Inside (27)

54.1K 3.5K 302
                                    

Enjoy William

Sorry for the typos...

-----------------------------------------------

Peresmian caravan house berlangsung sangat meriah dengan bantuan semua orang. Proyek yang dikerjakan dengan jatuh bangun oleh Liam, Tuan Andres dan para pekerja akhirnya selesai dengan hasil memuaskan. Liam bahkan jauh hari sudah mengatur sendiri manajemen pemasaran untuk proyek itu dan proyek - proyek selanjutnya, yang akan tetap melibatkan Ayah Autumn di dalamnya.

Liam menghempaskan tubuhnya di ranjang. Melepaskan penat yang menderanya seharian ini. Angannya melayang. Begitu banyak masalah mendera keluarganya di balik segala kemudahan yang mereka punya. Dan semua cukup menguras tenaga seluruh anggota keluarga.

Liam menghela napasnya pelan. Mommynya baru saja mengatakan hal yang mengejutkan tentang jangan menunda lagi pernikahannya dengan Autumn. Dan Liam, di balik keterkejutannya, menyetujui hal itu. Tidak ada alasan lagi untuk menunda apalagi gadis itu bisa membuatnya gila dengan tingkahnya.

Bayangan Autumn berkelebat. Gadis yang selamanya akan membuatnya bertekuk lutut. Gadis yang jauh dari kata anggun tapi mampu mencuri hatinya dan seluruh anggota keluarganya.

Sekarang waktunya, menyerahkan semua pada Mommynya. Untuk mengurus sebuah pernikahan sederhana yang jauh dari jangkauan media. Dan membawa Autumn pergi ke sebuah tempat yang jauh dari jangkauan siapapun.

---------------------------------------------

Liam menggeliat. Mengusir silau yang menerpa wajahnya karena jendela dan tirai sudah terbuka lebar.

Sebuah lengan melingkari perut Liam. Gelang yang di pakai tangan itu membuat Liam tersenyum. Sejak kapan Autumn ada di sini?

"Aku tidak bisa bercinta. Aku ada janji dengan Mom untuk ke butik setelah sarapan".

Autumn beranjak.

Liam buru-buru menariknya dalam pelukannya.

"Mom bisa menunggu. Sekarang katakan padaku...kenapa kau bisa secantik ini?"

"Itu pertanyaan yang...aneh. Aku cantik sejak aku lahir". Autumn mengernyit heran.

"Hmm...apakah tidak ada operasi plastik?"

"Aku? Bisa makan tiga kali dalam sehari saja aku sudah sangat bersyukur. Lalu darimana aku bisa mendapatkan uang banyak untuk operasi plastik?"

Liam termenung.

"Aku tidak menjanjikan segala sesuatu akan mudah dikemudian hari. Tapi...aku menjanjikan akan selalu bersamamu bagaimanapun keadaan kita nanti". Liam berkata dengan raut wajah yang terlihat serius.

Autumn terdiam. Entah ini pembicaraan serius mereka yang ke berapa. Tapi, mendengar Liam mengucapkan kata-kata yang menenangkan seperti sekarang ini, lebih dari kesenangan dunia apapun.

"Menikahlah denganku." Liam berbisik.

Autumn tersenyum simpul. Mengangguk dan mencium bibir Liam dengan lembut.

"Baiklah. Mau bagaimana lagi? Aku...bersedia menikah denganmu". Autumn berujar sambil meluruhkan bahunya seakan dia pasrah akan takdir yang tak begitu menyenangkan.

Liam terbahak.

"Sekarang...buka kakimu untukku."

Autumn terkesiap. Dengan cepat dia beranjak dari posisinya.

"Tidak. Aku malas mandi lagi."

Liam menarik kaki Autumn hingga gadis itu kembali rebah di ranjang. Liam memegang kakinya kencang.

AUTUMN RHAPSODY ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang