NOREEN merasa berada di sudut ruangan yang cenderung gelap. Lalu perlahan kakinya melangkah maju ke depan. Saat beberapa langkah melajukan kakinya, dia baru tersadar bahwa dirinya sekarang berada di sebuah gedung yang dia sendiri sama sekali tak tahu sedang berada di daerah kota atau Negara Bagian mana.
“Where the fuck I am?” batin Noreen seraya memperhatikan sekeliling dengan wajah kikuknya tapi ia mencoba untuk memasang wajah datar seperti biasa.
Ada banyak kursi berderetan dengan orang-orang yang fokus saling bersahutan menyebut angka demi angka untuk mencapai kesepakatan demi mendapatkan barang yang mereka inginkan.
Noreen baru benar-benar menyadari bahwa dirinya sekarang berada di sebuah rumah pelelangan. Terdapat seorang pria berkepala plontos dengan busana yang formal berwarna hitam sedang berbicara di depan sebuah podium—sepertinya dia petugas pelelangan. Bahkan orang-orang yang ada di sini juga memiliki gaya berbusana mewah yang menunjukan bahwa mereka berasal dari kalangan kelas atas dan ada juga beberapa dari mereka memegang hewan peliharaan yang mahal. Anehnya orang-orang di sekelilingnya itu sama sekali tak menyadari keberadaannya saat ini, padahal ada seorang pria yang bertugas merekam kegiatan di dalam ruang pelelangan ini dengan menggunakan sebuah handycam di tangannya dan semakin aneh karena benar-benar tak menyadari posisi Noreen yang hanya diam mematung berada di belakang kursi seraya terpana memperhatikan berlangsungnya pelelangan tersebut. Lalu dia melirik sebuah layar monitor yang mungkin berukuran seperempat dari layar bioskop yang terdapat di depan para hadirin.
“Sekarang pindah ke item berikutnya. Nomor lot 7-7-7. Sepotong mahkota kerajaan dari Bethmoora.” seru sang petugas pelelangan untuk memperkenalkan lagi barang lelang selanjutnya.
Mata Noreen kemudian beralih memperhatikan beberapa petugas pelelangan membawa sebuah barang yang akan kembali dilelangkan. Potongan mahkota berwarna emas yang disebutkan tadi kini berada di hadapan orang-orang yang antusias memperhatikannya juga.
“Inilah dia, item kami selanjutnya.” seru lagi sang petugas pelelangan.
Tiba-tiba, terdengar bunyi petir yang menggelegar dan cahaya lampu seketika itu juga padam, sontak saja membuat orang-orang di dalam ruangan ini menjadi histeris. Hal tersebut membuat Noreen juga ikutan terkejut tapi dia berusaha untuk tetap tenang.
“Para hadirin. Tolong jaga posisi Anda, pelelangan akan dimulai kembali dengan cepat. Saya yakin ini hanya kehilangan dayanya sementara.” kata sang petugas pelelangan untuk menenangkan para hadirin.
Orang-orang di dalam ruangan ini kembali terlihat tenang dan duduk seperti semula setelah mendapat interupsi oleh sang petugas pelelangan.
Noreen kembali keheranan mengapa orang-orang ini sama sekali tak menyadari keberadaannya di ruangan ini. Sekedar menanyakan siapa dia atau apalah, tapi anehnya dia merasa ingin terus memperhatikan acara pelelangan ini walaupun menurutnya mulai terasa ada aura yang mengerikan di sekeliling ruangan ini.
Kemudian sang petugas pelelangan tersebut mulai beranjak dari podium seraya mendekat ke arah potongan mahkota dan kembali berseru. “Untuk pertama kalinya di pelelangan. Sepotong mahkota kerajaan dari Bethmoora. Datang dari jauh, sebuah budaya yang hilang.”
“Hilang?” tanya sebuah suara misterius dengan nada kesal. Suaranya terdengar cukup tegas dan berkarakter.
Seketika itu juga terdengar suara terkesiap para hadirin ketika muncul seseorang bertubuh tinggi sekitar enam kaki satu inch atau sekitar seratus delapan puluh lima sentimeter dengan kotak hitam berada di belakang punggungnya. Seseorang tersebut memiliki kulit putih pucat dengan rambut panjang berwarna senada dan sedikit corak pirang di bagian ujung. Dia menggunakan baju berwarna hitam dengan aksen merah di bagian perutnya dan bentuk telinga yang runcing. Lalu terdapat sebuah pedang atau mungkin tombak di belakang tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince Nuada Silverlance
FanfictionSpin-Off from Prince Nuada Silverlance, son of King Balor from Bethmoora. (Adaptasi dari film Hellboy II: The Golden Army) Prince Nuada kembali bangkit dari 'tidur panjangnya' setelah tepatnya kurang lebih sekitar sepuluh tahun yang lalu dia h...