WARNING : 21++
Naskah ini mengandung unsur sex yang dijabarkan dengan detil.
Yang belum cukup umur silahkan kembali lagi lain waktu.
William Edward Leandro
Dingin tapi bisa menikmati hidup.
Hidupnya sederhana sampai seorang gadis bernama Autumn Rhap...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sehari setelah kejadian pembakaran rumah karavan. Suasana rumah megah bercat putih milik Jackson Blackwell terlihat bertambah lengang.
"Aku tidak dapat melakukan apapun sekarang, Blackwell. Anak - anakku adalah pemilik saham mayoritas dalam kemitraan kita. Aku benar - benar minta maaf. Semoga kau mengerti. Aku tidak membicarakan ini di kantorku ataupun kantormu. Aku sengaja melakukan ini. Membicarakan ini di rumahmu karena aku ingin kau tahu, kau akan selamanya seperti keluarga bagi keluargaku. Anak - anakku, terlepas dari semua kejadian ini...mereka menghormatimu dan akan tetap menghormatimu sebagai orangtua mereka", ujar Ethan pada Jackson Blackwell yang terpaku.
Helaan napas panjang terdengar. Lalu Jackson Blackwell mengangguk. Dia menandatangani tiga buah surat penarikan hubungan kerjasama dari ketiga anak-anak Ethan Leandro. Jelas sekali Jackson Blackwell terlihat gemetar dan terpukul.
"Aku benar-benar meminta maaf atas semua kejadian ini. Aku akan berbicara pada William nanti malam. Tentang seluruh kerugian yang di timbulkan oleh anakku. Dan aku menjaminkan rumah ini beserta seluruh isinya untuk menutup semua kerugian itu. Dan...aku tidak akan mengeluarkan satu sen pun untuk menjamin anakku keluar dari sel, Sir. Sudah saatnya dia belajar tentang hidup yang sesungguhnya", ujar Jackson Blackwell.
Ethan mengangguk.
"Apa rencanamu setelah ini?", tanya Ethan.
"Aku akan menjual seluruh aset perusahaan dan mengajak istriku kembali ke Philadelphia. Kami akan membuka usaha di sana. Memulainya dari nol lagi. Kami pantas menerima semua itu sebagai hasil dari kegagalan kami mendidik Jonathan", ujar Jackson Blackwell.
