Para karyawan telah berbaris rapi di depan lobby untuk menyambut kedatangan bos mereka. Tak berselang lama, sebuah mercedes benz S 500 L berhenti tepat di depan lobby, seketika membuat semua karyawan membungkukkan badannya.
Ketika pintu mobil terbuka, seorang pria yang memakai kemeja maroon menampilkan muka dingin nya membuat semua karyawan bergidik ketika mencuri-curi pandang meliriknya.
Terlihat jelas beberapa kerutan dan kantung mata di wajah rupawannya, karna sudah dua malam ini ia tak tidur, namun pria itu sangat pandai menyembunyikan ekspresinya, karena setibanya di bandara, Ia langsung menuju ke kantor untuk meeting projek barunya bersama investor lain.
Suasana yang hening, membuat suara langkah sepatu nya sangat terdengar jelas ketika ia memasuki lobby sehingga menambah suasana menjadi tegang.
"Selamat siang Tuan Davian.." sapa sekertaris pribadinya yang bernama Melda. Di kantornya, hanya ibu muda beranak satu itu yang mempunyai mental baja karena Ia sudah bertahan selama 1 tahun menjadi sekertarisnya. Ya, pria yang baru saja tiba itu adalah Davian Aditama Leander yang tak lain adalah pemilik Leander group.
Davian mengangguk singkat sebagai jawaban atas sapaan karyawannya. "Apa saja jadwal saya hari ini?" tanyanya sambil berjalan memasuki lift. Dengan cekatan Melda membuka note nya dan menyebutkan schedule dengan singkat, padat dan jelas, karna Ia sangat tahu kalau bosnya itu paling tidak suka dengan orang yang lelet yang akan membuang-buang waktunya.
--------------
Di tempat lain, disebuah rumah mewah yang kental dengan arsitektur Eropa, seorang gadis baru saja kembali ke alam sadarnya padahal waktu sudah menunjukkan pukul 1 siang."Huaaa.. " gadis itu menguap sambil merentangkan kedua tangannya ke atas. Ia merasa sangat mengantuk, pasalnya Ia baru saja tidur pukul 5 subuh dikarenakan semalaman dirinya movie marathon drama korea favoritnya.
Ia menyibakkan selimutnya lalu duduk di tepi ranjang. Ia akan duduk selama 5 menit sebelum Ia melakukan aktifitas lainnya dan itu sudah menjadi kebiasaannya sejak kecil.
Jika ditanya kenapa, maka Ia akan menjawab kalau dirinya sedang menunggu nyawanya terkumpul menjadi satu, jadi kalau Ia langsung melakukan aktifitas Ia takut ada beberapa nyawanya yang hilang karena bingung mencari raganya.
Setelah dirasa nyawanya sudah berkumpul semua, Ia pun bangun dari duduknya menuju kamar mandi. Langkahnya terhenti di depan meja rias, Ia memandang dirinya di cermin. "Ternyata gw seksi juga walaupun masih ileran.." ucapnya sambil terkekeh lalu melanjutkan kembali langkahnya.
15 menit kemudian..
"Huahhhh segerrrrr.." ucapnya ketika baru saja keluar dari pintu kamar mandi dengan handuk yang ia kalungkan di lehernya sambil sesekali digunakan untuk mengeringkan rambutnya.
Tok.. Tok.. Tok..
"Non.. Ini Bi Narti.." ucap asisten rumah tangga yang sudah 20 tahun bekerja disana."IYA BI.. SEBENTAR" jawab gadis itu agak berteriak dan berlari kecil menuju pintu kamarnya. "Ada apa bi?" tanya nya ketika Ia sudah membuka pintu kamar.
"Non mau makan apa? Biar bibi siapkan?" tanya Bi Narti dengan lembut.
"Mmm... Aku mau ma...." ucapannya terpotong ketika Ia melihat seseorang membawa koper dan menuju ke kamar di sebelahnya.
Gadis itu menyipitkan matanya mencoba mengingat siapa pemilik koper yang sedang di bawa itu. Setelah otaknya dipaksa bekerja dengan keras, akhirnya sebuah bohlam menyala di otaknya.
"Tunggu..!!" titahnya. Senyumnya mulai mengembang dan matanya berbinar-binar. "Kak Davian udah pulang??" tanyanya pada orang yang membawa koper itu yang tak lain adalah salah satu anak buah Davian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Honey Bee
General Fiction"Lo tu diciptakan dari apa sih? nyebelin banget!" "Dari tulang rusuk kamu" "Gw ga tertarik sama anak kecil" "Kamu tambah ganteng kalo lagi galak" "Akkhhh!!.. Dasar bocah aneh!!!"