Chapter 7

178 17 4
                                    

Sebelumnya...
Masalah besok biar diselesaikan besok. Good bye hari menyebalkan.
.
.
.
Chapter 7...

Brak!

"NATSU!"

Gubrak!

SAKIT! Siapa sih? Pagi-pagi ngerusuh di kamar orang, teriak-teriak, bikin jatuh lagi.

"NATSU!"

"APAAN SIH?" Aku menatap kesal ke pemilik suara, ternyata Lucy. Aku terdiam kemudian menghela napas. Aku menarik selimut ku yang jatuh dan duduk di kasur. Lucy mengerjapkan mata dan mendekati ku, ikut duduk di sebelah ku.

"Kau tidak apa-apa, kan?" Lucy menyentuh kedua pipi ku. Dia menarik wajah ku, memaksa ku untuk menatapnya. Aku diam, tidak bergerak, menahan napas, dan menahan teriakan ku. LUCY NGAPAIN SIH?

"Aku baik-baik saja." Aku menepis pelan tangannya dari pipi ku. Aku bangkit dan mendekati lemari pakaian. "Kau mau ke mana?" Lucy bertanya. Aku mengangkat alis, kenapa kepo sih? "Mandi. Kau mau ikut?". "Enggaklah, bodoh!" Lucy berlari keluar dari kamar ku. Lha? Emangnya salah ku apa sih? (Berpikirlah sebelum bicara😫) Aku menggidikkan bahu dan berjalan ke kamar mandi.
.
.
.
"Kakak. Kemarin Kau kenapa, sih?" Wendy membuka percakapan saat sarapan. "Oh, hanya bertemu pengganggu di jalan.". Wendy menghela napas dan memijat dahinya. Hm, aku salah ya? "Pokoknya jangan sampai ada masalah yang rumit lagi, ingat itu ya!" Wendy mengingatkan ku. Lucy hanya menatap bingung ke arah kami. Kami melanjutkan sarapan dan berangkat sekolah.

Aku dan Lucy diam selama perjalanan. Tidak ada yang bicara sampai akhirnya kami tiba di sekolah. Ketika kami sampai di depan kelas, Erza melempar ku dengan kapur. Lucy cepat-cepat masuk meninggalkan aku dengan Erza yang tampak kesetanan. Aku menelan ludah dan tersenyum kecut. Hahaha... pagi-pagi kayaknya harus masuk UKS deh.

"APA YANG SUDAH KAU LAKUKAN?". Aku mengerjapkan mata, menatap Erza takut-takut. "A...Apa maksud mu, Erza?"."Kau cari gara-gara dengan murid Phantom Lord, ha?"."Mereka dulu yang salah!" Aku membela diri. Memang mereka yang salah, kan? Seenaknya saja bilang Fairy Tail payah! Memangnya dia siapa?

"Kenapa Kau berpikir begitu?". Gray bertanya di belakang Erza. Aku mendengus kesal. Ya iyalah kesal, orang yang dibahas musuh dan Gray bersikap seakan membela mereka. "Mereka bilang kalau Fairy Tail itu payah.". "APA?" Mereka berdua berteriak secara bersamaan. TELINGA KU SAKIT, BODOH!

Aku hanya mengangguk menjawab pertanyaan mereka. Memang begitu kok ceritanya. "Kau tidak bohong kan? Flame head?". "Buat apa aku bohong?". Saat kami sedang berbicara, terasa hawa panas di sekitar kami. Kami sontak menatap Erza. Kami-sama, tolong jangan sampai sekolah ini terbakar. Kalian tahu? Erza...Erza berapi-api sekarang!

Praaaang!

Terdengar suara seperti kaca pecah. Kami bertiga berbalik dan masuk ke kelas, salah satu jendela kelas pecah di lempar batu. Erza segera menghampiri jendela (yang nggak pecah lho ya) dan menatap ke luar. Aku dan Gray juga ikut menatap ke luar jendela. Tampak beberapa siswa dengan seragam berbeda, oh seragam itu...aku kenal! Phantom Lord!

Mau apa mereka ke sini? Apa masalah yang kemarin? Hoh, curang sekali mereka datangnya keroyokan. Tepat saat aku akan berteriak dan menghadapi mereka satu persatu, salah seorang dari mereka berteriak lebih dulu. Mungkin saja dia pemimpin kelompok itu. "FAIRY TAIL! KEMBALIKAN TEMAN KAMI!".

Aku, Gray, dan Erza saling tatap. Lho, ini bukan karena aku ya? Terus teman yang mereka bicarakan itu siapa? Memangnya ada yang dipaksa masuk sini? Aku menatap murid Phantom Lord dengan tatapan bingung kemudian berteriak, "WOY! YANG KALIAN MAKSUD SIAPA?". "HEH! KAU YANG KEMARIN KAN? KURANG AJAR KAU!". Aku mengacak-acak rambut ku. "IYA. KENAPA? MAU BERANTEM ULANG?". "BOLEH. SIAPA TAKUT?"

Bletak!

Erza melayangkan bogem mentah pada ku. Aku hanya meringis pelan sedangkan Gray tertawa. Aku menatap sebal ke arah Erza yang menatap ku tajam. Erza melayangkan tatapan tajam ke murid Phantom Lord. Mereka (murid Phantom Lord) bergetar ketakutan kemudian diam dan memasang wajah garang. Hebat sekali mereka merubah ekspresi.

"Nee, Natsu. Apakah yang mereka maksud gadis dengan rambut biru?" Lucy bertanya padaku. Aku menaikkan sebelah alis, gadis rambut biru? Memangnya ada? Aku tiba-tiba teringat sesuatu dan menyikut Gray. "TUNANGAN MU KAN PINDAHAN DARI PHANTOM LORD, ICE BREATH!". "BENAR JUGA!". Saat kami sedang bicara, gadis berambut biru keluar dari gedung sekolah menemui para murid Phantom Lord.

Itu...itu Juvia! Kenapa dia ada di sana? Aku memukul pundak Gray berkali-kali sambil menunjuk ke bawah. TUNANGAN MU DALAM BAHAYA! Gray tanpa ba-bi-bu lagi langsung melompat ke bawah lewat jendela. Aku melakukan hal yang sama dan menyusulnya. Dari atas aku mendengar suara Lucy dan Erza yang berteriak.

Kami menghampiri Juvia dan berdiri di sebelahnya. "Juvia sudah bilang kalau Juvia pindah atas kemauan Juvia!" Juvia berkata lantang pada pemimpin kelompok Phantom Lord. "Juvia! Kami tahu Kau pasti dipaksa pindah kan?" pemimpin mereka berkata. "Sudah Juvia bilang kan tadi?" Juvia mengotot pada pemimpinnya itu. Gray sedikit jengah pada murid Phantom Lord tersebut akhirnya bersuara. "Juvia sudah bilang itu kemauannya sendiri. Kenapa kalian malah memaksa?"

Juvia memandang takjub ke arah Gray. Mungkin karena merasa dia dibela oleh tunangan kesayangannya kali ya? (Emang sih -3-) "G...Gray-sama!" Juvia memeluk Gray erat, aku hampir tertawa melihat ekspresi Gray saat ini. Juvia sepertinya bisa menaklukkan Gray. Hahahaha!

"Argh! Sudah cukup! Juvia! Kau penghianat! Fairy Tail itu payah! Kenapa Kau malah bergabung dengan mereka?" Pemimpin mereka mengatakan hal itu setengah berteriak. Apa katanya tadi? Fairy Tail....payah? Ha? DIA MENGEJEK FAIRY TAIL ITU PAYAH? Sepertinya mereka cari mati.

Tepat setelah kalimat itu selesai terucap, salah satu kartu AS milik Fairy Tail keluar dengan amarah meluap-luap. Ya, siapa lagi sih? Tentu saja, ERZA!
.
.
.
Bersambung...
.
.
.

Jadi? Ngebosenin ya? Aku tidak bisa membuat konflik yang bagus, aku jadi bingung sendiri. Maafkan aku ya para readers ku.

Kalo ada yang mau ditanyain, tanyain aja. Entar aku adain 'Q & A'. Jadi biar kalian paham kenapa kok mereka jengkel banget sekolah mereka diejek-ejek. Author tu ternyata lupa ngejelasin tentang itu. Maaf ya, soalnya author gak pinter ngejelasin sesuatu.

Oke, lanjut chapter selanjutnya...


































Tungguin aja pokonya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Thank You My Lady [nalu fanfic]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang