Pikirannya lelah ditambah dengan sikap wonwoo yang terlalu kekanakan. Menurut mingyu, dengan meminum beberapa tequilla dan beer bisa mengurangi rasa stress nya.
Wonwoo masih berkecamuk dengan fikirannya sendiri. Masalah seperti ini pasti ada, mengingat mereka berdua masih muda untuk membangun rumah tangga. Masalah kecil pasti menjadi besar.
Wonwoo menghembuskan nafasnya kasar. Ia mendengar suara mobil mingyu diluar, ia tak peduli sama sekali.
Hatinya hancur. Mana janji mingyu? Kalau wonwoo terus-terusan didiami seperti ini, yang ada berdampak buruk bagi kandungan nya.
Sudahlah, wonwoo sangat capek.
tbc dulu shay
-Kang Kathleén ✨
KAMU SEDANG MEMBACA
day by day (MEANIE)
Randomsequel of ; anotha chap of my life began since i met you. ( dimohon baca cerita itu dulu sebelum membaca ini.) " perjalanan hidup mingyu, wonwoo, dan juga kedua anaknya." - gender switch