01

16.4K 1.8K 1.8K
                                    

Suara decitan sepatu yang beradu dengan lantai ruang olahraga SMA Hannam itu terdengar begitu jelas bahkan hingga radius beberapa meter dari ruangan itu. Siang ini ada sebuah pertandingan satu lawan satu antara Jung Jaehyun dan Kim Mingyu, dua punggawa tim basket sekolah elit itu. Mereka bertanding bukan tanpa alasan. Mereka bertanding demi seorang gadis.

Kim Nara.

Nara bukanlah sosok gadis paling diincar di sekolah. Dia bukan seorang queenka yang biasa diperebutkan oleh para murid lelaki. Nara hanyalah seorang murid biasa yang mudah bergaul dengan siapa saja. Sifatnya yang tomboy dan periang membuat semua orang nyaman bergaul dengannya. Nara cukup populer, tentu saja. Tapi itu bukan alasan yang cukup untuk membuat dirinya diperebutkan oleh murid-murid tampan seperti Jaehyun dan Mingyu.

Lantas, untuk apa kedua murid paling diincar di sekolah itu rela bertanding demi dirinya? Well, mereka punya alasan masing-masing.

Jaehyun menantang Mingyu untuk bertanding karena Mingyu hendak mendekati Nara. Bukannya apa-apa, Jaehyun hanya ingin mengetes si Ace tim basketnya itu perihal keseriusannya dalam mendekati gadis itu. Nara belum pernah berkencan dan memiliki kekasih sebelumnya, ia khawatir jika Mingyu hanya ingin main-main dengan sahabatnya. Apalagi sebelumnya Mingyu terkenal sering bergonta-ganti pasangan. Playboy.

Peluit panjang berbunyi, menandakan pertandingan itu sudah berakhir. Sorak-sorai para murid yang menonton pertandingan itu pun menggema, terutama teriakan dari para pendukung Mingyu. Mingyu melempar asal-asalan bola yang sedang dipegang olehnya sambil bersorak girang. Poinnya dan poin yang didapat oleh Jaehyun hanya berbeda tipis, tapi ialah yang berhasil memenangkan pertandingan.

Jaehyun mengumpat dalam hati. Wajahnya menunjukkan kekecewaan yang tidak ia tutup-tutupi. Sungguh, sebenarnya ia tidak rela jika Mingyu mendekati Nara. Bukan hanya karena ia takut Mingyu hanya main-main pada Nara, melainkan juga karena ia cemburu. Ya, Jaehyun menyukai Nara dan ia tidak sanggup membayangkan jika Nara menjalin kasih dengan orang lain.

Dengan senyum yang mengembang di bibirnya, Mingyu mendekati dan merangkul akrab bahu Jaehyun. "Jadi bagaimana, kau mengizinkanku untuk mendekati Nara, 'kan?"

Jaehyun melayangkan tatapan curiga pada salah satu teman dekatnya itu. "Kau serius dengan perasaanmu?" tanyanya.

Mingyu menghela napas lelah. "Apa perlu kubuktikan lagi bahwa aku memang menyukainya? Ayolah, Jaehyun! Percayalah padaku. Aku tidak main-main dengan perasaanku ini, oke? Aku benar-benar menyukai Nara."

Jaehyun masih menatap Mingyu sangsi.

Lagi-lagi Mingyu menghembuskan napas lelahnya. Ia menepuk bahu Jaehyun cukup keras dan meremasnya. Ia berujar, "Percayalah padaku, Jung Jaehyun! Kalau aku tidak serius dengan perasaanku, untuk apa aku meminta izin darimu yang notabene nya adalah sahabat Nara? Bisa saja aku langsung mendekatinya dan menyatakan perasaanku padanya, bukan? Aku lebih dulu meminta izinmu karena aku tahu kau selalu menjaganya dengan baik. Aku hanya ingin menghormatimu. Aku ingin kau tahu bahwa aku memang benar mendekatinya karena aku menyukainya, bukannya untuk sekedar main-main."

Jaehyun sibuk berpikir. Ya, kalau dipikir-pikir ini pertama kalinya Mingyu harus meminta izin terlebih dahulu untuk mendekati seorang gadis. Sebelum-sebelumnya, pemuda itu selalu mendekati dan mencampakan seseorang sesuka hatinya. Kalau Mingyu hanya ingin mencampakkan Nara di kemudian hari, untuk apa pemuda itu harus repot-repot meminta izin serta menerima tantangan darinya? Tidak masuk akal sama sekali, bukan?

Jaehyun menghembuskan napasnya pelan. Dengan sedikit tak rela, ia mengangguk. "Karena aku sudah berjanji sebelumnya, maka ya, aku mengizinkanmu mendekati Nara. Tapi ingat! Jika kau membuatnya menangis, maka bersiaplah tulang-tulangmu itu kuremukkan. Kau mengerti?"

C R U E L [EXO] (Publish Juga Di Dreame)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang