Sebelumnya...
Ya..sekarang yang lebih parah muncul.
.
.
.
Chapter 4
Erza masuk dengan Lucy ke ruang OSIS. Dengan wajah marah Erza berjalan ke arah ku. "Natsu! Apa yang kau lakukan disini?" Ucap Erza. "Mencari hukuman." Balas Gajeel. "Aku tidak bertanya pada mu!" Ucap Erza sambil menghujamkan tatapan tajam. Gajeel menunduk ketakutan, aku hanya menatap heran. 'Bodoh! Menjawab Erza saat mengamuk itu berbahaya!' ucapku dalam hati. Tepat saat itu juga Erza mengangkat tinjunya dan mengarahkannya ke Gajeel, tapi sempat di cegah oleh Jellal."Erza, tolong jangan pukul siapapun, masalahnya bisa lebih buruk." Ucap Jellal. "Baiklah" seketika Erza melembut, "cepat selesaikan hukumannya terutama Natsu. Aku mendapat kelompok yang sama dengannya di IPA." Jellal mengangguk. "Lucy ayo kita kembali ke kelas." Ucap Erza. "H..Hai'" jawab Lucy gagap. Tak lama pintu ruang OSIS tertutup. Jellal akhirnya mulai berceloteh panjang lebar kesana-kemari. berpuluh-puluh, berratus-ratus, bahkan berjuta-juta kalimat Jellal kami dengarkan (#sipp alay thor..). Lima belas menit terlewatkan, Jellal mengakhiri nasehatnya dengan gebrakan meja. Jellal menyuruh aku dan Gajeel berbaikan dan kamipun berbaikan.
Kami diperbolehkan menuju kelas setelah menandatangani surat pernyataan. Tanpa ba-bi-bu aku berlari menuju kelas, tanpa mengetuk pintu aku langsung menuju ke Erza. "Natsu! Kau masuk kelas terlambat dan tidak mengetuk pintu. Apa yang sebenarnya kau lakukan?" Evergreen-Sensei bertanya. "Sensei, nanti ku beri tahu. sekarang aku sedang malas." Jawab ku. Evergreen-Sensei menghela nafas mendengar ucapanku kemudian menyuruhku untuk membantu Erza.
Ku dekati Erza dari belakang, aku melihat anggota kelompok ku yang lainnya. Ada Gray dan Lucy. "Hei Erza, kau bilang kau mendapat kelompok yang sama dengan ku itu kau memilih anggota kelompok mu?" Tanya ku penasaran. Erza mengangguk dengan mantap seakan-akan jawabannya adalah yang paling benar. Aku kembali menghela nafas lagi, kemudian memulai kerja kelompok.
.
.
.
Saat pelajaran berakhir, aku pergi ke ruang guru untuk menceritakan sesuatu pada Evergreen-Sensei. Aku benar-benar kaget saat sampai di luar ruang guru. Lucy berdiri di samping pintu dengan membawa payung. "Masih menunggu? Bukannya aku bilang pulanglah dulu?" Tanya ku bertubi-tubi. "Kau memang bilang begitu, tapi...kalau aku pulang duluan kau tidak bisa pulang." Jawabnya. "Maksud mu apa?"
"Em...kau ini Natsu. Apa aku harus mengatakan semuanya?" Jawabnya dengan kesal. Aku mulai menatap sekitar, diluar hujan. 'oh begitu, dia menunggu ku karena dia tahu aku tidak membawa payung. Baik sekali Lucy, tunggu dulu jangan terpesona Natsu.' aku bergelut dengan pikiranku sampai Lucy menepuk pundak ku."Sebaiknya kita pulang, Wendy pasti sudah menunggu di rumah." Ucap Lucy. Aku mengangguk dan berjalan keluar gedung sekolah, disusul oleh Lucy. Aku mengambil payung dari tangan Lucy dan memakainya. Aku menyiapkan tekad ku, kutarik nafas panjang dan berbalik pada Lucy. "A-ayo kita pu-pulang." Ucap ku terbata-bata. Lucy di depanku tertawa pelan. Aku hanya bisa kesal melihatnya, "Ja-jangan tertawa!". Dia mengangguk dan berjalan ke arah ku. Rasanya agak memalukan, berjalan dalam satu payung yang sama dengan perempuan. 'Benar-benar memalukan' ucap ku dalam hati.
.
.
.
Kami sampai di rumah sedikit terlambat. Benar apa kata Lucy, Wendy sudah menunggu di rumah. Wajahnya begitu ceria melihat kami pulang. "Kakak! Kak Lucy! Kalian lama sekali!" Ucap Wendy dengan kesal. "Maaf, tadi kami terjebak hujan." Jawab Lucy menenangkan Wendy. 'Bohong!' ucap ku dalam hati. Aku menghela nafas. Ku taruh tas sekolah ku di sofa dan melihat ke arah jam. Jam menunjukan pukul 6 sore."Hmm...bukannya ini waktunya makan malam? Kita belum masak apa-apa." Tanya ku. Wendy tersenyum dan berkata, "Hehehe....aku sudah memasak makanan untuk kita. Jadi kalian pergilah mandi setelah itu kita makan ok?" Aku dan Lucy tersenyum, kami mengangguk dan pergi ke kamar masing-masing. Tapi bukannya langsung mandi aku malah duduk di kasur. Aku masih mengingat perjalanan pulang tadi. 'Tadi itu benar-benar dekat! sangat dekat! Natsu jangan terpesona olehnya!' ucap ku dalam hati. Aku berfikir ada yang aneh dengan ku, hati berdetak sangat kencang tadi. Bahkan belum bisa kulupakan, cepatnya detak jantung ku tadi.
.
.
.
Bersambung...
.
.
.
.
.
Halo readers, maafkan author yang PHP ini. Kali ini ceritanya agak pendek maaf ya. Aku tahu betapa kecewwwwanya kalian sama aku (jih..alay). Tapi aku berusaha maksimal. Lusa nanti aku bakal update lagi jadi jangan khawatir. Maaf kan author kalo hari ini ceritanya agak jelek, nanti author edit deh.Makasih untuk kalian yang masih setia dengan cerita ini. Sampai jumpa di next chapter. Bye.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thank You My Lady [nalu fanfic]
Hayran KurguSLOW UPDATE! Natsu Dragneel, seorang murid SMA yang sangat pemalas dan hobi berkelahi. Entah memang takdir atau hanya kebetulan, ia bertemu dengan gadis yang sangat menjengkelkan. Namun karena permintaan dari orang tua nya, hidupnya menjadi kacau. ...