Suara erangan dan desahan tertahan yang mengalun dari bibir Si Gadis seirama dengan desakan tubuh seorang lelaki yang sedang menghujam tubuhnya dari belakang. Peluh membasahi punggung gadis yang terkadang bergesekan dengan dada Si Lelaki. Tangan gadis itu dengan erat mencengkeram sprei tempat tidurnya. Kepalanya terkulai di atas bantal menghadap ke kiri. Ia sedang berbaring tengkurap di atas ranjangnya sementara lelaki itu memompa tubuhnya. Mencapai puncak kenikmatan dari kegiatan malam yang mereka lakukan.
Lenguhan panjang pun terdengar setelah sekian lama waktu berjalan. Sehun segera menarik diri dari tubuh Nara dan menjatuhkan tubuh atletisnya di samping gadis itu. Sambil terengah pelan, Sehun menjatuhkan tatapannya kepada Nara. Senyum miring tanda akan rasa puas yang menjalari sekujur tubuhnya terpatri di bibir lelaki itu. Melihat Nara kelelahan membuat perasaannya membuncah. Puas sekali rasanya.
"Besok Sora sudah pulang jadi ini adalah malam terakhir kita, Sayang. Kau tenang saja," Sehun berseloroh usai mendapati rengutan sebal di wajah Nara saat membalas tatapannya. Tawa renyah ia loloskan saat mendengar cibiran yang dilancarkan oleh Nara sebagai respon atas perkataannya.
Well, Sehun mengerti betul bahwa Nara pasti lelah karena harus memenuhi kebutuhan biologisnya selama beberapa hari ini terhitung sejak ia menghukum gadis itu tempo hari. Sebetulnya tidak setiap malam juga Sehun meniduri Nara. Ia hanya akan melakukannya ketika ingin. Dan kali ini Sehun ingin melakukannya karena esok hari Sora sudah pulang ke Seoul. Ya ... anggap saja ini malam ini sebagai ganti atas malam-malam selanjutnya yang tak bisa ia lewati bersama Nara di ranjangnya.
"Keparat," desis Nara sebal sambil menegakkan tubuhnya di atas ranjang. Tangan rampingnya mengais potongan pakaian yang dilepaskan oleh Sehun dari tubuh rampingnya.
Kekehan Sehun terdengar lagi, tapi kali ini terdengar lebih keras dari sebelumnya. Lelaki itu ikut bangkit dari posisi berbaringnya dan mengais pakaiannya sendiri. "Kau tahu, Kim Nara? Aku lebih suka mendengar makian dari mulutmu daripada tangisanmu." Sehun bangkit dari ranjang saat memakai celana piyamanya. Senyum miring masih enggan hilang dari wajah rupawannya.
Nara mendengus kasar sambil membaringkan tubuh lelahnya dan menarik selimut guna menutupi tubuhnya. "Kukira tangisanku adalah hal yang paling membuatmu bahagia maka dari itulah aku tak mau menangis lagi di depanmu karena aku tidak mau membuatmu senang." Nara mulai memejamkan matanya, hendak melanjutkan tidurnya yang terdistraksi oleh kehadiran Sehun di kamarnya tadi.
Sehun terbahak sebentar sambil memakai kaos hitamnya. "Percayalah, tangisanmu bagaikan pengantar tidur untukku. Tapi akhir-akhir ini tangisanmu terdengar memuakkan di telingaku. Aku rindu pada makian dan umpatanmu pada diriku."
"Oh, begitu?" Nara tergelak sambil membuka kembali matanya. Hazelnya terfokus pada Sehun dengan sorot penuh penghinaan. "Apa itu artinya aku boleh memanggilmu dengan sebutan 'Keparat' mulai sekarang?"
Tawa Sehun kembali pecah. Nara mendengus kemudian memejamkan matanya kembali.
"Boleh saja kau memanggilku begitu asal kau mengatakannya saat mood-ku sedang baik. Kalau kau berani mengucapkannya saat suasana hatiku sedang kacau, maka bersiaplah dengan hadiah yang akan kuberikan padamu sebagai balasannya."
"Terserah apa katamu. Aku tidak mau peduli lagi. Yang penting sekarang tinggalkan aku sendiri karena aku mau tidur dengan nyenyak. Besok aku harus sekolah." Nara menarik selimut semakin rapat ke dadanya lalu memiringkan tubuhnya, membelakangi Sehun.
Sehun tersenyum sinis sebagai balasan. "Baiklah. Aku juga sudah tidak tahan berada di sini lagi," dan melihat kebencian serta penghinaanmu padaku. Tapi paling tidak ini semua lebih baik daripada mendengar tangisan dan permohonanmu yang begitu menyesakkan dadaku.
![](https://img.wattpad.com/cover/110606353-288-k574665.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
C R U E L [EXO] (Publish Juga Di Dreame)
FanfictionKesalahan terbesar Kim Nara adalah mengagumi sosok Oh Sehun. Setelah tahu betapa buruk kelakuan Sehun, Nara menjadi muak dan memutuskan untuk tidak lagi memuja sosok rupawan itu. Namun, takdir seolah kejam mempermainkan kehidupan Nara. Beberapa tahu...