Jangan lupa bintangnya^^
Happy Reading
------------Sepanjang perjalanan Ara terus memasang muka betenya sambil menyilangkan kedua tangannya di dada dan menatap ke luar jendela, sementara Davian sibuk dengan macbook nya.
Drrrttt.. Drrrrtttt..
"Ada apa?" tanya Davian ketika mengangkat ponselnya."Maaf pak, Bapak sedang dimana? Investor meminta untuk melanjutkan meeting tadi pagi" jawab Melda, sekertaris Davian. Meski lewat tlp, namun suara Melda dapat terdengar jelas oleh Ara.
"Alamat bakal di tinggalin.." gumam Ara sambil makin memanyunkan bibirnya. Davian menyadari kalau adiknya mendengar percakapannya, Ia melirik Ara yang memanyunkan bibir membuatnya terkekeh.
"Hari ini saya sudah ada janji. Atur ulang jadwal saya" ucap Davian lalu mematikan telponnya. Ia lalu melirik Ara. "Ga bakal ditinggalin" ucap Davian sambil terkekeh seolah tahu apa yang dipirkan Ara.
Setibanya di GI, Davian dan Ara langsung menuju resturant favorit Ara. "Aku mau beli es krim itu dulu" ucap Ara sambil menunjuk salah satu stand ice cream lalu berlari kecil kesana, sementara Davian melihat pameran mobil terbaru yang tak jauh dari sana.
1 menit
2 menit
.
.
5 menit
Ara yang sudah berada di antrian paling depan sejak tadi belum juga kembali. Davian pun menghampiri Ara. Terlihat adiknya itu masih saja menunggu di antrian paling depan. Anehnya, orang2 yang mengantri di belakangnya terus mendapatkan es krimnya.Seketika pembeli yang didominasi kaum hawa mendadak hening ketika Davian masuk ke antrian. Seperti melihat malaikat tampan, begitulah ekspresi mereka.
"Kamu bawa uang kan?" tanya Davian pada Ara yang sedang melihat penjual es krim dan di balas anggukan oleh Ara tanpa menengok.
"Mba nya sudah mau pesan?" tanya penjual es krim.
Ara menggeleng, dan menengok antrian dibelakangnya. "Kalian pesen aja" ucapnya. "Biar mereka pesan duluan aja mas.." ucapnya sambil senyum2 menatap mas2 itu.
Davian mengernyitkan dahinya. "Kamu jadi beli es krim?" tanya Davian pada Ara, dan di balas anggukan oleh Ara, lagi2 tanpa menengok.
"Es krimnya tinggal satu porsi, mba nya mau yang ini? " tanya penjual itu sambil menunjukkan cup terakhir. Ara hanya menggeleng sambil memandang penjual itu.
"Tapi nanti mba nya ga kebagian" ucap penjual itu.
"Duhh masnya perhatian banget si" ucap Ara sambil senyum2. Davian memandang Ara dan mencoba menganalisa pikiran adiknya.
"Ara ga beli es krim soalnya Ara belum makan nasi dari pagi,takut sakit perut.." jawab Ara. "Ara mau liatin masnya aja cz masnya ganteng banget.. " gubrak. Ucapannya membuat Davian speechless
Dan membuat para pembeli berbisik-bisik dan menatap Ara aneh.Dengan muka menahan malu, Davian menggiring Ara menjauhi tempat itu.
"Ihzz kak, emang aku kambing di geret gini!" Protest Ara Karena tangannya terus gandeng paksa.
"Urusan aku belum selesai kak.."
"Aku belum tau namanya.."
"Nanti kalau Ada cewek2 yang kenalan sama dia gimana? Kakak mau tanggung jawab kalau aku patah hati, frustasi, depresi nd bunuh diri?!!" Davian menghentikan langkahnya Dan menatap Ara.
Ditatapnya wajah adiknya dengan lekat, Ia seperti melihat replika dirinya. Bola mata, bentuk hidung dan bibir yang sangat mirip dengannya. "Mirip.." ucapnya lalu kembali melanjutkan jalannya sambil masih menggeret tangan Ara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Honey Bee
General Fiction"Lo tu diciptakan dari apa sih? nyebelin banget!" "Dari tulang rusuk kamu" "Gw ga tertarik sama anak kecil" "Kamu tambah ganteng kalo lagi galak" "Akkhhh!!.. Dasar bocah aneh!!!"