Akhirnya ...

215 4 3
                                    

"Bukankah kelak kenangan akan lebih menyenangkan untuk diceritakan kembali?" katamu waktu itu.

Dan hari ini, kenangan itu kembali bersliweran di pikiranku. Hujan beberapa hari ini pun selalu membawaku kembali menujumu. Juga email yang tidak kunjung kau balas. "Sesibuk itukah? Atau memang tidak ada waktu lagi untuk menyempatkan diri membalas emailku?" Beberapa hari ini pertanyaan-pertanyaan jahat mulai menghantuiku. Aku diajak menerka-nerka hal-hal yang seharusnya tidak boleh aku pikirkan. Hingga pada akhirnya ...

Apakah kenangan seperti ini yang ingin kau buat bersamaku? Apakah kenangan seperti ini akan sanggup aku ceritakan kembali? Lalu yang seperti ini layak kau sebut kenangan?

Jika memang harus seperti ini, maka kau juga akan aku masukkan dalam "kenangan" yang sebenarnya aku tidak ingin sampai terkenang-kenang. Semoga semua tetap berjalan seperti biasa, seperti dulu. Aku dengan diriku, yang aku tidak tahu ke mana dia karena lupa menjaganya. Kamu dengan dirimu, yang aku juga tidak pernah paham bagaimana cara memahaminya.

~

Selamat tinggal, kamu (kau).

Semoga kelak kita akan bertemu lagi di saat dan waktu yang tepat. Dengan kabar yang menggembirakan dan keadaan yang lebih menggairahkan. "Jangan lupa jaga pola makanmu agar maagmu tidak semakin parah, dan jangan begadang terlalu sering. Badanmu bukan hanya milikmu saja."

~

Kutekan tulisan kirim dipojok kiri bawah.

Sekarang semuanya sudah selesai, yah anggap saja begitu. Cerita kita sudah berakhir. Dan ini adalah bagian yang terakhir.

Cerita KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang