Sebelumnya...
Dan malam ini berakhir dengan canda tawa kami.
.
.
.
Chapter 3
Pagi ini aku bangun dengan kejutan yang luar biasa menjengkelkan. Se-ember air membasahi wajah ku. Dengan kaget aku bangun dan melihat Lucy. Dia menghela nafas dan menunjuk kearah jam. Aku menatap kearah jam dan menepuk jidat. Tanpa ba-bi-bu aku berlari kearah kamar mandi dan berteriak pada Lucy, "JANGAN ULANGI ITU LAGI LUCY!". Entah dia mendengarkan ku atau sudah lari keluar yang pasti dia tahu bahwa aku sangat marah.
.
.
.
Pukul 7.
Aku dan Lucy berangkat mengantar Wendy ke sekolahnya. Jarak antara sekolah ku dan Wendy tidak jauh, jadi aku bisa mengantarnya berangkat sekolah.Begitu sampai di depan pintu kelas, terdengar suara kursi berjatuhan. Dan....seperti biasa Gray dan Erza bertengkar. "BISA KALIAN HENTIKAN PERKELAHIAN KALIAN?" bentak ku tanpa pikir panjang. Dari depanku Gray membentuk huruf x dengan tangannya dan menyuruhku lari sejauh mungkin. Kemudian aku sadar apa yang aku lakukan. Membentak Erza, membentak Erza adalah sebuah kesalahan paling bodoh. Dan benar sekarang di melihat kearah ku dan mengejarku.
Aku memutari lantai 2 tempat dimana kelasku berada. Jarak kami terpaut beberapa meter. Namun, tiba-tiba bel berbunyi dan gawatnya Erza berlari lebih kencang untuk memukul ku!
.
.
.
Dalam 2 menit aku kembali menuju kelas. Kalian tahu apa yang terjadi bukan? Benar Erza berhasil menangkap ku..T-T (lebay thor :V). Aku bisa masuk ke dalam kelas tanpa hukuman karna Erza yang selalu membuat para guru ketakutan lebih dahulu. Aku mengambil tas ku dan duduk di kursi ku. Lucy memberi ku selembar kertas yang bertuliskan 'apa yang terjadi?'. Dengan cepat aku membalasnya 'tidak ada yang penting.'. Dia pun mengangguk dan kembali fokus pada pelajaran.Pelajaran kali ini membosankan. Yah...bagi ku semua pelajaran pasti terasa membosankan, kecuali olahraga.
Aku yang merasa bosan menatap ke arah jendela terus-menerus. Bagi ku, lebih baik hanya diam dan menatap langit dari pada harus mengikuti pelajaran."Natsu!"
Lamunanku buyar tepat setelah Mira-Sensei memanggil ku. "Maukah kau kerjakan soal di papan tulis?" Tanya nya dengan nada lembut. "Hai'." Ucap ku sambil berdiri. Tepat sebelum aku maju, Lucy memberi kan secarik kertas. Aku menatapnya dan tersenyum, aku maju ke depan dengan percaya diri dan berhasil menyelesaikan soal di depan. Tepat setelah aku kembali duduk, bel istirahat berbunyi. Mira-Sensei menutup pelajaran kali ini dan memberi PR yang luar biasa banyaknya."Arigatou, Lucy." ucap ku pada nya. Dia tersenyum dan mengulurkan tangannya. Aku hanya menatapnya bingung, lalu kuberi dia bolpain ku. Wajahnya tiba-tiba berubah masam. "Bukan ini! Kau tahu kan bahwa kertas bertuliskan tadi itu tidak gratis? Maka beri aku sebuah permen!" Ucap nya dengan nada memaksa. Aku memasang wajah kaget yang kemudian dibalas wajah menantang dari Lucy.
Baiklah aku merasa kalah. Setelah melewati sebuah perdebatan dengannya, aku mengajaknya menuju kantin untuk membeli lollipop dan beberapa roti (wih...Natsu kalah debat sama Lucy). Tepat setelahnya aku menabrak seseorang, Gajeel! Dia menarik sebelah alis sambil menatap ku. Kemudian menatap, Lucy. Dia melihat Lucy dengan wajah meremehkan yang membuatku kesal.
Tepat saat aku ingin menatapnya balik. Ada gadis berambut biru muda berjalan dari balik bahu, Gajeel. Le..Levy itu dia namanya. Biar ku beri tahu, Gajeel dan Levy adalah teman sejak kecil. Kalian tahu sifat mereka sangat berbeda. Gajeel cepat marah, sedangkan Levy sangat sabar.
Gajeel Redfox, laki-laki yang punya rambut hitam panjang. Sifatnya keras dan menjengkelkan. Levy McGarden, gadis pendek berambut biru muda. Sifatnya ramah dan penyabar. Berbeda sekali bukan? Yah meskipun begitu mereka terlihat akrab satu sama lain, keren bukan?
Kembali dalam cerita. Levy masih diam di samping Gajeel, hingga kemudian Lucy memanggilnya. "Kawai! Hei kamu, siapa namamu?" Ucap Lucy sambil mendekati Levy. "Levy McGarden. Anda sendiri?" Tanya Levy. "Lucy Heartfilia. Senang berkenalan denganmu!" Ucap Lucy dengan senang. Levy hanya mengangguk sambil tersenyum. Kemudian Lucy melirik ke arah Gajeel, dan menatapku, mungkin maksudnya 'siapa dia?'. Dengan agak malas aku menyebut namanya, "Gajeel Redfox."
"Oh, kalian berteman sejak kecil?" Tanya Lucy. "Kalau benar kenapa? Kau itu cuma anak baru!" Jawab Gajeel dengan nada kesal. Entah kenapa aku merasa kesal dan memukulnya. Tepat setelah itu dia membalas ku dan terjadilah perkelahian antar kami. Tidak lama kemudian ada bunyi peluit dari arah koridor. Aku melihat ke sana daaaan, ada ketua OSIS di sana. Aku mengumpat dan mengutuk diri ku dalam hati.
Semakin cepat dia berjalan semakin cepat dia tiba. Tepat saat dia sampai dia pun berteriak. "NATSU! GAJEEL! SUDAH BERAPA KALI KALIAN BERKELAHI?" Ucap nya, "hah...ayo ikut ke ruang OSIS!" Kami pun berdiri dan mengikutinya. Kemudian aku teringat tentang Lucy, aku membalikkan badan dan berkata, "kembalilah ke kelas. Bila ada yang menanyakan katakan saja aku di ruang OSIS." Sebelum disemprot amarah lagi aku segera berbalik dan meninggal kan Lucy.
Sekarang kami ada di ruang OSIS, baiklah ini perkenalan untuk yang ketua OSIS. Namanya Jellal Fernandez, laki-laki berambut biru dengan sebuah tanda? Tato? Atau apalah di mata kanannya. Jellal adalah teman kecil Erza, karna itulah mereka sama-sama galak.
"Natsu! Keberapa kalinya kau dan Gajeel berkelahi?" Tanya Jellal. "Hmm...67 atau 65 mungkin?" Jawabku dengan santai. Kulihat dengan jelas wajahnya memerah karena marah. Kemudian aku menunduk, dan dia mulai mengomel, "BAGAIMANA KAU BISA DENGAN SANTAI MENGATAKAN IT-" Ucapannya terputus karena pintu didobrak dengan keras. Ya..sekarang yang lebih parah muncul.
.
.
.
Bersambung...
.
.
.
.
.
Halo semua! Maafkan author yang lama update nya. Author sendiri juga sedang sibuk sama tugas sekolah dan acara sekolah yang menumpuk. Karna chapter ini dibuat dengan terburu-buru karna desakan dari teman, jadi chapter ini mungkin akan direvisi. Maafkan author ini sekali lagi.Sampai jumpa di chapter selanjutnya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Thank You My Lady [nalu fanfic]
FanfictionSLOW UPDATE! Natsu Dragneel, seorang murid SMA yang sangat pemalas dan hobi berkelahi. Entah memang takdir atau hanya kebetulan, ia bertemu dengan gadis yang sangat menjengkelkan. Namun karena permintaan dari orang tua nya, hidupnya menjadi kacau. ...