Dua

417 14 2
                                    

Kata orang hujan tidak pernah akur dengan kebahagiaan. Mereka selalu bertengkar tentang siapa yang lebih disukai. Tentang siapa yang menciptakan senyum diantara wajah-wajah lesu itu.

Namun bagiku, justru hujan yang menjadi alasan mengapa kebahagiaan datang. Seperti malam ini, ketika lelaki itu berdiri tepat dihadapanku. Tersenyum memandangku, sama seperti saat hujan mempertemukan kami.

"Mengapa jauh-jauh ke sini? Apa tidak dingin?" katanya sambil mengambil genggaman payung ditanganku lalu kami berjalan bersama. Aku hanya menggeleng, mempersilahkannya masuk ke dalam "payung"ku.

Lampu malam itu menemani kami menyusuri jalan. Menerangi beberapa langkah yang kami buat untuk melukis sejarah, atau mungkin hanya meninggalkan sedikit jejak kenangan.

Sepanjang jalan, mataku hanya selalu memandangnya, entah mengapa aku suka sekali memandangnya. Rasanya aku tidak akan pernah bosan walaupun harus memandangnya setiap hari atau bahkan setiap saat. Karna bagiku lelaki itu bukan hanya sekedar salah satu manusia yang memenuhi bumi. Dia mungkin payung yang memberikanku tempat untuk berteduh, atau bisa juga hujan yang kadang menghasilkan dingin yang terasa seperti menusuk tulang.

Yaaa, barangkali dia makhluk "paket komplit" yang diberikan Tuhan dalam hidupku.

Cerita KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang